Kamis, 25 April 2024
Perguruan Tinggi

Ini Gagasan Para Guru Besar Baru Unpad

Ini Gagasan Para Guru Besar Baru Unpad

[Kanal Media Unpad] Para guru besar baru Universitas Padjadjaran memaparkan gagasan singkat terkait kepakaran masing-masing pada acara Penyerahan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI tentang Kenaikan Jabatan Guru Besar. Acara diselenggarakan di Executive Lounge, Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Senin (5/6/2023).

Keputusan Mendikbudristek tersebut diserahkan secara simbolis oleh Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti kepada 16 guru besar baru. Satu guru besar dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prof. Dr. R. Arief Helmi, S.E., M.Si., berhalangan hadir sehingga diwakilkan oleh Dekan FEB Prof. Nunuy Nur Afiah.

Prof. Dr. Hj. Sinta Dewi, S.H., LLM.

Guru Besar bidang Ilmu Hukum Siber Fakultas Hukum Unpad Prof. Dr. Hj. Sinta Dewi, S.H., LL.M., mengatakan bahwa ia mendalami bidang Hukum Siber atau Cyber Law sejak tahun 2000, dan kini ia fokus di bidang hukum perlindungan data pribadi.

Prof. Sinta pun menjadi bagian dalam upaya Indonesia memiliki UU Perlindungan Data Pribadi. Menurutnya, Revolusi Industri 4.0 membuat data pribadi dapat diakses secara sembarangan.

“Saya akan terus memberikan literasi digital yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia terutama generasi Z dimana (mereka) kurang menyadari bahwa data pribadi kita itu sesuatu yang harus kita jaga,” ujar Prof. Sinta.

Prof. Dr. drg. Dewi Marhaeni Diah Herawati, M.Si.

Guru Besar pada Bidang Ilmu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kedokteran Prof. Dr. drg. Dewi Marhaeni Diah Herawati, M.Si. telah lama berkecimpung di bidang manajemen dan kebijakan kesehatan.

Dalam penelitiannya, Prof. Dewi mengembangkan makanan fungsional untuk mengatasi malnutrisi dan penyakit infeksi berbahan dasar ikan sidat. Makanan fungsional ini terbukti dapat meningkatkan tinggi badan anak stunting.

Prof. Dewi juga aktif memberikan rekomendasi pada pemerintah terkait pemberian nutrisi kepada masyarakat, khususnya anak-anak. Ia dan tim juga banyak berkolaborasi dengan pemerintah dalam upaya pencegahan stunting.

“Riset yang kami lakukan mudah-mudahan membantu pemerintah sebagai pengambil kebijakan untuk membuat suatu kebijakan yang rasional karena berdasarkan kepada evidence based,” ujar Prof. Dewi.

Prof. Dr. dr. Januar Wibawa Martha, Sp.JP., Sp.PD., M.HA.

Guru Besar bidang Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Prof. Dr. dr. Januar Wibawa Martha, Sp.JP., Sp.PD., M.HA. banyak melakukan penelitian dalam mengintervensi kardiovaskuler terutama terkait penyempitan pembuluh darah.

Ia mengatakan, saat ini mendapatkan perhatian lebih dari Kementerian Kesehatan mengingat penyakit yang mengakibatkan kematian terbanyak di bidang kardiovaskuler.

“Sehingga biaya untuk kardiovaskuler ini juga sangat besar, mungkin sekitar sepertiga dari BPJS,” ujar Prof. Januar.

Prof. Januar mengatakan pentingnya menangani berbagi faktor risiko kardiovaskuler. Untuk menanganinya tentu perlu kolaborasi dari berbagai bidang.

Prof. Dr. dr. Rudi Supriyadi, M.Kes., Sp.PD-KGH

Prof. Dr. dr. Rudi Supriyadi, M.Kes., Sp.PD-KGH pada Bidang Ilmu Penyakit Dalam/Ginjal Hipertensi Fakultas Kedokteran mengatakan pentingnya peran teknologi di bidang kedokteran, terutama dalam diagnosis dan pengobatan pasien.

Ia juga meyakini pentingnya kolaborasi berbagai bidang untuk membangun teknologi kedokteran.

Kolaborasi para Guru Besar juga diperlukan agar teknologi yang ada dapat membuat manusia dapat meningkatkan kualitas hiidupnya.

“Jadi bukan teknologi yang mengatur kita sebagai manusia, tapi teknologi yang kita pergunakan agar kita bisa bercermin ke diri kita sendiri sebagai manusia,” ujar Prof. Rudi.

Prof. Dr. Yuyun Hidayat, M.S.

