Sabtu, 29 Juni 2024
Perguruan Tinggi

ITS Gelar Menfest 2.0 Guna Menyikapi Tekanan dan Kecemasan Diri

ITS Gelar Menfest 2.0 Guna Menyikapi Tekanan dan Kecemasan Diri
foto ketua pelaksana menfest dengan pembicara

(dari kiri) Ketua Pelaksana Mental Health Festival, Intan Mareta bersama Karolin Rumandjo MPsi saat pemberian plakat penghargaan

Kampus ITS, ITS News – Peningkatan jumlah permasalahan mental pada mahasiswa tidak sejalan dengan peningkatan kesadaran mengenai pentingnya kesehatan mental. Berangkat dari hal tersebut, Tim Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar kegiatan Mental Health Festival 2.0 (MenFest), Minggu (23/6).

Mengawali rangkaian acara pada MenFest, seorang psikolog ternama, Karolin Rumandjo, MPsi menyampaikan pentingnya memahami tekanan dalam kehidupan sehari-hari. Ia menjelaskan bahwa tekanan adalah bagian alami dari kehidupan setiap individu dan diperlukan untuk melatih kemampuan berpikir kritis dan mengendalikan emosi. “Namun, tekanan ini harus dipandang secara positif,” ungkapnya. 

Menurut Karolin, dalam setiap tekanan yang dihadapi, terdapat peluang untuk berkembang dan belajar. Tekanan ini mendorong kita untuk mencari solusi kreatif dan memperbaiki diri. Selain itu, Karolin menekankan pentingnya manajemen emosi dalam menghadapi berbagai situasi yang melibatkan interaksi dengan orang lain. “Manajemen emosi yang baik sangat diperlukan agar permasalahan yang terjadi tidak menimbulkan konflik berkepanjangan,” tambahnya.

Lebih lanjut, cara menghadapi tekanan lebih penting daripada tekanan itu sendiri. Ia memberikan beberapa strategi praktis untuk mengatasi tekanan, seperti berperilaku produktif, menetapkan prioritas, mengelola waktu dengan baik, dan berinisiatif dalam menyelesaikan tanggung jawab. “Sejatinya, tekanan hadir ketika kita melepas tanggung jawab yang seharusnya dilaksanakan,” paparnya. 

Menambah kedalaman diskusi, seorang ahli kesehatan mental dan peneliti, Bryant Ritchie, turut menyampaikan pandangannya untuk mengenali perbedaan antara kecemasan yang sehat dan yang berlebihan, serta bagaimana cara mengelola keduanya secara efektif. Ritchie menyetujui pandangan Karolin dan menekankan bahwa kecemasan sering kali menyertai tekanan hidup. “Cemas itu normal, tetapi ketika kita menjadi cemas berlebihan, itu harus dipertanyakan,” ujarnya.

Sesi meditasi Menfest 2.0

Peserta Mental Health Festival saat sesi meditasi berlangsung

Ritchie menjelaskan bahwa permasalahan mental mulai muncul saat manusia berpikir secara berlebihan hingga kalut dalam pikirannya sendiri. Dalam kondisi ini, diperlukan kesadaran diri untuk menjaga kesehatan mental. Mahasiswa harus mampu mengenali tanda-tanda awal dari permasalahan mental dan juga menganjurkan agar mahasiswa mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional jika merasa terjebak dalam pikiran negatif yang berlebihan.

Selain itu, untuk membantu mahasiswa dalam menjaga kesehatan mental, Ritchie menyarankan penerapan mindfulness dan meditasi. Dua metode tersebut adalah cara efektif yang diyakininya untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional. “Dengan menerapkan teknik ini, mahasiswa dapat lebih fokus pada saat ini dan mengurangi pikiran negatif yang dapat memicu stres,” tambahnya.

Dengan menerapkan mindfulness, mahasiswa dapat belajar untuk menghargai diri sendiri dan memberikan makna pada setiap langkah kecil yang diambil. Menurutnya, mindfulness juga dapat membantu dalam meningkatkan konsentrasi dan produktivitas dalam menjalani aktivitas sehari-hari. “Ketika kita bisa berterima kasih pada diri sendiri dan memberi makna pada setiap langkah kecil yang kita ambil, artinya kita sedang mengupayakan terjaganya kesehatan mental,” pungkasnya.

Acara Menfest 2.0 ini merupakan perwujudan upaya Tim Satgas PPKS ITS dalam memanifestasikan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ketiga dan keempat. ITS terus dan akan berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan mahasiswa melalui edukasi kehidupan yang sehat serta menjamin pendidikan yang inklusif dan merata, baik secara fisik maupun mental. Festival ini juga menjadi sarana untuk mempromosikan pentingnya kesehatan mental di kalangan akademisi dan mahasiswa.

Dengan mengangkat tema Breaking Chains, Building Resilience, MenFest 2.0 berfokus untuk membangun ketahanan mental mahasiswa ITS. Diharapkan melalui gelar wicara yang dilaksanakan, mahasiswa ITS dapat membangun kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental baik untuk diri sendiri maupun orang di sekitar mereka. Acara ini juga diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental dan mencari bantuan jika diperlukan. (*)

Reporter: Andra Eka Wijayanti
Redaktur: Fauzan Fakhrizal Azmi