Selasa, 25 Juni 2024
Sekolah Menengah Atas

SMA Laboratorium Unsyiah melaksanakan kegiatan In House Training

Banda Aceh, 22 Mei 2024 – SMA Laboratorium Unsyiah melaksanakan kegiatan In House Training (IHT) sebagai bagian dari program kerja kurikulum sekolah. Acara ini diadakan pada hari Rabu, 22 Mei 2024, pukul 14.00 WIB di Perpustakaan Labs dengan agenda utama berbagi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dan penilaian. Dewan guru diarahkan untuk saling berbagi pengalaman belajar guna meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.


Kepala Sekolah SMA Laboratorium Unsyiah, Dr. Rini Safitri, M.Si, menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. IHT sangat bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas guru dalam menangani berbagai tantangan pembelajaran. Kesempatan ini, dimanfaatkan kepsek berbagi pengalaman terbaru dari pelatihan yang baru saja diikuti. Beliau menekankan pentingnya optimalisasi proses PBM dan pemahaman karakter peserta didik. Implementasi teori pendidikan memang tidak mudah, namun guru diharapkan memahami konsep parenting populer seperti hipnoparenting, neurosains, dan pengaruh golongan darah terhadap karakter anak. Ini adalah pendekatan yang bisa menyentuh jiwa anak didik kita.
Dr. Rini juga membahas konsekuensi negatif dari penggunaan HP yang berlebihan oleh anak-anak, seperti kecenderungan menjadi cuek. Ada strategi tertentu yang dapat diterapkan agar siswa tetap fokus dan menyimak pelajaran. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik hipnoterapi dan neurosains untuk memahami perbedaan struktur otak setiap anak. “Beberapa anak mungkin tidak bisa duduk diam dalam waktu lama dan cenderung keluar kelas. Hal ini perlu dipahami oleh para guru,” tambahnya.
Sesi IHT, para guru juga diperkenalkan dengan grafologi parenting, yaitu metode mengenal karakter anak melalui tulisan tangan mereka. Teknik lain seperti analisis doodle, yang melihat ekspresi anak melalui gambar, juga dipresentasikan. Konsep multiple intelligences pun dibahas, dengan penekanan bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Seorang anak bisa saja multitasking atau sebaliknya, fokus pada satu tugas saja. “Guru diharapkan dapat mengenal karakter anak dengan baik dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa kasih yang sesuai dengan perkembangan zaman,” kata Dr. Rini.
Menjadi guru berarti harus siap untuk terus belajar sepanjang hidup. “Tidak mudah menjadi guru. Kita harus memahami bahwa siswa memiliki berbagai level emosi, mulai dari apatis, marah, hingga tantrum. Hal ini juga bisa dipengaruhi oleh golongan darah mereka,” ungkapnya. Menurutnya, anak dengan golongan darah AB cenderung sensitif, golongan darah O memiliki otak limbi kanan yang lebih dominan, dan golongan darah B cenderung menggunakan otak kanan, memiliki intuisi yang kuat, dan kreatif. “Tanggung jawab kita sebagai guru adalah mengenal karakter setiap anak. Dengan memahami variasi karakter siswa, kita bisa berusaha memberikan yang terbaik bagi mereka. Walaupun tidak mudah, itulah komitmen kita sebagai pendidik,” tutup Dr. Rini.
Kegiatan IHT ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi para guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA Laboratorium Unsyiah. Dengan berbagai strategi dan teknik yang telah dibahas, diharapkan para guru dapat lebih efektif dalam mengajar dan membantu mengembangkan potensi setiap siswa.