Guru Besar pada biIdang Ilmu Bidang Pengendalian Mutu Statistika FMIPA Prof. Dr. Yuyun Hidayat, M.S. mengatakan bahwa bidang ilmu tersebut dapat diaplikasikan secara luas. Ia banyak mengaplikasikan ilmu tersebut di kota Bandung.

Berbagai penelitian yang Prof. Yuyun lakukan bersama tim di antaranya mengvaluasi model pendapatan di kota Bandung, mengevaluasi model pembangunan di Kota Bandung, mengevaluasi tingkat kebahagiaan di kota Bandung, mengembangkan metodologi toleransi beragama, dan mengembangkan metode ketahanan ekonomi yang diakui secara internasional.

Saat ini, Prof. Yuyun fokus untuk melakukan evaluasi pemerataan mutu pendidikan di Indonesia. “Lima tahun ke depan Insya Alllah saya akan melakukan suatu evaluasi terhadap mutu pendidikan di Indonesia,” ungkapnya.

Prof. Rani Maharani, S.Si.,M.Si., Ph.D.

Guru Besar bidang Ilmu Kimia Organik FMIPA Prof. Rani Maharani, S.Si.,M.Si., Ph.D. mendalami ilmu sintesis senyawa organik terutama sistesis senyawa peptida yang dihasilkan dari bahan alam. Ia melakukan sintesis peptida bioaktif di laboratotium untuk dapat dieksplorasi lebih lanjut.

“Saya disini biasanya mengembangkan metode sintesis bagaimana peptida-peptida bioaktif itu dapat disintesis di laboratorium. Kemudian hasil peptida yang sudah disintesis biasanya saya ujikan aktifitas biologinya baik itu untuk uji anti kanker, anti mikroba, anti oksidan, dan lainnya,” ungkap Prof. Rani.

Prof. Rani juga melakukan sintesis berbagai pengaruh dari peptida dengan harapan diperolehnya peptida yang jauh lebih aktif yang dapat dijadikan sebagai lead compound untuk kandidat obat atau lainnya.

Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc.

Guru Besar bidang Ilmu Data Sains FMIPA Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc. mengatakan bahwa pertumbuhan data dalam 20 tahun terakhir begitu cepat seiring dengan pernggunaan internet masyarakat. Pertumbuhan data ini memerlukan ahli yang mendalami data sains.

Berbagai penelitian telah ia lakukan, diantaranya terkait kondisi lingkungan dan ekonomi Indonesia setelah adanya Covid-19, kebijakan vaksinasi Covid-19, dan pengaruh youtuber terhadap pariwisata Indonesia. Saat ini ia juga tengah meneliti perilaku pemilih dalam perspektif data sains untuk Pemilu 2024.

“Banyak hal yang bisa kita lakukan dengan munculnya data-data besar sekarang ini,” ujar Toni.

Prof. Dr. Tomy Perdana, S.P., M.M.

Guru Besar bidang Ilmu Agribisnis Faperta Prof. Dr. Tomy Perdana, S.P., M.M mengatakan bahwa ia banyak melakukan kajian terkait sistem rantai pasok dan logistik pertanian. Sejak tahun 2000-an, ia dan tim telah banyak membuat model sistem rantai pasok yang diaplikasikan oleh sejumlah mitra.

Prof. Tomy juga meyakini bahwa sistem rantai pasok harus berkelanjutan, terutama mengingat Indonesia khususnya Jawa Barat rawan bencana. Kolaborasi multidisiplin juga perlu dilakukan, nasional dan internasional. Salah satu hasil kajiannya adalah sistem rantai pasok dalam situasi bencana, yang merupakan hasil kerja sama dengan sejumlah pihak.

Prof. Dr. Agus Susanto, S.P., M.Si.,

Guru Besar bidang Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Faperta Prof. Dr. Agus Susanto, S.P., M.Si., mengatakan bahwa ia banyak mengkaji mengenai permasalahan hama terutama lalat buah. Fokus penelitiannya saat ini adalah mengatasi permasalahan lalat buah pada gedong gincu hingga siap ekspor ke Jepang.

Prof. Agus pun meyakini bahwa penelitian harus dilakukan kolaboratif bersama peneliti lain dari berbagai instansi di Indonesia. Agar mangga gedong gincu tembus pasar Jepang, maka peneliti bangsa harus bersatu.

“Mudah-mudahan Unpad menjadi salah satu pemersatu bangsa dan menjadi inisiator goal-nya ekspor mangga ke Jepang,” ujar Prof. Agus.

Prof. Dr. Ir. Mieke Rochimi Setiawati, M.P.

Guru Besar bidang Ilmu Mikrobiologi Pertanian Faperta Prof. Dr. Ir. Mieke Rochimi Setiawati, M.P. mengungkapkan bahwa ia banyak beraktivitas di Laboratorium Biologi Tanah. Ia acap meneliti mengenai mikroba yang menguntungkan tanaman.

