Sabtu, 20 April 2024
Perguruan Tinggi

Opini: Tanggapan Masyarakat Indonesia Tentang Kebijakan Pemerintah Fokuskan Tiga Isu Respon Dinamika Energi Global

Opini: Tanggapan Masyarakat Indonesia Tentang Kebijakan Pemerintah Fokuskan Tiga Isu Respon Dinamika Energi Global

Saat ini, keadaan lingkungan global semakin menggelisahkan, terutama dalam hal perubahan iklim yang semakin parah karena adanya peningkatan emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil. Salah satu cara untuk mengurangi dampak ini adalah dengan mengembangkan dan mengadopsi EBT (Energi Bersih dan Terbarukan) di seluruh dunia.

Sebagai negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara dan terletak di antara dua benua besar, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan EBT (Energi Bersih dan Terbarukan) yang sangat potensial. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki potensi energi terbarukan sebesar 442,4 gigawatt (GW). Potensi ini terdiri dari sumber energi surya sebesar 207,4 GW, energi angin sebesar 60 GW, energi hidro sebesar 75 GW, energi biomassa sebesar 100 GW, dan energi geotermal sebesar 0,9 GW.

Baca juga : Tim Robotika Universitas Teknokrat Indonesia Juara Kontes Robot Sepakbola Humanoid Wilayah I

Pemerintah Indonesia telah menetapkan Fokuskan Tiga Isu Respon Dinamika Energi Global sebagai upaya untuk mengantisipasi perubahan dinamika energi global yang tengah terjadi. Isu-isu tersebut meliputi peningkatan efisiensi energi, pengembangan energi baru terbarukan, dan pemanfaatan sumber daya energi domestik. Namun, bagaimana tanggapan masyarakat Indonesia terhadap kebijakan ini? Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya energi baru terbarukan semakin meningkat. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya komunitas dan organisasi yang fokus pada pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Selain itu, masyarakat juga semakin sadar akan pentingnya penghematan energi dan efisiensi energi baik di rumah tangga maupun industri.

Ada beberapa alasan mengapa penerapan Energi Baru Terbarukan perlu dilakukan di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Berikut adalah beberapa alasan tersebut:

1.Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Emisi gas rumah kaca ini menjadi penyebab utama perubahan iklim yang semakin memprihatinkan. Dengan mengembangkan dan menerapkan EBT secara luas di seluruh dunia, dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dengan signifikan.

2.Mengurangi Ketergantungan pada Energi Fosil
Sumber energi fosil memiliki keterbatasan dan semakin berkurang jumlahnya. Selain itu, kenaikan harga energi fosil juga menjadi masalah bagi negara-negara yang mengimpor sumber energi tersebut. Dengan mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT), negara-negara dapat mengurangi ketergantungan mereka pada energi fosil dan mengurangi anggaran yang diperlukan untuk impor energi.

3.Menghemat Sumber Daya Alam
Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) tidak hanya berkontribusi dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil, tetapi juga membantu menghemat sumber daya alam lainnya seperti air dan tanah. Sebagai contoh, pengembangan energi angin tidak memerlukan penggunaan air atau lahan yang besar, sehingga lebih ramah lingkungan.

4.Mengurangi Biaya Energi
Walaupun biaya investasi untuk pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) mungkin lebih tinggi, biaya operasional dan pemeliharaannya relatif lebih murah dan stabil jika dibandingkan dengan energi fosil. Secara keseluruhan, dalam jangka panjang, pengembangan EBT dapat membantu mengurangi biaya energi bagi masyarakat.

Namun, masih terdapat beberapa tantangan dalam pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia, antara lain infrastruktur yang belum memadai, keterbatasan pembiayaan, dan peraturan yang belum mendukung sepenuhnya. Selain itu, sebagian masyarakat masih menganggap energi fosil lebih murah dan lebih mudah diakses. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan program yang mendukung pengembangan energi baru terbarukan. Salah satu contohnya adalah program Kelistrikan Berkelanjutan 2015-2019 yang fokus pada pengembangan energi terbarukan, serta program Subsidi Solar Home System yang bertujuan untuk mendorong penggunaan panel surya di rumah tangga yang belum teraliri listrik.

Respons masyarakat terhadap kebijakan pemerintah terkait Fokuskan Tiga Isu Respon Dinamika Energi Global masih tergolong rendah. Banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami kebijakan tersebut dan belum terlibat secara aktif dalam pengembangan energi baru terbarukan.

Baca juga : Universitas Teknokrat Indonesia PTS Terbaik Luar Pulau Jawa Versi Times Higher Education

Oleh karena itu, peran aktif masyarakat dalam mendukung kebijakan pemerintah sangatlah penting. Masyarakat dapat terlibat dalam kampanye kesadaran energi, memilih produk yang ramah lingkungan, dan mengikuti program-program pengembangan energi baru terbarukan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Selain itu, pemerintah perlu meningkatkan efektivitas pendekatan dalam menyampaikan informasi dan manfaat dari pengembangan energi baru terbarukan kepada masyarakat. Kolaborasi dengan komunitas dan organisasi yang peduli terhadap lingkungan dan energi juga perlu dilakukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat.

Secara kesimpulan, pengembangan energi baru terbarukan merupakan langkah penting dalam menghadapi perubahan dinamika energi global. Meskipun masih terdapat tantangan dalam pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia, namun dengan kesadaran dan dukungan masyarakat serta kebijakan pemerintah yang lebih kuat, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. (*Dosen Teknik Elektro FTIK Universitas Teknokrat Indonesia).