Jumat, 17 Mei 2024
Perguruan Tinggi

UNJ Kukuhkan Kembali 4 Guru Besar

UNJ Kukuhkan Kembali 4 Guru Besar

Humas UNJ, Jakarta - Pada Selasa, 20 Desember 2022 berlangsung pengukuhan empat Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), dan Fakultas Ekonomi (FE). Acara ini bertempat di Aula Latief Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika, Kampus A UNJ. Acara pengukuhan empat Guru Besar UNJ ini dilaksanakan secara terbatas serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk yang luring dan sementara untuk yang daring disiarkan lewat kanal YouTube Edura TV UNJ.

Pada kesempatan ini, terdapat empat Guru Besar yang dikukuhkan dengan rincian, dari FMIPA, Prof. Yuli Rahmawati, S.Pd., M.Sc., Ph.D yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Pendidikan Kimia. Kemudian dari FBS, Prof. Dr. Elindra Yetti, M.Pd yang dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. Lalu dari FIP, Prof. Dede Rahmat Hidayat, M.Psi., P.hD. yang dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Bimbingan dan Konseling. Sementara dari FE, Prof. Dr. Ari Saptono, S.E., M.Pd. yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Pendidikan Ekonomi.

Orasi pertama guru besar disampaikan oleh Prof. Dr. Ari Saptono, S.E., M.Pd. dengan judul “Model Asesmen Pendidikan Ekonomi di Era Digital”. Prof. Ari yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Pendidikan Ekonomi menjelaskan bahwa Revolusi Industri 4.0 atau juga dikenal sebagai era digital disadari maupun tidak, telah berdampak pada dunia pendidikan, khususnya pada bidang pembelajaran dan asesmennya. Dari berbagai studi yang ada dan ditekuninya, Prof. Ari kemudian merumuskan model asesmen pendidikan ekonomi yang relevan dengan era digital 4.0, di antaranya: (1) asesmen Performance; (2) asesmen penugasan; (3) asesmen praktik; dan (4) asesmen proyek. Guna mendukung keempat model asesmen tersebut, menurut Prof. Ari ada beberapa platform digital yang sangat relevan dipergunakan diantaranya: (1) Kahoot; (2) AnswerGarden; (3) Socrative; (4) Plickers; dan (5) Platform Google Formulir.

Foto Prof. Hafidz selaku Ketua Senat UNJ mengalungkan samir kepada guru besar yang dikukuhkan hari ini.

Berikutnya, orasi kedua disampaikan oleh Prof. Dr. Elindra Yetti, M.Pd yang mengangkat judul “Tari Pendidikan sebagai Stimulasi dalam Melejitkan Potensi Anak Usia Dini”. Prof. Elindra menjelaskan bahwa tari pendidikan merupakan media yang penting dalam stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Tari pendidikan merupakan kegiatan menari yang mengutamakan kebebasan anak dalam bergerak dan sesuai dengan kemampuan motoriknya. Dampak dari tarian pendidikan pada anak usia dini diantaranya: mampu mengendalikan perasaan dan pikiran anak, mengembangkan keterampilan komunikasi, kepercayaan diri, mengembangkan keterampilan kolaboratif, hingga melahirkan kemandirian pada anak.

Menurut Prof. Elindra, kegiatan tari pendidikan juga dapat mengidentifikasi bakat dan minat anak usia dini. Hal ini dapat memberikan solusi bagi orang tua untuk menyalurkan bakat tari anak sejak dini. Selanjutnya, mengingat pentingnya tari pendidikan dalam melejitkan potensi anak usia dini, Prof. Elindra merekomendasikan agar tari pendidikan masuk ke dalam kurikulum pembelajaran dan diajarkan secara holistik untuk memungkinkan elemen-elemen perkembangan anak berkembang dengan baik.

