Jumat, 29 Maret 2024
Sekolah Menengah Kejuruan

Mengenang Hari Pahlawan, SMK Stella Maris Mengaktivasi Kreativitas Peserta Didik

Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Secara nasional, pengenangan akan perjuangan dan jasa para pahlawan amat historis. SMK Stella Maris Labuan Bajo mengadakan beberapa kegiatan untuk mengenang jasa para pahlawan sekaligus menguatkan semangat patriotisme. Sebagai lembaga pendidikan SMK Stella Maris termotivasi untuk mengambil semangat patriotisme dalam mengedukasi peserta didik. Hal itu direalisasikan dengan mengadakan apel pengenangan jasa pahlawan, lomba pidato dan pentas seni.

Kepala Sekolah, Bapak Ismail Surdi, Bapak Agus Jonta, dan Bapak Ferdi Gampur

Kegiatan tersebut dihadiri oleh seluruh warga sekolah, Yayasan, dan Pemerintah yang direpresentasikan oleh Kepala Bidang Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat dan Asisten III Sekda Kabupaten Manggarai Barat. Ada beberapa hal penting yang patut direfleksikan dari kegiatan tersebut

LOMBA PIDATO

Para peserta lomba pidato berpose bersama Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah

Kegiatan lomba pidato tingkat SMK Stella Maris Labuan Bajo dilaksanakan pada Selasa, 09 November 2021. Peserta yang berpartisipasi adalah murid kelas 10 dan 11. Masing-masing kelas mengutus satu orang murid untuk membawakan pidato. Tema utama dalam perlombaan pidato itu adalah Hari Pahlawan.

Para peserta yang berjumlah dua puluh delapan orang sangat antusias dan aktif dalam perlombaan. Mengapa lomba pidato? Hal pertama yang menjadi penekanan ialah penguatan literasi dan public speaking peserta didik. Tujuan tersirat dari perlombaan pidato tidak lain adalah mengarahkan para murid agar memiliki semangat dan referensi literatif yang mumpuni. Selain itu mengolah mental peserta didik ketika tampil di depan umum.

Membuat pidato mengandaikan adanya referensi yang memadai. Peserta didik akan diarahkan untuk membaca beberapa referensi agar wawasannya bertambah. Selain itu, menulis in se membutuhkan habitus membaca. Selain menulis, membawakan pidato juga membutuhkan kemampuan verbal yang pada dasarnya dibentuk dari habitus membaca dan menulis. Dengan demikian, verbalisasi atau lisanisasi pikiran dan ide peserta didik ketika membawakan pidato akan dilatih dan dibiasakan.

Kemampuan literasi dan verbal saja tidak cukup. Membawakan pidato amat membutuhkan pengolahan mental ketika tampil di depan publik. Figurisasi publik membutuhkan latihan dan pembiasaan dan locus “publik” menjadi wadah bagi para peserta didik dalam menambah pustaka empiris mereka. Wadah itu juga kontekstual dan relevan karena perlombaan pidato diadakan di depan para murid sendiri beserta para guru dan tenaga pendidik. Jadi, bukan soal kompetisi melainkan lebih substansial yaitu penguatan literasi dan latihan untuk public speaking.

PENTAS SENI APEL MENGENANG JASA PARA PAHLAWAN

Hampir semua lembaga pendidikan telah mengadakan pentas seni di satuan lembaganya masing-masing. Kelompok sanggar budaya dari SMK Stella Maris dipercayakan untuk membuat pentas seni yang dibawakan oleh peserta didik. Kegiatan itu didahului dengan apel untuk mengenang jasa para dan perjuangan para pahlawan.

Apel dalam rangka mengenang jasa para pahlawan

Semua warga Sekolah menggunakan pakaian adat daerah masing-masing dan pada umumnya menggunakan pakaian adat Manggarai. Hal ini merupakan bentuk enkulturasi pedagogis yang diedukasikan kepada peserta didik. Tersirat nilai kebhinekaan dari aktus tersebut.

Pentas Seni di awali dengan sambutan dari Bapak Ismail Surdi selaku Asisten III Sekda Kabupaten Manggarai Barat. Beliau memaparkan tentang Labuan Bajo sebagai daya tarik super premium yang tentunya harus memamerkan dan melestarikan budaya lokal. Kegiatan pentas seni SMK Stella Maris diapresiasi sebagai salah satu bentuk sumbangsih pelestarian dan publikasi budaya lokal yang niscaya menjadi pemantik visitasi wisatawan.

