Senin, 29 April 2024
Sekolah Dasar

SDIT INSAN UTAMA MENGADAKAN KEGIATAN MANASIK HAJI

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

SDIT Insan Utama pada hari kamis tanggal 29 Juli 2022 mengadakan Kegiatan Manasik Haji bagi peserta didik kelas 6 dengan lokasi di Dewaruci, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan mengingat pentingnya untuk mengenalkan ibadah haji kepada peserta didik, agar ia mengetahui makna dari rukun islam yang ke-5 ini.

Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW, yakni: “Islam itu didirikan atas lima perkara. Yaitu, bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa pada bulan Ramadan, menunaikan ibadah haji ke Baitullah bagi yang mampu melakukannya.” (HR. Muttafaq ‘alaih)

Berikut ini adalah rangkaian kegiatan manasik haji yang dilakukan:

  1. Memakai Ihram

Pelaksanaan ibadah haji dimulai pada 8 Dzulhijjah, dimana memakai ihram menjadi rangkaian pertama yang menandakan dimulainya ibadah haji untuk setiap jemaah. Ihram dimulai dengan keadaan suci dan mengenakan pakaian serba putih yang melambangkan kebersihan dan kesucian.

Begitu pula dengan manasik haji yang dilakukan oleh para peserta didik. Laki-laki diharuskan mengenakan pakaian ihram atau dua kain putih yang dililitkan ke pinggang hingga bawah lutut, dan satu kain lainnya disampirkan ke bahu kiri.

Bagi laki-laki, bahu kanan tidak boleh tertutup oleh kain dan harus tetap terbuka. Bagi para peserta didik perempuan disarankan untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat, namun bagian wajah dan tangan tidak boleh tertutup.

Saat pelaksanaan manasik haji, para peserta didik sudah mengenakan pakaian ihram dari rumahnya masing-masing, sehingga saat sampai di tempat manasik, mereka sudah dalam keadaan siap untuk melaksanakan manasik haji.

  1. Wukuf

Ibadah wukuf yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah ini merupakan inti rangkaian ibadah haji. Wukuf merupakan berdiam diri di Padang Arafah hingga matahari terbenam, tentunya sambil berdzikir dan berdoa memohon ampunan Allah SWT.

Wukuf pada agenda manasik haji dilakukan pada suatu ruangan, dimana para peserta didik dikumpulkan diruangan tersebut untuk membaca bacaan talbiyah, sebelum melaksanakan ibadah haji.

Bacaan talbiyah memiliki makna bahwa telah memenuhi panggilan Allah untuk melakukan ibadah haji. Adapun bacaan talbiyah yang dilakukan saat menunaikan ibadah haji adalah sebagai berikut:

Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika lak.

Artinya: “Ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya pujian dan kenikmatan hanya milik-Mu, dan kerajaan hanyalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu”.

  1. Menuju Masjidil Haram

Pada tanggal 10 Dzulhijjah bertepatan dengan idul adha. Setelah para peserta didik wukuf di Padang Arafah, selanjutnya mereka akan menuju masjidil haram untuk melakukan sholat idul adha dua rakaat.

Para pelatih dan guru akan meminta para peserta didik untuk melakukan sholat dhuha. Pada rakaat pertama sholat idul adha, takbir dilakukan sebanyak 7 kali, dan pada rakaat kedua takbir sebanyak 5 kali, dengan membaca:

Subhanallah,walhamdulillah, wala ilaha illallah, wallahu akbar, wa la haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil azhîm.

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi-Nya, tiada tuhan selain Dia, Allah Maha Besar, dan tiada daya serta upaya selain berkat pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”

  1. Lempar Jumroh

Jumrah dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah sebagai simbol melempar setan yang dijelmakan dalam tiga bagian, yaitu jumrah ula (pertama) atau jumrah sughra, jumrah wustha (tengah), dan jumrah ‘aqabah (terakhir).

