Jumat, 26 April 2024
Sekolah Menengah Pertama

Mengenal Lebih dalam Kurikulum Merdeka Belajar

Mengenal Lebih dalam Kurikulum Merdeka Belajar

Dalam Kurikulum Merdeka, pendidikan berpatokan pada esensi dari belajar, di mana setiap anak memiliki bakat dan minatnya masing-masing. Kurikulum Merdeka merupakan pilihan yang bisa digunakan sekolah agar efektif memitigasi ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19. Sementara Kurikulum 2013 tetap bisa digunakan sesuai kesiapan sekolah menerapkan kurikulum baru. Kurikulum Merdeka bakal diterapkan pada tahun ajaran baru 2022/2023. Mulai dari TK hingga SMA bisa menerapkan Kurikulum Merdeka bertahap berdasarkan kesiapan masing-masing.

SMP N 20 Surakarta mengadakan kunjungan dan silaturahmi ke SMP N 9 Surakarta untuk mengenal lebih dalam tentang Kurikulum Merdeka. Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran yang cukup lama. Hasil studi menunjukkan bahwa banyak anak Indonesia yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Selain itu ada kesenjanganpendidikan yang curam antarwilayah dan kelompok sosial di Indonesia. Kondisi ini semakin parah dengan adanya pandemi Covid-19. Untuk itu diperlukan perubahan yang sistemik. Salah satunya melalui kurikulum. Kemendikbudristek mengembangkan Kurikulum Merdeka untuk memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama dialami anak-anak Indonesia.

Kurikulum merdeka yang sebelumnya disebut kurikulum prototipe dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi murid. Untuk mendukung pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19 yang memunculkan learning loss, Kurikulum Merdeka mempunyai karakteristik sebagai berikut.

Pertama, pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila. Kedua, fokus pembelajaran pada materi esensial akan membuat pembelajaran lebih mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Ketiga, guru menjadi lebih fleksibel melakukan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Adanya pilihan bagi sekolah untuk menggunakan salah satu dari tiga kurikulum mungkin akan memunculkan pertanyaan bagi banyak orang. Mengapa Kurikulum Merdeka dijadikan opsi? Mengapa Pemerintah tidak langsung menetapkannya menjadi kurikulum yang wajib digunakan semua sekolah? Hal ini didasarkan alasan- alasan berikut.

Pertama, sekolah memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan dan konteks masing-masing sekolah. Kedua, kebijakan memilih kurikulum diharapkan dapat memperlancar proses perubahan kurikulum nasional karena dilakukan secara bertahap. Jadi kebijakan memberikan opsi kurikulum merupakan salah satu upaya manajemen perubahan.

Perubahan kurikulum secara nasional baru akan dilakukan pada tahun 2024. Selama menunggu tahun 2024, Kurikulum Merdeka sudah melalui iterasi perbaikan di beragam sekolah dan daerah. Pada tahun 2024 sudah akan cukup banyak sekolah di daerah-daerah yang mempelajari dan menerapkan Kurikulum Merdeka. Sekolah tersebut nantinya dapat menjadi mitra belajar bagi sekolah lain.

Sekolah yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka harus memenuhi kriteria pokok, yakni berminat menerapkan kurikulu itu untuk memperbaiki pembelajaran. Kepala sekolah akan diminta mempelajari materi tentang konsep Kurikulum Merdeka. Setelah memutuskan mencoba menerapkan, sekolah akan mengisi formulir pendaftaran dan survei singkat. Kesediaan kepala sekolah dan guru dalam memahami dan mengadaptasi Kurikulum Merdeka di di konteks masing-masing menjadi kunci keberhasilan.

Jadi tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Kemendikbudristek hanya menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum berdasarkan hasil survei sekolah. Selanjutnya akan dilakukan pemetaan tingkat kesiapan dan disiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan.

Dengan mengenal Kurikulum Merdeka, diharapkan tidak terjadi kesalahpahaman terhadap pelaksanaan kurikulum. Sekolah nantinya bisa memilih untuk mengembangka kurikulum mereka sesuai dengan karakteristik sekolah. Ini berarti Kurikulum Merdeka tidak akan membelenggu otonomi sekolah. Dengan Kurikulum Merdeka, pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih sederhana dan mendalam.