Jumat, 28 Juni 2024
Perguruan Tinggi

PPMT UNIMMA Periode 9, Angkat Isu Nasional tentang Kemiskinan Ekstrim dan Stunting

PPMT UNIMMA Periode 9, Angkat Isu Nasional tentang Kemiskinan Ekstrim dan Stunting

Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) menerjunkan 40 mahasiswa untuk mengikuti KKN (Kuliah Kerja Nyata) PPMT (Pengabdian Pada Masyarakat Terpadu) periode 9. Seremonial penerjunan dilakukan di Halaman Rektorat Kampus 2 UNIMMA pada Kamis (20/6) dihadiri oleh Rektor dan jajarannya beserta Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

Ns. Robiul Fitri Mashitoh, M.Kep, Kepala Divisi Pengabdian pada Masyarakat LPPM dalam laporannya mengatakan, sebelum terjun ke masyarakat, mahasiswa telah mengikuti beberapa tahapan. “Ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh mahasiswa, mulai dari pembentukan kelompok, kemudian pemilihan DPL, ToT untuk dosen DPL dan pembekalan mahasiswa,” tuturnya.

Adapun di periode ini, daerah yang dilibatkan untuk Lokasi PPMT merupakan penunjukan dari Pemerintah Kabupaten Magelang dengan isu nasional tentang kemiskinan ekstrim dan stunting. “Jadi harapannya, teman-teman nanti di lapangan, meskipun ada kelompok yang mengambil lokasi di sekolah dan sudah dikondisikan di sekolah, bisa bersama-sama dengan guru, melakukan kegiatan bersama. Kami harap teman-teman semua bisa melakukan kegiatan ini dengan intens ke masyarakat ataupun ke sekolah, minimal tempuh 150 jam. Jaga nama baik almamater UNIMMA, kalian sebagai agen pembaharuan di masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, Dr. Lilik Andriyani, SE., MSI, Rektor UNIMMA dalam sambutannya menghimbau agar mahasiswa dalam melakukan PPMT tidak hanya sekadar mengejar output luaran saja. “Tapi saya berharap, bagaimana kalian bisa menghadapi permasalahan di masyarakat, baik di bidang ekonomi, pengendalian stunting. Ini kewajiban kalian untuk bisa membawa perubahan, bukan kemudian drastis tapi bisa dimulai dengan perubahan mindset masyarakat dan lain sebagainya ke arah yang lebih baik. Yang tadinya tidak memahami menjadi lebih paham,” ujarnya.

Rektor juga berpesan untuk menjaga nama baik almamter.  “Di lokasi kalian nanti, ada adat sopan santun yang harus dijunjung di daerah setempat. Kalian harus bisa membawa diri untuk bisa menyesuaikan, tunjukkan bahwa kalian berasal dari perguruan tinggi Muhammadiyah dengan penciri perilaku islami. Saya percaya, kalian bisa dipercaya sebagai agen perubahan di dalam masyarakat,” pungkasnya.