Kemudian sambutan dari Bapak Rofinus Ladjar selaku Wakil Kepala Sekolah. Beliau menegaskan tentang peran sentral lembaga pendidikan yang tentunya terus berubah dari zaman ke zaman. Zaman sekarang para guru tidak lagi menggunakan metode-metode pendidikan gaya lama melainkan menggunakan metode yang berorientasi dalam pengembangan diri sesuai kodrat peserta didik. Hal itu antara lain dilakukan dengan memfasilitasi dan membuka kesempatan dengan pentas seni dan kegiatan lainnya.

Setelah penyampaian sambutan kegiatan dilanjutkan dengan pentas seni. Ada beberapa tarian adat khas Manggarai yang dibawakan. Pertama, “Sae”, tarian adat Manggarai ini biasanya dilakukan oleh perempuan dan laki-laki di halaman kampung atau tempat tertentu yang telah disepakati bersama. Tarian sae lebih menonjolkan gerakan tangan daripada gerakan bagian tubuh yang lain.

Tarian Sae

Kedua, “Sanda”, sanda dilakukan dengan gerak jalan berbaris membentuk lingkaran, sambil menyanyi antara pria dan wanita. Tarian ini merupakan tarian khas orang Manggarai yang amat sering ditampilkan.

Ketiga, “Mbata”, mbata adalah salah satu acara budaya Manggarai yang dilakukan dengan sopan sambil menyanyi dan membunyikan gong dan tambur oleh pria dan wanita. Perempuan dan laki-laki duduk melingkar dan bernyanyi diiringi pukulan gendang dan gong.

Keempat, “Rangkuk Alu”, Rangkuk Alu merupakan suatu permainan dalam adat Manggarai. Dalam permainan ini, bambu akan disusun dan dimainkan dengan cara diayunkan seperti menjepit oleh beberapa orang. Salah satu atau dua dari pemain akan melompat-lompat menghindari jepitan dari bambu tersebut. Gerakan melompat-lompat itu dilakukan dengan gaya sambil menari. Tarian ini biasa dilakukan pada saat usai panen dan pada saat bulan purnama.

Kelima, “Ronda”. Ronda adalah tarian dengan gerakan berbaris secara teratur sambil bernyanyi secara bersama-sama dari rumah adat menuju keluar, atau dari luar menuju rumah adat atau tempat tertentu.

Keenam, “Danding”, tarian ini dilakukan dengan bernyanyi antara pria dan wanita dalam bentuk kanon yang berarti bergantian ada nyanyian solo dan ada bagian yang dinyanyikan secara bersama-sama, sambil berjalan membentuk lingkaran secara teratur dalam suasana suka cita.

Tarian Caci

Ketujuh, “Caci”, caci merupakan tarian dalam bentuk permainan yang dilakukan oleh kaum laki-laki. Permainan ini mengandalkan ketangkasan dalam memukul dan menangkis. Permainan ini menonjolkan keberanian dan persaudaraan.

AKTIVASI KREATIVITAS PESERTA DIDIK

Sebagai SMK Pusat Keunggulan ada beberapa program penting yang harus dilakukan SMK Stella Maris, antara lain realisasi Profil Pelajar Pancasila, Budaya Kerja, dan Gerakan Sekolah Menyenangkan. Ketiga komponen tersebut memiliki kaitan yang erat satu sama lain

Tesis dasarnya ialah satuan pendidikan yang menciptakan lingkungan belajar yang “nyaman” kepada peserta didik niscaya akan dapat mencapai kriteria ideal Pelajar Nasional. Legitimasi argumentasi tersebut dapat dibaca dalam Karya besar Psikolog Abraham Maslow tahun 1943 dengan judul “A Theory of Human Motivation”.

Dari gagasan Maslow, manusia memiliki hasrat bawaan, yaitu mengaktualisasikan diri. Pengaktualisasian diri manusia tertuju pada kodratnya yaitu menjadi apa yang mereka bisa sesuai kepribadiannya masing-masing. Untuk mencapai pengaktualisasian diri dibutuhkan beberapa hal penting dan itu tergambar jelas dalam hierarki kebutuhan manusia Maslow. Beberapa komponen penting itu antara lain rasa nyaman, penghargaan, dan cinta.

