Jumat, 29 Maret 2024
Sekolah Dasar

MEMPERKENALKAN REMPAH-REMPAH KHAS KALIMANTAN TENGAH MELALUI KURIKULUM MUATAN LOKAL SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN RASA BANGGA TERHADAP KEKAYAAN ALAM INDONESIA

MEMPERKENALKAN REMPAH-REMPAH KHAS KALIMANTAN TENGAH MELALUI  KURIKULUM MUATAN LOKAL SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN RASA BANGGA TERHADAP KEKAYAAN ALAM INDONESIA

Jurnal Sekolah Alam IKM Al Muhajirin Palangka Raya

Vol. 1 Edisi Nopember  2021 | Artikel Sekolah Alam Palangka Raya

Penulis : Muhammad Andi (Guru Bahasa Dayak & Pelestarian Alam)

Editor : Sri Widodianto

Abad 21 menuntut individu untuk lebih kreatif dan inovatif. Tuntutan ini memberikan dampak terhadap berbagai bidang kehidupan, tanpa terkecuali di bidang teknologi pangan. Munculnya berbagai macam inovasi merupakan bukti nyata dari tuntutan Abad 21. Inovasi yang hadir bukanlah tanpa sebab, melainkan untuk memenuhi kebutuhan.

Salah satu contoh produk inovasi di bidang pangan adalah produk rempah-rempah dapur. Inovasi produk rempah-rempah dapur merupakan sebuah kemajuan, hal ini dikarenakan produk yang dihasilkan bersifat praktis, ekonomis dan mudah didapat. Inovasi produk rempah-rempah ini adalah sebuah solusi untuk masyarakat yang cenderung sibuk dan tidak mempunyai banyak waktu terutama untuk beraktivitas di dapur yang disebabkan oleh  urusan pekerjaan ataupun urusan lainnya.

Berbicara mengenai rempah-rempah di dapur, erat kaitannya dengan keberadaan sosok seorang Ibu. Seorang Ibu sangat melekat dengan aktivitas/kegiatan memasak yang berhadapan langsung dengan rempah-rempah/bumbu dapur.  Kegiatan memasak yang dilakukan oleh Ibu dapat dilakukan dengan tujuan menyiapkan makanan untuk keluarga, untuk diri sendiri atau bahkan sekadar hobi. Terlepas dari semua itu, memang benar jika aktivitas memasak erat kaitannya dengan seorang Ibu.

Tinjauan edukasi, seorang Ibu memiliki peran sebagai edukator. Seperti kata pepatah “Ibu adalah guru sekaligus Universitas pertama bagi anak-anaknya”. Pepatah ini membernakan bahwa seorang Ibu memliki peran yang sangat besar untuk menjadi guru bagi anak-anaknya. Jika dilihat dari sisi edukasi, seorang Ibu dapat memperkenalkan dan mengajarkan anak-anaknya tentang rempah-rempah khas suatu daerah, tanpa terkecuali rempah-rempah khas Kalimantan Tengah.

Seperti yang kita ketahui, pada zaman sekarang dimana perempuan dalam hal ini adalah seorang Ibu memiliki persamaan gender (gender equality) yang menuntut kesetaraan hak terhadap laki-laki misalnya dari segi pekerjaan. Perempuan dapat bekerja seperti laki-laki misalnya bekerja di kantor, wanita karir, dan pekerjaan lainnya yang menuntut pekerjaan relatif sibuk. Tidak jarang kondisi ini membuat seorang Ibu tidak mempunyai waktu yang cukup untuk beraktivitas di dapur, misalnya memasak.

