[Magelang] Wabah Corona telah merubah hampir seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat. Dampak wabah ini juga berimbas pada dunia pendidikan. Hampir satu tahun lebih lamanya sistem pembelajaran berubah total dari metode yang sebelum pandemi Covid-19 dengan tatap muka, namun seiring dengan muncul dan menyebarnya wabah Corona ini sistem pembelajaran berubah dengan metode PJJ dengan menggunakan media komunikasi sebagai sarana pengganti pembelajaran tatap muka seperti dengan menggunakan youtube, Google form, WA dan lain sebagainya.
Hilangnya pembelajaran tatap muka yang sudah satu tahun lamanya ini tentu membawa dampak positif dan negatif bagi dunia pendidikan khususnya terhadap perkembangan karakter para siswa. Dampak negatif salah satunya siswa sangat leluasa dalam pengunaan waktu maupun media online ketika dirumah sehingga sering tanpa kontrol dengan menggunakan waktu belajar untuk kepentingan yang lain.
” Ada beberapa kasus yang kita temukan siswa bukanya belajar namun justru menggunakan waktu belajar untuk melihat situs-situs dewasa di media online. Ini jelas mengganggu psikologi anak yang dengan kata lain mereka dipaksa dewasa sebelum waktunya, ” kata Sigit Indardi Purnomo, Guru BK MTsN 2 Magelang.
Banyak permasalahan yang muncul terkait dengan pembelajaran online. Dengan terbatasnya waktu tatap muka langsung, maka pendidik atau guru tidak bisa mengontrol secara penuh terhadap tugas-tugas pembelajaran yang diberikan. Kesulitan ini timbul sangatlah wajar, namun demikian tetap ada upaya yang terus dilakukan untuk menyelesaikannya permasalahan para siswa.
” Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang disampaikan oleh bapak ibu guru. Bahkan ketika dicek ternyata anak tersebut sama sekali tidak mempunyai catatan di bukunya. Dan setelah saya kunjungi langsung ke rumahnya ternyata kedua orang tuanya kerja dari pagi hingga malam hari tidak sempat mengontrol kegiatan anaknya selama jam pembelajaran berlangsung, ” ujar Sigit didampingi Dian Intan Ayu Saputri hari ini, Kamis (01/04/2021)
Selama pandemi ini pihak Guru BK MTsN 2 Magelang lebih mengintensifkan kegiatan home visit terutama terkait dengan permasalahan siswa yang dianggap sebagai prioritas.
” Tidak semua siswa kita kunjungi. Namun memang ada beberapa siswa yang perlu kita kunjungi dengan tujuan untuk mengetahui secara riel masalah-masalah yang kemungkinan terjadi didalam keluarganya sehingga berdampak pada semagat belajar anak, ” Ujar Sigit Indardi Purnomo.
Pria yang terlihat enerjik dan low profile ini berharap koordinasi yang intensif Guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah dengan para guru dan wali kelas akan mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang di alami para siswa terutama selama pembelajaran online ini sehingga siswa tetap mampu mengikuti pembelajaran secara maksimal. (KF)
