Senin, 01 Juli 2024
Perguruan Tinggi

Penguatan dan Evaluasi Program Kampus Mengajar, UNJ Bersama UNNES Gelar Seminar Nasional 

Penguatan dan Evaluasi Program Kampus Mengajar, UNJ Bersama UNNES Gelar Seminar Nasional 

Humas UNJ, Jakarta – Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Negeri Semarang (UNNES) selenggarakan Seminar Nasional dengan tajuk “Penguatan dan Evaluasi Program Kampus Mengajar” pada 26 Juni 2024. Dalam kegiatan tersebut turut mengundang 4 narasumber. Narasumber Pertama yakni Prof. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE., Ph.D selaku Sekjen Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MPRTNI), narasumber Kedua yakni Heggy Kearens, S.Psi, M.SI, M.Sc selaku Manager Program Kampus Mengajar, selanjutnya Prof. Dr. Komarudin, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dan terakhir Prof. Dr. S. Martono, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES).

Acara yang diadakan di Naraya Ballroom Hotel UTC UNJ turut dihadiri Prof. Dr. Ir. Fatah Sulaiman, ST., MT. selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA), Dr. Safi, SH, MH selaku Rektor Universitas Trunojoyo Madura, Prof. Dr. Deitje A. Katuuk, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri Manado, Prof. Dr. Baharuddin, S.T., M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri Medan (UNIMED),  Dr. Andi Ilham Mahmud selaku Sekretaris Eksekutif MRPTNI, para wakil rektor, kepala lembaga, kepala biro dan dekan di lingkungan UNJ, serta koordinator Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang berjumlah 51 orang dari 30 PTN.

Prof. Dr. S. Martono, M.Si. dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas partisipasi dari kehadiran para tamu undangan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran, terdapat nilai tambah ketika kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa yang bukan dari Prodi Pendidikan dengan harapan dapat meningkatkan kesinambungan dan pemahaman keilmuan di sekolah. “Selanjutnya, mari kita ikuti seminar ini dengan baik dengan harapan kita bisa memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran kita baik di Perguruan Tinggi maupun di Sekolah. Terima kasih dan sukses untuk semuanya”, tutup Prof. Martono dalam sambutannya. 

Acara dilanjutkan dengan paparan narasumber.

Paparan pertama disampaikan oleh Prof. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE., Ph.D secara daring dengan judul paparan Kampus Mengajar : Permasalahan dan Alternatif Solusi. Kegiatan Kampus Mengajar merupakan program pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa belajar di luar kampus selama satu semester, melatih keterampilan menyelesaikan masalah kompleks, dan berinovasi dalam metode pengajaran sebagai mitra guru sehingga memberikan pengalaman yang luar biasa bagi mahasiswa terutama mahasiwa dari perguruan tinggi seperti UNPAD untuk meningkatkan keterampilan mengajar.

Program Kampus Mengajar ini adalah program yang baik, sekolah juga memberikan tanggapan positif terutama sekolah dengan jumlah guru yang kurang banyak dan siswa yang membutuhkan pendalaman materi. Sekolah meminta mahasiswa ikut mendampingi guru mengajar atau sekadar berbagi pengalaman hidup untuk motivasi siswa maupun kegiatan positif lainnya. Adapun manfaat bagi mahasiswa mengikuti Kampus Mengajar (KM) :

1. Terlibat langsung sebagai mitra guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan di sekolah sasaran dalam menyusun dan melaksanakan strategi pembelajaran di sekolah yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan
2. Berkesempatan memiliki pengalaman dalam mengeksplorasi program yang beragam sesuai dengan kebutuhan sekolah
3. Berkontribusi secara langsung sebagai agen perubahan dalam pendidikan Indonesia
4. Mengasah jiwa kepemimpinan, pemecahan masalah, kemampuan komunikasi, berpikir analitis, kreativitas, dan inovasi langsung dari lapangan
5. Menambah jejaring pertemanan dengan sesama mahasiswa di sekolah penempatan

Namun disisi lain, berdasarkan hasil evaluasi terdapat tantangan Program Kampus Mengajar :