Dalam konteks pedagogis, para peserta didik mengarah pada hal itu, yaitu pengaktualisasian diri. Lingkungan sekolah menjadi wadah yang bisa saja mengarahkan dan bisa juga membelokkan pengaktualisasian diri peserta didik. Mengapa demikian?

Kembali ke hierarki kebutuhan Maslow, lingkungan Sekolah yang tidak bisa menciptakan rasa nyaman, rasa dihargai, dan rasa dicintai kepada peserta didik akan sangat tidak kondusif dalam pengaktualisasian diri. Sebaliknya, lingkungan sekolah yang berhasil merangkum ketiga kebutuhan manusia di atas akan mengantar peserta didik pada pengaktualisasian diri.

Menjadi catatan penting tentang pengaktualisasian diri peserta didik ialah pernyataan bahwa tidak semua manusia memiliki kemampuan yang setara. Ada yang mungkin memiliki kemampuan dalam bidang menari, ada yang bisa menulis, ada yang bisa berolahraga, atau ada yang membuat konten-konten tertentu. Memang ada standar absolut terkait hardskill dan softyskill, namun karakteristik keterberian yang ada dalam tiap pribadi tidak bisa diabaikan.

Kalau suatu lembaga pendidikan mengagungkan satu kriteria mutlak maka lembaga pendidikan tersebut bersifat otoriter karena dominasi struktural. Sedangkan lembaga pendidikan yang memberi ruang kepada masing-masing peserta didik dalam pengaktualisasian diri merupakan lembaga pendidikan yang demokratis dan libertis.

SMK Stella Maris Labuan Bajo merupakan SMK Pusat Keunggulan yang berusaha merealisasikan Gerakan Sekolah Menyenangkan kepada peserta didik. Para murid tidak lagi didikte dan dipaksa untuk mengikuti suatu kriteria absolut, melainkan difasilitasi dan diberikan kesempatan untuk mengembangkan dirinya sesuai pengaktualisasian diri terkait.

Peserta didik diarahkan pada lingkungan sekolah yang memberi mereka perasaan nyaman. Kenyamanan itu merupakan langkah awal untuk melihat sekolah sebagai home dan bukan melulu sebagai lembaga yang formalistik dan prosedural.

Berikutnya dalam learning process SMK Stella Maris tetap menegaskan nilai universal terkait kedisiplinan yang terungkap dalam Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja. Semuanya itu dilakukan secara rasional dengan merangkum program “roots” dari para guru bimbingan konseling. Dengan demikian, sekolah bukan hanya menjadi “rumah yang nyaman” tetapi menjadi miniatur realitas yang sekaligus memberikan penghargaan dan cinta kepada peserta didik. Hal itu terungkap dalam totalitas pedagogis yang dilaksanakan oleh SMK Stella Maris.

Lingkungan sekolah yang nyaman, memberikan ruang dan kesempatan kepada peserta didik dalam mengaktifkan kreativitas mereka masing-masing. Ajang perlombaan pidato dan pentas seni dalam mengenang jasa para pahlawan bukan sekedar momen anual. Tetapi lebih dari itu, ajang tersebut merupakan representasi niat dan usaha Sekolah dalam mendukung pengaktualisasian diri peserta didik.

Kreativitas tidak pernah akan lahir dari lingkungan yang dominatif dan sentralistik. Kreativitas selalu lahir dari lingkungan sekolah yang nyaman dan kondusif. SMK Stella Maris Labuan Bajo telah memulai untuk semakin mendukung kreativitas dan pengaktualisasian diri peserta didik. Namun, bukan tidak mungkin dalam proses tersebut ada banyak tantangan yang dihadapi.

Oleh karena itu, SMK Stella Maris sangat mengharapkan bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Mari, para murid SMK Stella Maris, para wali atau orang tua, Yayasan, dan Pemerintah kita bergandengan tangan dalam langkah untuk menyukseskan program ini, agar tercipta generasi bangsa yang berkualitas dan sejalan dengan tujuan pelajar nasional. Kami, pihak sekolah akan konsisten dan bekerja keras demi masa depan yang cerah dari anak didik kami.

Admin