Jumat, 26 April 2024
Sekolah Menengah Pertama

Keutamaan Ibu dalam Perspektif Islam

Ditulis oleh : Ummu Naya

Bismillaah…

Bukan karena besok Hari Ibu yang selalu di peringati oleh seluruh dunia. Namun, kita harus melihat kedudukan ibu yang benar mulia di banding kedudukan seorang Ayah dalam pandangan Islam. Entah itu dalam melihat bahwa kita adalah anaknya Ibu, atau calon Ibu untuk anak-anak kita.

Karena di dalam sebuah hadits pun, keutamaan Ibu adalah lebih utama. Pernah dengar kan, bahwa jantung dari rumah adalah Ibu. Jika jantungnya rusak, mungkin badannya pun tidak baik.

Sebagai anak, mendoakan kedua orang tua adalah kewajiban dan salah satu perbuatan baik. Sebab agama Islam mengajarkan anak untuk senantiasa selalu berdoa kepada kedua orang tua dengan kebaikan.

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalammenghadapi masa hamil, kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi X : 239. al-Qadhi Iyadh menyatakan bahwa ibu memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah)

MaaSyaAllah…

Seberapa besar kita memuliakan ibu selama kita hidup? Atau seberapa sering kah kita menghardik Ibu di saat kita merasa letih dan Ibu kerap meminta tolong kepada kita di sela-sela kesibukannya. Karena, pekerjaan Ibu tidak hanya harus memakai blazer atau seragam khusus. Mungkin saja di balik daster lusuh yang dia pakai sehari-hari ada tetesan keringat yang menjadikannya pahala dia lebih besar di banding Ayah. Bukan kita tidak perlu menghormati dan menyayangi Ayah kita, namun dari perjuangan Ibu mengandung 9 bulan dan menyusui kita selama dua tahun bahkan lebih dan Ibu rela menahan kantuk di saat malam karena kita lapar dan haus. Mengganti popok kita yang basah bahkan kotor dengan kotoran lainnya.

Terlebih lagi, kita tidak boleh berkata “ah…” sekalipun kita tidak berkenan. Bahkan, jika seorang Ibu kita seorang murtad kita harus tetap menyayangi, menghormati dan menghargai Ibu meski kita tetap menolak ajakan ke murtad’an Ibu kita.

Entah Ibu kita masih ada, atau Ibu kita sudah tiada. Birrul Walidain, berbakti kepada orang tua khususnya ibuharus tetap di jaga dan di pupuk serta tetap dilakukan sekalipun, perlakuan Ibu kita itu tidak sesuai dengan syari’at Islam.

Berbaktilah dan jangan lah kita durhaka kepada Ibu kita, karena Ibu adalah paling utama yang harus kita hormati. Dan Ibu adalah salah satu sebab utama kita memasuki syurga Allah azza wa jalla.

Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu ‘Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar Ka’bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang yaman itu bersenandung,

إِنِّي لَهَا بَعِيْرُهَا الْمُـذِلَّلُ – إِنْ أُذْعِرْتُ رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرُ

Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.

Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.

Orang itu lalu bertanya kepada Ibn Umar, “Wahai Ibnu Umar, apakah aku telah membalas budi kepadanya?” Ibnu Umar menjawab, “Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan.” (Adabul Mufrad no. 11;  Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dalam sebuah riwayat diterangkan:

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya seseorang mendatanginya lalu berkata: bahwasanya aku meminang wanita, tapi ia enggan menikah denganku. Dan ia dipinang orang lain lalu ia menerimanya. Maka aku cemburu kepadanya lantas aku membunuhnya. Apakah aku masih bisa bertaubat? Ibnu Abbas berkata: apakah ibumu masih hidup? Ia menjawab: tidak. Ibnu Abbas berkata: bertaubatlah kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan dekatkanlah dirimu kepadaNya sebisamu. Atho’ bin Yasar berkata: maka aku pergi menanyakan kepada Ibnu Abbas kenapa engkau tanyakan tentang kehidupan ibunya? Maka beliau berkata: ‘Aku tidak mengetahui amalan yang paling mendekatkan diri kepada Allah ta’ala selain berbakti kepada ibu’. (Hadits ini dikeluarkan juga oleh Al Baihaqy di Syu’abul Iman (7313), dan Syaikh Al Albany menshahihkannya, lihat As Shohihah (2799))


Pada hadits di atas dijelaskan bahwasanya berbuat baik kepada ibu adalah ibadah yang sangat agung, bahkan dengan berbakti kepada ibu diharapkan bisa membantu taubat seseorang diterima Allah ta’ala. Seperti dalam riwayat di atas, seseorang yang melakukan dosa sangat besar yaitu membunuh, ketika ia bertanya kepada Ibnu Abbas, apakah ia masih bisa bertaubat, Ibnu Abbas malah balik bertanya apakah ia mempunyai seorang ibu, karena menurut beliau berbakti atau berbuat baik kepada ibu adalah amalan paling dicintai Allah sebagaimana sebagaimana membunuh adalah termasuk dosa yang dibenci Allah.

Berbuat baik kepada ibu adalah amal sholeh yang sangat bermanfa’at untuk menghapuskan dosa-dosa. Ini artinya, berbakti kepada ibu merupakan jalan untuk masuk surga.

Yuk, kita muliakan Ibu kita dari sekarang. Jangan pernah kota mendurhakai Ibu dan membuat Allah Subhanahu wa ta’ala marah kepada kita. Karena sejatinya, tiada hari yang di khususkan untuk seorang Ibu hanya satu hari. Namun, setiap hari adalah hari untuk Ibu, hari berbakti kepada Ibu. Hari menyayangi dan mendoakan Ibu. Semoga kita semua menjadi anak yang selalu mampu memuliakan Ibu disaat Ibu kita masih ada atau sudah tiada.

Wallohu ‘alam bishowab