Akbiat adanya kondisi ini seorang Ibu lebih cenderung memilih sesuatu yang bersifat praktis dan hemat waktu untuk aktivitas memasak di dapur, misalnya menggunakan bumbu-bumbu praktis dan siap saji atau bahkan membeli makanan siap saji. Hal ini merupakan sesuatu yang sah-sah saja, menimbang sangat memberikan kemudahan. Masalah yang muncul, jika hal ini dilakukan terus menerus akan memberikan dampak negatif, misalnya terkikislah peran seorang Ibu sebagai edukator terutama mengenai masakan dan rempah-rempah di dapur. Dampak ini menyebabkan generasi muda tidak kenal dan tahu terhadap potensi lokal rempah-rempah daerahnya sendiri tanpa terkecuali generasi muda laki-laki ataupun perempuan. Kondisi ini sangat memprihatinkan, karena jika kita membaca sejarah Indonesia, rempah-rempah merupakan barang berharga selayaknya emas, bahkan Nusantara dijuluki sebagai “Pearl from East” karena kekayaan rempah-rempahnya. Guna mencegah hal tersebut, perlu adanya solusi alternatif yang bersifat solutif untuk tetap memperkenalkan rempah-rempah khas Kalimantan Tengah kepada anak-anak.

Sebelumnya, upaya memperkenalkan rempah-rempah juga banyak dilakukan misalnya dengan komik animasi, pameran dan sebagainya. Namun media ini kurang digemari oleh anak-anak sehingga motivasi belajar mengenal rempah-rempah sangat kurang. Salah satu cara yang dapat dijadikan solusi adalah melalui kegiatan edukasi rempah-rempah tersebut pada kegiatan pembelajaran di sekolah yang termuat dalam mata pelajaran secara khusus.

Memasukkan rempah-rempah dalam kurikulum sekolah dampaknya akan berbeda dengan mengenalkan hanya melalui media komik, pameran ataupun video. Berdasarkan hasil analisis kurikulum Muatan Lokal Kalimatan Tengah diketahui belum ditemukan materi khusus tentang rempah-rempah Khas Kalimantan Tengah. Jika rempah-rempah di dimasukkan dalam kurikulum sekolah, maka setiap sekolah wajib mengajarkannya dikelas saat pembelajaran berlangsung. Hasilnya pasti akan lebih maksimal karena siswa dapat belajar secara langsung dan dapat mengenal lebih dalam mengenai jenis rempah-rampah khas Kalimantan Tengah.

.Perlu adaobservasi, belum ditemukan pelajaran khusus tentang rempah-rempah ini pada pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu bagi anak-anak secara general. Guna mewujudkan hal tersebut, pembelajaran rempah-rempah ini dapat di selipkan atau dimasukkan kedalam pembelajaran yang berorientasi pada nilai kedaerahan atau lokal dan dalam hal ini adalah pelajaran muatan lokal atau yang dikenal dengan mulok.

Muatan lokal (Mulok) adalah sebuah mata pelajaran yang berorientasi pada kebudayaan dan kekhasan suatu daerah. Isi dari pembelajaran ini pada setiap daerah berbeda-beda dan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Seringkali didapatkan pembelajaran muatan lokal memperkenalkan tentang, cerita rakyat, tari-tarian, musik dan tokoh inspiratif dari suatu daerah. Tetapi belum pernah ditemukan konten buku yang menampilkan rempah-rempah khas suatu daerah. Hal ini akan sangat penting jika dimasukkannya rempah-rempah kedalam pembelajaran mulok, menimbang rempah-rempah merupakan sebuah kekayaan alam yang sangat berharga, unik dan merupakan salah satu 12 nilai kearifan lokal yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Kalteng No. 22 Tahun 2011.

Banyak sekali rempah-rempah khas Kalimantan Tengah yang harus diketahui oleh anak-anak atau generasi muda. Rempah-rempah ini tidak hanya untuk bumbu dapur atau khasiat obat semata, atau bentuk kekayaan alam Indonesia yang sangat tak ternilai, tetapi bagi masyarakat tertentu dijadikan sebagai sebuah hal sakral yang mempunyai nilai magis. Dengan mencantumkannya pembelajaran mengenai rempah-rempah khas Kalimantan Tengah dalam sebuah pembelajaran merupakan langkah yang tepat, hal ini sebagai upaya yang dapat digunakan untuk tetap konsisten dalam melestarikan kekayaan rempah-rempah Indonesia umumnya dan khususnya Kalimantan Tengah.