Sabtu, 27 April 2024
Perguruan Tinggi

Tips Menulis Berita Bahasa Inggris ala Editor Profesional

Tips Menulis Berita Bahasa Inggris ala Editor Profesional

Kepala Unit Komunikasi Publik (UKP ITS) Dr Rahmatsyam Lakoro SSn MT (kiri) dan Andre Arditya (kanan) dalam Pelatihan Penulisan dan Editing Berita dalam Bahasa Inggris, Minggu (5/3)

Kampus ITS, ITS News – Demi meningkatkan kemampuan jurnalistik di lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Unit Komunikasi Publik (UKP) ITS menggelar Pelatihan Penulisan dan Editing Berita dalam Bahasa Inggris. Berikut tips yang dipaparkan oleh Editor Jakarta Post, Andre Arditya.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan Minggu (5/3), Andre mengungkapkan bahwa ada tiga poin penting yang perlu diperhatikan dalam menulis berita bahasa inggris. Tiga poin tersebut adalah kelayakan, terjemahan, dan penyuntingan berita.

Andre menuturkan bahwa setiap reporter harus dapat menentukan kelayakan suatu berita. Bagian terpenting dari kelayakan itu bergantung pada besar dampak tulisan bagi audiens. “Makin banyak orang yang terpengaruh, makin besar pula nilai dari berita tersebut,” paparnya.

Berbicara mengenai audiens, editor The Jakarta Post itu mengatakan bahwa setiap media memiliki target audiens yang berbeda. Contohnya, kejadian di Bali tidak akan dihiraukan oleh media Jawa Pos karena target audiens mereka adalah masyarakat yang berada di Pulau Jawa.

Peserta Pelatihan Penulisan dan Editing Berita dalam Bahasa Inggris yang dilaksanakan di Ruang Sidang Utama Rektorat

Lebih lanjut, pria berkacamata itu menerangkan bahwa mayoritas berita dibungkus dengan sebuah konflik atau kejadian. Pasalnya, dalam satu berita, akan ada dua kubu yang memiliki perbedaan pendapat. Makin tinggi konflik suatu berita, makin tinggi pula nilai dari berita tersebut. “Namun, tidak dapat disangkal bahwa ada berita yang mempertimbangkan hal lain selain konflik, contohnya launching produk,” tegasnya.

Di samping itu, Andre menuturkan bahwa sebuah redaksi harus menentukan tujuan dari penerjemahan teks berita. Beda target audiens, berbeda pula cara media menyampaikan isi berita. “Redaksi yang baik harus mengetahui unsur utama dari suatu terjemahan berita, yakni audiens, jenis, serta tujuan berita,” jelasnya.

Andre menambahkan bahwa akurasi terjemahan haruslah presisi, tidak mengandung argumen pribadi, mudah dipahami, serta autentik. “Meskipun menggunakan penerjemah, media harus mempertahankan makna dari isi berita yang ditulis,” imbuhnya.

Selain itu, reporter juga dituntut untuk menyesuaikan tone dan gaya bahasa yang sesuai dengan target audiens. Dengan begitu, pembaca tak akan menyadari bahwa berita tersebut merupakan hasil terjemahan. “Konsistensi tone yang digunakan juga perlu diperhatikan,” cakapnya.

Foto bersama pemateri sekaligus peserta pelatihan di Gedung Rektorat ITS

Melalui pelatihan ini, Andre berharap para peserta dapat terus menekuni dan membaca media lain. Pasalnya, tulisan yang bagus hanya bisa didapat ketika kita rajin membaca. “Hal ini harus dilakukan agar media mampu menyesuaikan bahasa seiring dengan perkembangan zaman,” tandasnya mengakhiri. (*)

 

Reporter: Thariq Agfi Hermawan
Redaktur: Erchi Ad’ha Loyensya