Jumat, 26 April 2024
Sekolah Menengah Pertama

Menjaga Semangat Perjuangan Guru demi Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas

Menjaga Semangat Perjuangan Guru demi Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas

Peringatan Hari Guru setiap tanggal 25 November tidak lepas dari sejarah terbentuknya organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Sebelumnya, pada masa penjajahan Belanda, cikal bakal organisasi itu bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang dirintis tahun 1912. Selain PGHB, ada pula berbagai organisasi guru lainnya dengan latar belakang, paham, dan golongan yang berbeda.

Dalam perjalanannya, organisasi-organisasi guru tersebut bersatu dan bersepakat mengubah nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). PGI tidak hanya berjuang demi perbaikan nasib serta kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tapi mengarah pada upaya meraih kemerdekaan melalui perjuangan intelektual. Hingga akhirnya, setelah merdeka, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dalam kongres tanggal 25 November 1945 di Surakarta.

Dari bentang sejarah terwujudnya PGRI, maka peringatan Hari Guru memiliki nilai-nilai historis bermuatan perjuangan, dedikasi, dan komitmen pengabdian untuk memajukan pendidikan bangsa. Semangat dan kontribusi para guru pada masa kolonial telah berhasil mendorong bangsa ini untuk meraih kemerdekaannya.

Setelah kemerdekaan itu tercapai, bukan berarti perjuangan bangsa langsung berhenti. Kemerdekaan harus tetap dipertahankan dan diisi dengan pembangunan di segala aspek kehidupan bangsa.

Bangsa Indonesia memang tidak lagi berjibaku melawan para penjajah yang menenteng senjata api. ‘Musuh bersama’ bangsa Indonesia telah bertransformasi menjadi “kebodohan, kemiskinan, dan krisis karakter (akhlak)” di berbagai lini kehidupan. Karena itu, semangat perjuangan guru harus tetap dijaga demi mengentaskan bangsa ini dari berbagai ‘musuh bersama’ tersebut.

Di sisi lain, pendidikan yang berkualitas adalah jawaban atas masalah kebodohan, kemiskinan, dan krisis karakter yang mengancam bangsa. Dan guru sebagai ujung tombak pendidikan, merupakan salah satu variabel yang menentukan kualitas pendidikan bangsa.

Karenanya, guru harus senantiasa meningkatkan kapasitas diri guna menjawab berbagai tantangan perubahan dan dinamika zaman. Guru yang rajin mengasah wawasan dan kemampuannya dapat menjembatani kesuksesan kebijakan dan program-program pendidikan dari pemerintah serta menjawab tatangan dunia pendidikan. Muaranya, kualitas pendidikan bangsa pun dapat terangkat baik secara kualitatif maupun kuantitatif,

Kebijakan dan program-program pendidikan boleh saja berubah-ubah atau dimutakhirkan dari waktu ke waktu. Namun, gurulah yang akan menentukan keberhasilan setiap kebijakan atau program pendidikan tersebut dalam ranah praksis dan implementasinya.

Untuk itulah, pengelolaan pendidikan semestinya selalu dioptimalisasikan dan diaktualisasikan sebagai sebuah proses memanusiakan manusia. Pendidikan harus mampu memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani dan rohani—sebagaimana pemikiran luhur Ki Hajar Dewantara tentang proses pendidikan.

Akhir kata, segenap keluarga SMPIT Masjid Syuhada mengucapkan Selamat Hari Guru 2022. Mari satukan tekad dan berjuang bersama untuk memajukan pendidikan bangsa![]