Rabu, 15 Mei 2024
Sekolah Menengah Kejuruan

Lounching Teaching Factory SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta

Lounching Teaching Factory SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta
  1. Latar Belakang

Pada saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan dengan permasalahan yang serius yaitu tidak terserapnya lulusan SMK oleh industri. Dalam UU No. 20 tahun 2003, bab 2, pasal 3 sudah dirumuskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Merujuk pada fungsi pendidikan di atas, maka peningkatan keahlian sumber daya manusia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendidikan harus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang tepat agar yang dihasilkan benar-benar bermutu dan kompeten serta bisa bersaing dalam dunia global.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahan SMK adalah lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan kompeten di bidangnya harus bisa selaras dengan kebutuhan dunia industri untuk bisa bersaing. Oleh karena itu peningkatan sumber daya manusia (skill/keahlian) harus menjadi prioritas utama dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya.

Rendahnya kualitas lulusan SMK dapat berakibat produktivitas tenaga kerja menengah yang terampil di dunia industri semakin terpuruk. Kepercayaan dunia industri semakin berkurang sehingga lulusan yang terserap juga sedikit. Banyak faktor yang menjadi penyebab baik internal maupun eksternal, diantaranya adalah kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, kurangnya biaya pendidikan, kurangnya kinerja guru, dan rendahnya kualitas guru.

Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat SMK tidak siap dalam menghasilkan lulusan yang berkualita, seharusnya SMK dalam pelaksanaan pendidikannya mengutamakan pendidikan skill para siswanya. Untuk mencapai hal tersebut SMK harus memprioritaskan pengembangan sistem pendidikan yang berorientasi pada peningkatan lulusan yang benar-benar profesional, memiliki etos kerja, disiplin, dan berkarakter. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka pendidikan yang paling sesuai adalah pendidikan yang berorientasi pada dunia industri. Oleh karena itu SMK harus bisa mencari satu model pembelajaran yang tepat, dan sesuai dengan harapan dunia industri. Salah satu model pembelajaran yang cocok adalah dengan menerapkan teaching factory dalam proses belajar di SMK.

Program teaching factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran yang sudah ada yaitu, competensi based training (CBT), dan production based training (PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya. Untuk menghasilkan produk yang sesuaidengan tuntutan dunia industri (pasar/konsumen). Teaching factory merupakan model pembelajaran yang berorientasi kepada bisnis dan produksi. Aplikasi program teaching factory adalah dengan cara memadukan konsep bisnis dan pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan, misalnya pada kompetensi tata kecantikan kulit melalui kegiatan perawatan rambut dan wajah, rias pengantin yang dikerjakan oleh siswa.

Sebagai perwujudan nyata/implementasi dari program teaching factory SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta menerapkan konsep teaching factory dalam kegiatan pembelajaran sekolah. Untuk mendukung program ini SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta bermitra dengan:

  1. Fave Hotel
    1. Butik Lui
    1. Agus Sablon

Dalam penyelanggaraan kegiatan teaching factory melibatkan guru dan siswa. Melalui metode ini siswa dan guru mendapat pengalamn langsung karena didampingi oleh instruktur yang sudah berpengalamn dari pihak industri.

Program teaching factory merupakan langkah positif yang ditawarkan oleh pihak SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta kepada siswa dan orangtua/wali murid untuk mengembangkan jiwa enterprener, dengan harapan siswa lulusan SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta dapat langsung masuk dunia kerja.

B.    Visi dan Misi Unit Kerja Teaching Factory

 

  1. Visi

“Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan mampu bersaing di

dunia kerja didasari akhlak yang mulia”

  • Misi

Menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan dengan prinsip mengembangkan kemampuan secara profesionalisme, memiliki optimalisasi kerja sama dengan industri dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan, yang berdaya saing lebih optimal.

 

C.    Maksud dan Tujuan

 

Implementasi program teaching factory di SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta merupakan kegiatan pembelajaran dimana para siswa secara langsung melakukan kegiatan produksi baik berupa barang maupun jasa di dalam lingkungan sekolah. Barang atau jasa yang dihasilkan memiliki kualitas sehingga memiliki nilai jual dan diterima oleh masyarakat atau konsumen.

Adapun yang menjadi tujuan program teaching factory di SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta adalah sebagai berikut:

  1. Meningkatkan kompetensi lulusan
  2. Meningkatkan jiwa interprenership lulusan
  3. Menghasilkan produk barang atau jasa yang memiliki nilai tambah
  4. Meningkatkan sumber pendapatan sekolah
  5. Meningkatkan kerja sama dengan indusatri atau dunia bisnis yang relevan

D.    Rencana Pelaksanaan

 

Pelaksanaan program teaching factory di SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta, mengaplikasikan kegiatan pembelajaran dan kegiatan produksi secara seimbang sehingga siswa memiliki bekal pengetahuan dan skill yang memadai untuk menghadapi dunia kerja yang semakin ketat persaingannya. Bidang-bidang kegiatan teaching factory di SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta adalah sebagai berikut:

  1. Bidang Jasa Boga

Bidang bisnis jasa boga yang akan dilaksanakan di SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta adalah layanan makan dan minum untuk siswa dan masyarakat sekitar sekolah.

  • Bidang bisnis busana

Bidang bisnis produk busana yang dilaksanakan di SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta yang berkaitan dengan program keahlian tata busana yaitu pembuatan  produk bedcover.

  • Bidang produk DKV

Bidang bisnis produk DKV yang dikembangkan di SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta adalah produk kaos olah raga dan kaos premium.