1. Partisipasi pasif dari guru dan fasilitas sekolah yang kurang memadai
2. Kesulitan dalam penggunaan teknologi
3. Ketidaksesuaian kompetensi ilmiah dengan mata pelajaran yang diajarkan
4. Motivasi ekstrinsik yang rendah pada siswa
5. Kurangnya keberlanjutan program setelah selesai
6. Konversi SKS dan Kebijakan yang tidak konsisten

Berdasarkan manfaat dan tantangan yang telah dipaparkan, kesimpulannya program Kampus Mengajar ini diminati mahasiswa yang ingin menambah pengalaman dan soft skill dibidang pengajaran. Mahasiswa umumnya berminat mengikuti program MBKM Kampus Mengajar karena disediakan dana transportasi dan perguruan tinggi juga sudah mengembangkan program asistensi mengajar di sekolah dekat dengan lokasi kampus. Selain itu, ditemukan data bahwa program ini menjadikan kemampuan literasi dan numerasinya (berhitung, matematika) siswa meningkat menjadi sangat baik. 

Paparan kedua disampaikan oleh Heggy Kearens, S.Psi, M.SI, M.Sc dengan tema Penguatan dan Evaluasi Program Kampus Mengajar (KM). Gambaran umum dari program Kampus Mengajar merupakan kanal pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kampus selama satu semester dengan menjadi mitra guru untuk berinovasi dalam pengembangan strategi dan model pembelajaran yang berfokus pada peningkatan pembelajaran literasi dan numerasi. Program Kampus Mengajar telah dilaksanakan sejak tahun 2020, dimulai dengan angkatan perintis dan saat ini telah berjalan di angkatan 7. Sekolah penugasan Kampus Mengajar terdiri dari SD (Sejak KM berdiri tahun 2020), SMP (Sejak KM Angkatan 3 tahun 2022), dan SMK (Sejak KM Angkatan 6 tahun 2023).

Adapun Rekapitulasi Peserta Program Kampus Mengajar berjumlah lebih dari 145.000 mahasiswa hingga angkatan ketujuh yang telah menjadi pijar bagi pemulihan pembelajaran di 32.000 lebih sekolah penugasan. Berdasarkan hasil Monev (Monitoring dan Evaluasi), mahasiswa, kepala sekolah, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), koordinator perguruan tinggi merasakan manfaat yang besar dan perubahan yang cukup signifikan terhadap perubahan karakter, kemampuan kepemimpinan, komunikasi, empati dan lain sebagainya. Keterlibatan DPL memberikan manfaat karena membuka peluang kerja sama antara program studi dan sekolah serta mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, utamanya dalam pengabdian masyarakat.

Selanjutnya, berdasarkan tren kepesertaan, UNJ mengirimkan 416 mahasiswa yang telah berkolaborasi dan berdampak bersama Program Kampus Mengajar dengan jumlah peserta terbanyak pada angkatan 1 dan berasal dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Sedangkan, UNNES sebanyak 5.527 mahasiswa telah berkolaborasi dan berdampak bersama program ini. Kampus Mengajar angkatan 7 adalah peserta terbanyak dengan jumlah terbanyak dari prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). 

Program Kampus Mengajar melakukan kerja sama dengan beberapa pemangku kepentingan seperti Perguruan Tinggi, BB/BPMP dan BB/BPPMPV, dan LLDikti. Pertama, kerja sama dengan perguruan tinggi melalui koordinator PT telah berjalan sejak angkatan pertama dalam rangka pendampingan peserta. Pada angkatan 8, koordinator PT akan dilibatkan tidak hanya pada saat penugasan, namun juga pada proses pemetaan peserta ke sekolah penugasan. Kedua, kerja sama dengan UPT di daerah telah terjalin secara kolaboratif sejak tahun 2023. Terakhir, Kerja sama dengan UPT LLDikti sudah dimulai sejak tahun 2022 dan sudah ada 17 LLDikti yang membantu mengawasi program-program kerja MBKM. Kegiatan kolaborasi dengan LLDikti mencakup sosialisasi dan pendampingan selama keberjalanan program.

