Kamis, 27 Juni 2024
Sekolah Menengah Pertama

siswa dijamin sehat dengan toilet yang bersih

Pengertian WC

WC (Water Closed) adalah fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri dari tempat  jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa, tangki penampungan tinja (Septic tank) dan tersedia air bersih untuk membersihkannya.

Kenapa WC bersih  itu penting

WC merupakan kebutuhan dasar manusia, minimal 6 kali setiap hari orang menggunakan untuk buang air besar atau buang air kecil. Apa jadinya kalau kita berada di suatu tempat  tidak tersedia WC atau WC nya jorok, tentu kita tidak akan betah berlama lama disana. Disamping itu WC yang memenuhi syarat kesehatan sangat berguna untuk menjaga lingkungan tetap sehat, tidak mencemari sumber air bersih, dan tidak menjadi sumber berkembang biaknya lalat yang menjadi vektor penularan bibit penyakit.

Toilet yang bersih juga bisa dijadikan ukuran kebersihan individu atau suatu tempat, artinya apabila WC nya bersih dapat dipastikan bahwa individunya atau ruangan lainnya di tempat tersebut juga bersih dan terpelihara. Sifat pribadi seseorang dapat dilihat dari kebersihan WC di rumahnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia, sanitasi yang buruk termasuk WC yang  jorok berperan terhadap kemajuan perekonomian, Hal ini sudah dibuktikan di Cina yang pernah terkenal sebagai negara dengan WC/toilet umum paling kotor. Setelah Pemerintah Cina mengeluarkan Undang-undang tentang kebersihan pada tahun 1994  maka keadaan WC /toilet umum menjadi membaik dan berdampak terhadap peningkatan jumlah wisatawan asing datang ke negara Cina sehingga meningkatkan perekonomiannya.

Kebersihan toilet dan wastafel  juga menunjukan budaya kebersihan di suatu bangsa. Maka tidak aneh jika ada Asosiasi Toilet Dunia atau World Toilet Organization (WTO) yang selalu mengadakan pertemuan  setahun sekali pada hari toilet sedunia tanggal 19 November.

Toilet sekolah  kerap tidak dilengkapi peralatan dan pembersih yang memadai. Seharusnya toilet sekolah harus mempunyai petugas kebersihan khusus yang mengerti  cara membersihkan toilet yang benar. Petugas harus membersihkan toilet setelah tiga orang memakainya.

Toilet siswa sebaiknya berdekatan dengan toilet guru untuk menghindari terjadinya vandalisme oleh siswa. Menciptakan toilet higienis butuh komitmen dari semua pihak, baik pemerintah, sekolah, orang tua, maupun siswa sebagai pengguna toilet.

Penggunanya harus bertanggung jawab dan sadar bahwa setelah ia akan ada orang lain yang memakai toilet. Berdasarkan survey yang dilakukan pada siswa-siswi di sekolah, banyak siswa yang merana lantaran memilih menahan “panggilan alam”., gara-gara  toilet sekolah tidak higienis. Padahal, menahan buang air bisa mengganggu konsentrasi belajar. Sering terjadi siswi yang sedang haid bahkan ada yang enggan masuk sekolah di tiga hari pertama menstruasi karena di toilet sekolah tak ada tempat untuk membuang pembalut bekas.

Data dari UNICEF menyebutkan, secara umum 37 persen populasi di dunia belum bisa menikmati fasilitas toilet bersih. Akibatnya, sepertiga persen masyarakat dunia terinfeksi cacing, sebanyak 1.800 anak meninggal setiap harinya karena diare.

Di Indonesia, 45 persen penduduk belum menikmati toilet bersih, termasuk saat di sekolah. Toilet kotor dapat mengakibatkan kuman mudah tumbuh dan toilet pun menjadi sumber penyakit. Dari hasil penelitian di dapat setiap 20 menit kuman akan berkembang biak. Dalam 24 jam, kuman akan berkembang menjadi delapan juta sel. Kuman-kuman di toilet bisa menyebabkan anak terjangkit penyakit, utamanya penyakit yang menular lewat air. Contohnya sakit perut, hepatitis A, cacingan, dan tifus. Penyakit yang berhubungan dengan sanitasi buruk, misalnya kaki gajah, juga rentan menjangkit pengguna toilet yang kotor. Demikian pula penyakit yang berhubungan dengan air, seperti demam berdarah. Toilet sekolah yang kotor akan membuat anak sakit dan otomatis prestasi mereka menurun.

Saat anak berada di toilet yang kotor, bakteri akan menempel di tangan mereka. Tanpa sadar anak kemudian menyentuh wajah, rambut, hidung, mata, dan bagian tubuh lain sehingga bakteri masuk ke dalam tubuh mereka. Bakteri-bakteri tersebut bisa menyebabkan berbagai penyakit, seperti  diare, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan cacingan.

Diare disebabkan oleh bakteri Ecoli. Bakteri tersebut banyak berada di toilet. Jika anak tidak cuci tangan setelah ke toilet lalu kemudian makan, bakteri tersebut tanpa disadari ikut masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan diare. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir bisa menurunkan risiko diare hingga 31 persen.

Sedangkan ISPA, selain disebabkan oleh bakteri Streptococcus, juga bisa diakibatkan virus Rhino. Virus ini bisa menempel di tangan anak dan akan menjangkit ketika tangan yang kotor menyentuh hidung. Di saat ketahanan tubuh anak sedang lemah, ia akan lebih mudah terkena ISPA. Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan tidak dicuci dengan sabun akan terkontaminasi serta dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain.

Untuk itu, penggunaan sabun saat mencuci tangan sangat dianjurkan. Memang, menggunakan sabun dalam mencuci tangan menyebabkan orang harus mengalokasikan waktunya lebih lama di dalam toilet. Akan tetapi, langkah ini efektif membunuh kuman.

Bagaimana jika air di toilet sekolah kurang bersih? Air yang kotor telah terkontaminasi bakteri, tak patut digunakan untuk membasuh. Sebaiknya anak menggunakan tisu untuk menyeka kotorannya.

Sebetulnya, dibandingkan menggunakan hand sanitizer, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir jauh lebih ampuh membunuh kuman. Apalagi, penggunaan hand sanitizer secara berlebihan bisa menyebabkan ketidakseimbangan antara kuman jahat dan kuman baik yang secara alami terdapat di tangan. Namun, dalam kondisi darurat, seperti saat tidak ada air bersih untuk membersihkan tangan, hand sanitizer dapat menjadi solusi.

Toilet  yang memenuhi syarat kesehatan.

  1. Terbuat dari bahan yang tahan lama, tidak rawan kecelakaan
  2. Dudukan / tempat jongkok menggunakan leher angsa
  3. Lantai tidak licin
  4. Tersedia air yang cukup untuk menyiram  / mengelontor kotoran
  5. Mempunyai ventilasi dan pencahayaan yang cukup
  6. Harus mempunyai septik tank yang tertutup dan jaraknya minimal 10 meter dari sumber air
  7. Dilengkapi dengan sabun (sabun cair) untuk cuci tangan setelah buang air besar