“Sebagian besar dari mikroba ini bisa menyediakan nutrisi, khususnya hara nitrogen, fosfor, dan sebagainya sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik atau mengefisienkan penggunaan pupuk anorganik,” jelas Prof. Mieke.

Prof. Mieke pun lebih memfokuskan diri pada pemanfaatan bakteri endofit sebagai pupuk hayati. Bakteri ini pun telah ia kembangkan dalam konsorsium pupuk hayati bersama tim menjadi formula yang diberinama Bion-Up.

Prof. Dr. Suryanto, S.E., M.Si.

Guru Besar bidang Ilmu Administrasi Bisnis FISIP Prof. Dr. Suryanto, S.E., M.Si. banyak melakukan penelitian terkait disrupsi teknologi, khususnya di bidang industri keuangan. Hal yang menjadi ketertarikan baginya adalah muncul berbagai perubahan di industri keuangan akibat perkembangan teknologi.

Salah satu hasil kajiannya adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan UMKM di era layanan keuangan berbasis teknologi.

Prof. Dr. Ria Arifianti, S.I.P., M.Si.

Guru Besar bidang Ilmu Manajemen Operasi FISIP Prof. Dr. Ria Arifianti, S.I.P., M.Si. mengatakan bahwa ia tertarik pada riset operasi yang menjadi fungsi dari Administrasi Bisnis. Salah satu kajian yang ia dalami adalah mengenai bisnis ritel.

“Memang bidang ini merupakan bidang baru di Administrasi Bisnis dimana menekankan tidak hanya menjual produk tetapi juga menjual jasa,” ujar Prof. Ria.

Prof. Dr. Mohammad Benny Alexandri, S.E., M.M.

Guru Besar bidang Ilmu Manajemen Keuangan Bisnis FISIP Prof. Dr. Mohammad Benny Alexandri, S.E., M.M. mengungkapkan bahwa ia sempat mengaplikasikan ilmu Manajemen Keuangan Bisnis saat menjadi tim ahli Jabar Juara di Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Prof. Benny juga melakukan riset di bidang teknologi finansial. Menurutnya, peluang dan tantangan di bidang teknologi finansial muaranya ada di literasi keuangan masyarakat yang belum merata.

Prof. Dr. Ir. Yuli Astuti Hidayati, M.P.

Guru Besar Prof. Dr. Ir. Yuli Astuti Hidayati, M.P. pada Bidang Ilmu Mikrobiologi dan Penanganan Limbah Peternakan Fapet menuturkan bahwa kegiatan riset yang selama ini ia lakukan mengenai mikroorganisme yang terkait dengan peternakan.

Lebih lanjut Prof. Yuli menjelaskan bahwa mikroorganisme dari limbah peternakan perlu diisolasi untuk mengendalikan mikroorganisme yang perannya negatif dan mengoptimalkan mikroorganisme yang perannya positif. Pemanfaatan mikroorganisme peternakan diantaranya sebagai pupuk kompos, biogas, dan probiotik untuk ternak.

Selain limbah peternakan, Prof. Yuli juga fokus pada pengolahan limbah rumah tangga. Ia berharap hasil penelitiannya dapat bermanfaat bukan hanya bagi peternak, tetapi masyarakat pada umumnya.

Prof. Irma Melyani Puspitasari, S.Si., Apt., M.T., Ph.D.

Guru Besar bidang Ilmu Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Prof. Irma Melyani Puspitasari, S.Si., Apt., M.T., Ph.D. menyampaikan salah satu hasil penelitiannya bersamma tim mengenai estimasi biaya pengobatan gangguan kesehatan jiwa di Indonesia.

Berdasarkan data Riskesdas 2018, diketahui bahwa 470 ribu orang mengalami skizofrenia, 19 juta orang menderita gangguan emosional termasuk gangguan depresi, bipolar, dan kecemasan.

Dari hasil penelitian yang ia dan tim lakukan, rata-rata biaya pengobatan per tahun per pasien dengan standar layanan rumah sakit untuk skizofrenia adalah Rp 3,3 juta per pasien, bipolar Rp 17, 9, depresi Rp 1,6 juta, dan gangguan kecemasan Rp 1,1 juta. Diperkirakan, total estimasi biaya langsung tahunan untuk gangguan kesehatan jiwa di Indonesia adalah sebesar Rp 87,5 triliun

“Mengingat tingginya prevalensi gangguan kesehatan jiwa di Indonesia dan juga tingginya biaya yang dibutuhkan, maka perlu adanya upaya dari pemerintah dan juga seluruh warga negara Indonesia untuk mengurangi prevalensi ganguan kesehatan jiwa,” ujar Prof. Irma. (arm)*