Sabtu, 27 April 2024
Perguruan Tinggi

Mahasiswa Arsitektur Unika Menangi Sayembara Desain Kawasan Religi Ampel

Mahasiswa Arsitektur Unika Menangi Sayembara Desain Kawasan Religi Ampel

Tim mahasiswa dari Prodi Arsitektur Unika Soegijapranata Semarang memenangi kompetisi desain kawasan religi Ampel Surabaya.

Tim yang terdiri dari dua mahasiswi semester 7 ini meraih peringkat 3 kompetisi Sayembara Design Kawasan Religi Ampel yang diselenggarakan oleh Krearture dan Pemkot Surabaya, pada Agustus 2022 lalu.

Mereka adalah Elliza Widya dan Jessica Caroline, keduanya mahasiswi Prodi Arsitektur Unika Soegijapranata angkatan 2019. Tim Unika menamai karyanya dengan sebutan “Wana Alit Ngampeldenta”.

“Pembukaan kompetisi sebetulnya sudah mulai dibuka 23 Juni 2022, namun kami baru mendaftar pada sepekan sebelum batas pengumpulan/deadline 8 Agustus 2022,” kata Elliza di kampus Unika Soegijapranata, Kamis 29 September 2022.

Dari sekian peserta, mereka lolos tahap berikutnya, sampai pada tahap 5 besar. Pada tahap ini keduanya diberi kesempatan untuk presentasi secara daring.

“Kami kemudian mendapat undangan sebagai finalis, lalu menyampaikan presentasi ulang di depan kepala daerah setempat (Wali Kota Surabaya) pada 23 Agustus 2022, atau ketika pengumuman pemenang,” ujarnya.

Adapun desain karyanya, berkaitan dengan kawasan Ampel yang memungkinkan kompleks tersebut bisa dimanfaatkan secara optimal sebagai kawasan wisata religi.

“Ada beberapa bangunan yang hilang, ada pula yang didesain ulang. Kami ingin melalui desain yang kami rancang, kawasan itu menjadi bermanfaat bagi pengunjung sekaligus masyarakat sekitar,” imbuhnya.

Sementara itu, menurut Jessica, Kota Surabaya lekat dengan perkotaan. Desain yang ia rancang diharapkan bisa memberikan sesuatu yang berbeda dengan menghadirkan hutan kecil di tengah kepadatan kota tersebut.

“Kami ingin menghadirkan konsep penghijauan dari rancangan kami. Ditujukan sebagai penunjang, dan sekaligus fasilitas kawasan Ampel, khususnya pengunjung,” sebutnya.

Secara kebetulan, ditengah proses kompetisi itu, pihak penyelenggara memberikan perpanjangan deadline. Sehingga memungkinkan mereka mendalami konsep yang sudah dirancang sebelumnya.

“Dalam desain tersebut, kami tetap menghadirkan ruang untuk pelaku UMKM, museum, pendidikan, pameran hingga perkantoran. Tantangannya bagaimana menata banyak bangunan yang ada dalam satu kawasan,” jelasnya.

Sebulan berikutnya atau pada 24 September 2022, tim ini juga menjadi pemenang atau masuk finalis Sayembara Monumen Reog, dengan judul karya “Singo Mandala”.

Sayembara tersebut diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga bersama Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Timur.

Tim ini menghadirkan desain monumen secara lebih modern dan simbolik, tanpa meninggalkan nilai sejarah yang melekat pada kesenian khas Ponorogo tersebut.

“Untuk yang di Ponorogo juga tantangan baru, karena selama ini arsitektur identik dengan mendesain kawasan atau bangunan. Sedang yang ini, lebih ke monumen,” ungkapnya.

Sekretaris Program Studi Arsitektur Unika, Gustav Anandhita MT menyatakan, pihaknya memang mendorong mahasiswanya untuk aktif mengikuti berbagai penyelenggaraan/perlombaan terkait dengan bidang keilmuan arsitektur.

#https://www.suaramerdeka.com/pendidikan/pr-044960663/mahasiswa-arsitektur-unika-menangi-sayembara-desain-kawasan-religi-ampel?page=all