Pada umumnya melempar jumrah menggunakan batu kerikil dan melemparkan tujuh batu ke jumrah aqabah. Namun saat manasik haji, batu kerikil yang biasa digunakan diganti dengan gulungan kertas atau pipilan jagung agar tetap aman dan tidak berbahaya jika terkena temannya.

Ketika melempar jumrah, para peserta didik hanya melemparkan beberapa kertas saja ke dalam tiga jumrah dan bergantian dengan temannya untuk melakukan lempar jumrah. Imam Ghazali dalam Kitab Ihya mengatakan, saat melempar jumrah dianjurkan membaca doa berikut ini

Bismillaahi wallahu akbar, rajman lisysyayaathiini wa ridhan lirrahmaani allhummaj’al hajjan mabruuran wa sa’yan masykuuran.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar. Laknat bagi setan dan keridhaan bagi Allah yang Maha Kasih. Ya Allah, jadikanlah hajiku ini diterima dan sa’iku ini disyukuri.

  1. Tawaf

Tawaf merupakan rangkaian ibadah haji yang dilakukan dengan berjalan mengelilingi ka’bah. Tawaf biasanya dilakukan sebanyak tujuh kali mengelilingi ka’bah. Namun bagi para peserta didik yang melakukan manasik haji, tawaf hanya dilakukan beberapa putaran saja sebagai simbolis dengan ka’bah yang dibuat miniaturnya.

Saat memulai tawaf, para peserta didik diminta untuk berdiri menghadap Hajar Aswad seraya mengangkat tangan dan membaca:

Bismillahi allahu akbar

Artinya, “Dengan menyebut nama Allah dan Allah Maha Besar”.

Ketika tawaf berlangsung, para peserta didik juga diajarkan untuk mencium hajar aswad dengan mengucapkan bismillahirahmanirahim.

  1. Sai

Sai menjadi salah satu rukun ibadah haji yang wajib dilakukan oleh para jemaah. Sa’I dilakukan dengan berlari-lari kecil dari bukit Safa ke Marwah sebanyak tujuh kali. Saat para peserta didik menuju Safa, diusahakan untuk membaca takbir dan juga tahlil.

Setelah dari bukit Safa, perjalanan dilanjutkan ke bukit Marwah sambil berdoa dan berdzikir kepada Allah SWT. Umumnya perjalanan dari bukit Safa ke Marwah dilakukan dengan lari-lari kecil sebanyak tujuh putaran.

Namun saat manasik haji, para peserta didik hanya simbolis saja, yaitu dengan mengelilingi beberapa putatan sebagai pertanda bahwa telah melakukan ibadah sa’i. Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, dianjurkan untuk dibaca ketika menaiki bukit shafa dan marwa saat ibadah haji.

Innash shafaa wal marwata min sya’aairillaahi faman hajjal baita aw i’tamara falaa junaaha ‘alaihi an yaththawwafa bihimaa, waman tathawwa’a khairaan fainnallaaha syaakiran ‘aliimaa

Artinya; Sesungguhnya Shafa dan Marwa adalah sebahagian dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.

  1. Tahalul

Tahalul menjadi rangkaian terakhir dari pelaksanaan ibadah haji. Tahalul dilakukan dengan cara memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai.

Setelah tahalul dilakukan, para peserta didik dipersilakan untuk meminum air zam-zam secara bergantian dan mendapatkan beberapa buah kurma untuk dimakan. Para guru akan meminta para peserta didik untuk meminumnya dengan cara duduk, menggunakan tangan kanan, dan tidak lupa mengucapkan bismillahirrahmanirrahim.

Nah, itu dia serangkaian kegiatan manasik haji. Meski dalam situasi pandemi, namun tetap bisa mengajarkan kepada para peserta didik bagaimana rangkaian yang dilakukan saat menunaikan ibadah haji, agar para peserta didik mengenal salah satu rukun islam ini.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

 

Penulis: Ahmad Mabruri Wihaskoro, M.Pd.