Jumat, 19 April 2024
Perguruan Tinggi

Pilar Penting Perekonomian Nasional, Digitalisasi UMKM Perlu Dilakukan

Pilar Penting Perekonomian Nasional, Digitalisasi UMKM Perlu Dilakukan

[Kanal Media Unpad] Sektor UMKM merupakan pilar penting dalam perekonomian Indonesia. Pemerintah sendiri terus mendukung penguatan sektor tersebut, salah satunya melalui digitalisasi UMKM. Sayangnya, masih ada UMKM yang belum memanfaatkan potensi digital tersebut.

Penjabat Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah mengatakan, di Tasikmalaya sendiri, kendala yang ditemukan adalah banyak pemilik UMKM notabene berasal dari generasi Y yang dinilai kurang gesit dalam menghadapi perkembangan global.

“Hal ini menjadikan kurangnya akses terhadap marketplace, kurangnya SDM yang mampu menggunakan marketplace, pemasaran yang masih manual dan mengandalkan promosi dari mulut ke mulut,” kata Cheka.

Hal tersebut disampaikan Cheka saat menjadi pembicara pada Webinar ”Menilik Potensi Ekonomi Melalui Peran UMKM Digital” yang digelar Program Studi Magister Ekonomi Terapan dan Magister Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Rabu (31/5/2023).

Mengatasi kendala tersebut, Pemkot Tasikmalaya mencoba memberikan solusi dengan melibatkan peranan generasi Z yang dinilai kompeten dalam mengakses teknologi informasi. Hal ini dilakukan agar UMKM di Tasikmalaya dapat bersaing di pasar global.

Islamic Ecosystem Solution Group Head PT Bank Syariah Indonesia Muhammad Syukron mengatakan, pandemi Covid-19 menjadi pemantik semangat agar masyarakat membiasakan diri ke dalam revolusi digital. Oleh karena itu, penting bagi UMKM untuk menyesuaikan diri dalam perkembangan teknologi yang mengikuti kebiasaan dari masyarakat. 

Hal senada juga disampaikan Manajer Regional Engagement Goto, Bapak Harris Riparev. Menurutnya, UMKM merupakan sektor yang menunjukan lanskap potensial untuk mengembangkan bisnis digital di Indonesia. 

Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan digitalisasi produk dari merchant pada berbagai platform online. Namun, penetrasi dari e-commerce sendiri masih terbatas karena baru hanya mencapai 35% dari keseluruhan pasar. 

“Oleh karena itu, masih diperlukan peran serta dari masyarakat dan pemerintah untuk bisa mempercepat digitalisasi e-commerce, termasuk dari UMKM,” kata Harris.

Pemerintah sendiri terus menggelorakan digitalisasi UMKM. Deputi Kewirausahaan yang merupakan perwakilan dari Kementeri Koperasi dan UKM RI Siti Azizah mengatakan, jika terus tumbuh, potensi ekonomi digital indonesia memiliki rata-tata kenaikan yaitu 15%. Angka ini merupakan terbesar di Asia Tenggara dan diperkirakan menghasilkan potensi sebesar Rp 5.400 T pada 2030.

Dosen FEB Unpad yang juga Staf Khusus Kementerian Keuangan RI TItik Anas, PhD, mengatakan, akses UMKM terhadap pembiayaan masih menjadi masalah. Meskipun tren kredit untuk UMKM mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, proporsi kredit UMKM Indonesia masih terbilang rendah dibandingkan dengan negara Asia Timur ataupun untuk level Asia Tenggara sendiri. 

“Perlu peningkatan literasi keuangan untuk mengatasi masalah tersebut, dengan target inklusi keuangan akan mencapai 90 persen di 2024 nanti. Tapi perlu diingat bahwa institusi keuangan bukan hanya terdiri dari industri,” kata Titik. (rilis)*