Lalu untuk orasi ilmiah yang ketiga disampaikan oleh Prof. Dede Rahmat Hidayat, M.Psi., Ph.D yang berjudul “Memilih Karier adalah Memilih Jalan Kehidupan”. Prof. Dede yang dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Bimbingan dan Konseling mengatakan bahwa keputusan karier merupakan aspek penting dalam menunjang transisi dari peran masa kanak-kanak dan remaja untuk menjadi bagian dari angkatan kerja dewasa. Selanjutnya, menurut Prof. Dede dalam konteks dunia pendidikan program bimbingan karier yang efektif dapat diarahkan kepada pengembangan peserta didik di segala usia sebagai bagian dari proses pendidikan agar mencapai tujuan yang lebih besar yang disebut “kehidupan”. Bimbingan karier harus terkoneksi dengan belajar untuk hidup. Dengan demikian bimbingan karier sesungguhnya masalah kurikuler yang relevan untuk jenjang Pendidikan dasar maupun Pendidikan menengah. Berkaca dari pentingnya bimbingan karier, Prof. Dede mengembangkan tiga kelompok kegiatan pengembangan diantaranya: (1) adaptasi dan pengembangan instrumen sebagai dasar bagi program pengembangan program layanan bimbingan dan konseling karier di sekolah; (2) pengembangan program bimbingan dan konseling karier di setiap jenjang Pendidikan; dan (3) pemanfaatan IT dalam layanan bimbingan dan konseling karier.

Pembacaan SK oleh bu Dara

Terakhir, Orasi Ilmiah dari Guru Besar Termuda yang dikukuhkan tahun ini, yaitu Prof. Yuli Rahmawati, S.Pd., M.Sc., Ph.D yang mengetengahkan judul: “Pendidikan Kimia Transformatif Menuju Pengembangan Generasi Emas 2045”. Menurut Prof. Yuli yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Pendidikan Kimia mengatakan bahwa tujuan pendidikan kimia selaras dengan tujuan pendidikan nasional untuk menghasilkan generasi muda yang memiliki kecakapan keilmuan dan juga menjadi agent of change (agen perubahan), berkarakter, dan berbudaya menuju generasi emas 2045. Dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut, maka diperlukan pendidikan kimia transformatif yang meliputi lima komponen utama, yaitu: (1) kompetensi holistik terintegratif; (2) kurikulum progresif; (3) pendidik reflektif dan transformatif; (4) pembelajaran transformatif; dan (5) penelitian transformatif. Lima komponen ini didasarkan pada prinsip pendidikan transformatif yaitu critical-self reflections, empowerment yang saling terkait satu sama lain, dan selaras dengan pencapaian kompetensi generasi emas 2045.

Sementara itu dalam sambutannya, Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Prof.  Ari Saptono dari FE, Prof. Elindra Yetti, dari FBS, Prof. Dede Rahmat Hidayat dari FIP dan Prof. Yuli Rahmawati dari FMIPA atas kontribusi keilmuan dan pencapaian jabatan akademik tertinggi dalam dunia pendidikan,” Ucap Prof. Komarudin.

Pengukuhan ini merupakan rangkaian prosesi pengukuhan yang keenam pada tahun 2022 ini, dari 15 Guru Besar yang dikukuhkan, pencapaian ini patut kita syukuri bersama dan semoga semakin menguatkan peran UNJ menuju kampus yang bereputasi dan terbaik pada tingkat nasional dan dunia.

Prof. Yuli Rahmawati ketika menyampaikan orasi ilmiah

Semoga pengukuhan empat orang guru besar hari ini mampu menginspirasi para dosen lainnya untuk segera menjadi guru besar. Sebab menjadi guru besar merupakan sebuah keniscayaan bagi kita sebagai seorang dosen atau akademisi, menjadi guru besar tidaklah sukar seperti yang digambarkan. Dengan ikhtiar, konsistensi, dan kontinuitas yang tinggi, Insya Allah jalan menjadi guru besar menjadi mudah. Kegigihan itu ditunjukkan oleh Prof. Yuli Rahmawati yang membuktikan dirinya sebagai profesor termuda di UNJ” Tutup Prof. Komarudin dalam sambutannya.

Pada kesempatan yang sama, Prof. Hafidz Abbas selaku Ketua Senat UNJ menyampaikan ucapan selamat kepada Prof. Ari, Prof. Elindra yetti, Prof. Dede, Prof. Yuli atas puncak karier akademiknya. Semoga ilmunya dapat bermanfaat bagi kemajuan UNJ dan Indonesia.” tutup Prof. Hafidz dalam pidatonya.