Paparan ketiga dilanjutkan oleh Prof. Dr. Komarudin, M.Si. dalam paparannya menyampaikan bahwa mahasiswa UNJ yang mengikuti Kampus Mengajar jumlahnya hanya 10% dari UNNES yaitu 416 selama 7 angkatan sehingga tahun berikutnya akan ditingkatkan. Pada angkatan 8, tahun 2024, akan dilakukan mobilisasi untuk meningkatkan mahasiswa mengikuti program Kampus Mengajar. 

Selanjutnya, Prof. Komarudin menyampaikan persoalan di kampus pada umumnya sama yaitu pengakuan, rekognisi SKS. Penggenapan 20 SKS dilakukan dengan ada pengembangan media pembelajaran, pengembangan bahan pembelajaran, dan pengembangan instrumen. Adapun dalam prodi Kependidikan tidak ada masalah, yang menjadi masalah adalah prodi non-Kependidikan dan banyak penolakan dari prodi-prodi non-Kependidikan. “Harapannya MRPTNI dapat mendiskusikan masalah ini sehingga ada solusi bagi Perguruan Tinggi untuk dapat menjadi pedoman dan panduan yang jelas dan konkrit yang bisa dilakukan di semua Perguruan Tinggi”, jelas Prof. Komarudin.

Selain itu, problematika yang dihadapi program Kampus Mengajar juga berkaitan dengan beberapa poin yaitu penempatan mahasiswa kurang memperhatikan program studi (prodi) asal. Penempatan mahasiswa harus sesuai dengan keahliannya (soft skill) sehingga akan lebih memberikan manfaat. Sarana dan prasarana di sekolah kurang memadai dapat dibantu dengan pengemasan program ini lebih baik untuk menginisiasi mahasiswa tertarik dalam memperbaiki dan memecahkan masalah.

Terakhir, pemaparan oleh Prof. Dr. S. Martono, M.Si yang menyampaikan bahwa MBKM itu salah satunya Kampus Mengajar. “Seperti yang disampaikan Rektor UNJ, kalau LPTK tidak ada masalah sepanjang itu berkaitan dengan prodi kependidikan karena memang ada praktik mengajar. Yang menjadi masalah itu setelah masuk pada prodi non-kependidikan”, ucap Prof. Martono. Sebagian besar program Kampus Mengajar bertempat di SD, SMP, dan SMK sehingga perlu diperluas satuan pendidikan tempat Kampus Mengajar (PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, dan Sekolah Keagamaan MI, MTs, MA) maka UNNES mengembangkan program MBKM Mandiri. Pola implementasi MBKM MANDIRI (UNGGULAN UNNES) terdiri dari UNNES-Prigel, UNNES-Giat, UNNES-Lantip. Sehingga, untuk prodi non-Kependidikan itu UNNES Prigel dan UNNES Giat. Sedangkan, prodi kependidikan UNNES Lantip dan UNNES Giat. Ketiganya terdapat irisannya dalam konteks Kampus Mengajar. 

Program UNNES-LANTIP dijalankan dengan mempertimbangkan 3 kebutuhan utama:

1. Kebutuhan mahasiswa dalam mengaktualisasikan ilmu pedagogi sesuai dengan bidangnya,
2. bagi UNNES sebagai lembaga, untuk pemenuhan capaian IKU2 dan memperkuat kemitraan UNNES dengan para mitra, dan
3. kebutuhan mitra, membantu proses kegiatan belajar mengajar dan refreshment pengetahuan dari para mahasiswa kepada para guru di tempat mitra

Kampus Mengajar telah menjadi model implementasi MBKM yang mengisnpirasi, melibatkan mahasiswa dalam jumlah yang sangat besar dari berbagai program studi dan telah dirasakan manfaatnya bagi peningkatan kualitas pembelajaran di pendidikan dasar. Keberlanjutan program ini perlu dijaga dengan program sejenis yang dilaksanakan perguruan tinggi dengan aktivitas belajar yang lebih jelas sesuai program studinya. Kontribusi mahasiswa diarahkan untuk membantu proses pembelajaran, teknologi dan media pembelajaran, pengembangan sumber belajar baru, memberikan motivasi belajar peserta didik, membangun atmosfer dan lingkungan belajar.

Acara seminar dilanjutkan dengan tanya jawab kemudian disusul dengan foto bersama dan makan bersama.