Rabu, 01 Mei 2024
Perguruan Tinggi

Makna Halalbihalal, Rasa Saling Memaafkan, dan Bersyukur

Makna Halalbihalal, Rasa Saling Memaafkan, dan Bersyukur

Umsida.ac.id – Momen bermaaf-maafan pada kegiatan Halalbihalal Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) pada perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 H (16/04), ketua Badan Pembina Harian (BPH) Umsida yakni Prof Syafiq A Mughni MA PhD, menyampaikan tausiyah yang bertema Syukuri Prestasi, Pantaskan Diri, Raih Ridho Illahi.

Baca juga: Ketua BPH Umsida Jelaskan Peran Lulusan Muhammadiyah di dalam Masyarakat

Semangat Halalbihalal

maaf dan syukur

“Ada dua tema yang menjadi concern pada halalbihalal kali ini. Yang pertama adalah istilah Halalbihalal. Istilah ini tidak muncul pada tahun 50-an, di istana negara, atau bukan karna kreasi seorang tokoh/ golongan. Jika dilihat pada Suara Muhammadiyah tahun 1920-an, kita akan menjumpai istilah Alal Bihalal. Jadi Halalbihalal ini jika dilaksanakan dengan benar dan tujuan yang baik, maka akan membawa manfaat,” tuturnya.

Ia menjelaskan bahwa semangat dari Halalbihalal sendiri adalah saling memaafkan. Hal ini penting mengingat karena biasanya meminta maaf itu satu hal yang tidak selalu mudah. Tetapi jika pada momen Halalbihalal, maka memaafkan bisa saja menjadi hal yang mudah, tidak ada kendala psikis dan akhirnya bisa saling memaafkan.

Anjuran untuk saling memaafkan

maaf dan syukur

Hal ini merujuk pada salah satu ayat Allah dalam surah Al Imran ayat 159 yang berbunyi:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ  ۝١٥٩

Artinya: Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.

Baca juga: Milad Ke 111, dari Kontribusi Sampai Tantangan Persyarikatan Muhammadiyah 

“Ayat tersebut merupakan salah satu semangat yang sangat Luhur, resep dari Al-Qur’an, dan menjadi kunci dari hubungan baik yang harmonis,” ujar Prof Syafiq.

Selanjutnya, ia membahas tentang rasa syukur. Ia mengatakan, “Kita bersyukur kepada Allah SWT atas karunia dan nikmat, khususnya ketika kita sudah meraih akreditasi unggul, ini adalah rahmat Allah SWT. Marilah kita berkomitmen dan menyatakan sesuatu yangs angat penting seperti yang diucapkan Nabi Sulaiman As,”.

Cerita Nabi Sulaiman

Prof Syafiq menjelaskan tentang pelajaran yang diambil dari kisa Nabi Sulaiman As. Nabi Sulaiman diberi Allah kerajaan yang besar, kekuasaan yang luas, hingga bisa menaklukkan Ratu Balqis di Yaman. 

Ayat tentang kisah Nabi Sulaiman yang menganjurkan umat Muslim untuk bersyukur terdapat pada Al-Quran surah An-Naml ayat 40:

قَالَ الَّذِيْ عِنْدَهٗ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتٰبِ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّرْتَدَّ اِلَيْكَ طَرْفُكَۗ فَلَمَّا رَاٰهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهٗ قَالَ هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْۗ لِيَبْلُوَنِيْٓ ءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُۗ وَمَنْ شَكَرَ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْم 

Artinya: Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab suci berkata, “Aku akan mendatangimu dengan membawa (singgasana) itu sebelum matamu berkedip.” Ketika dia (Sulaiman) melihat (singgasana) itu ada di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau berbuat kufur. Siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Siapa yang berbuat kufur, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia.”

Baca juga: Profesional Kerja Sesuai Surah An-Nisa Ayat 58

“Intinya, kita harus bersyukur atas nikmat yang Allah berikan dengan cara memanfaatkannya sebagai peluang yang baik untuk meningkatkan kualitas pengabdian kita kepada Umsida. Dan kalau kita terus meningkatkan ini dengan baik, memiliki dedikasi yang tinggi, dan komitmen yang kuat terhadap Umsida, maka dampaknya akan kembali ke kita semua,” jelas  Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur periode 2005-2010 itu.

Penulis: Romadhona S.