Jumat, 26 April 2024
Perguruan Tinggi

UII dan STAI Syamsul ‘Ulum Sukabumi Sambung Silaturahmi

Universitas Islam Indonesia (UII) melaksanakan acara seremoni penandatanganan nota kesepahaman dengan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syamsul ‘Ulum Gunungpuyuh Sukabumi, Jawa Barat. Acara yang digelar di Ruang Teatrikal Lantai 2, Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII pada Selasa (17/01) tersebut dihadiri oleh rombongan STAI Syamsul ‘Ulum. Adapun delegasi UII sendiri dipimpin oleh Rektor, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D.

STAI Syamsul ‘Ulum sendiri merupakan lembaga pendidikan dalam naungan Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren (YASPI) Syamsul ‘Ulum Gunungpuyuh Sukabumi. Pondok pesantren tersebut didirikan oleh K.H. Ahmad Sanusi, salah satu Pahlawan Nasional yang turut menjadi tokoh pendiri Sekolah Tinggi Islam (STI), cikal bakal UII pada 1945.

“Dua bulan lalu, alhamdulillah, K.H. Ahmad Sanusi mendapatkan gelar Pahlawan dan di situlah pintu terbuka kembali dengan keluarga besar Ajengan Sanusi,” ujar Fathul Wahid dalam sambutannya. Menurutnya, salah satu yang membuat nama UII besar adalah keikhlasan para pendirinya, termasuk di antaranya K.H. Ahmad Sanusi.

Menurutnya, terdapat komitmen bersama yang beririsan antara UII dan STAI Syamsul ‘Ulum, yakni mengenai keislaman dan kebangsaan. “Islam yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Dan saya yakin STAI Syamsul ‘Ulum juga punya komitmen yang sama. Kalau perlu dalam satu tarikan nafas,” pungkas Rektor UII Periode 2022-2026 tersebut.

Sementara itu, Dra. Hj. Neni Fauziah, M.Ag., Ketua Umum YASPI yang merupakan ketua rombongan pun menuturkan hal serupa. “Kami ingin merajut kembali napak tilas orang tua kami, beliau adalah salah satu pendiri UII. Mudah-mudahan, kedatangan kami pada hari ini akan memberikan nuansa yang berbeda. Bisa terjalin kembali hubungan antara almarhum yang dulu meletakkan sesuatu di sini,” imbuh Neni dalam sambutannya.

Neni menambahkan, K.H. Ahmad Sanusi merupakan sosok yang dapat dijadikan teladan bersama. “Dalam waktu relatif singkat, dari 1933 sampai 1945, beliau mampu membuat karya tulis yang ratusan,” kisahnya. Selain itu, kolaborasi sendiri dinilai merupakan salah satu ajaran beliau.

“Titik yang membuat beliau mendapat penghargaan yaitu beliau berpikiran ke depan. Beliau menekankan, carilah selalu persamaan,” pungkasnya.

Neni hadir didampingi oleh para pimpinan di lingkungan YASPI. Direktur Pascasarjana STAI, Prof. Dr. H. Moh. Najib, M.Ag. sempat menjelaskan bahwa jajarannya hendak menyimak pengalaman UII, utamanya menyangkut manajemen, tugas dan fungsi akademik, serta program pengabdian. “Penting untuk mendapatkan sharing ilmunya. Menyinergikan tugas dan fungsi akademik, pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat,” ucapnya.

Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik & Riset UII, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si., memaparkan bahwa penyelenggaraan proses akademik mesti disepakati bersama. “Kalau kurikulum itu kewenangan di prodi, sumber daya itu di jurusan, di fakultas. Kemudian, universitas men-support kegiatan-kegiatan yang lebih besar,” ungkapnya.

Adapun mengenai pengabdian, Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Eko Siswoyo, ST., M.Sc.ES., Ph.D., menuturkan kegiatan pengabdian di UII yang tidak bersifat sporadis, melainkan memiliki roadmap tersendiri.

Selain itu, Direktur Kemitraan/Kantor Urusan Internasional, Dr.rer.nat. Dian Sari Utami, S.Psi., M.A. mengungkapkan potensi kemitraan berupa program pertukaran mahasiswa ke depannya. “Jadi bisa belajar di UII selama satu semester, dari UII juga bisa belajar di STAI selama satu semester. Kami membuka peluang untuk berkolaborasi dengan senang hati,” pungkasnya. (JRM/ESP)