Kamis, 04 Juli 2024
Perguruan Tinggi

FKUB DKI Jakarta Belajar Toleransi Semarang ke Romo Budi di Pastoran Unika

FKUB DKI Jakarta Belajar Toleransi Semarang ke Romo Budi di Pastoran Unika

Sejumlah pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta belajar toleransi Kota Semarang kepada Pastor Kepala UPT Reksa Pastoral atau Kepala Campus Ministry Unika Soegijapranata, Romo Aloysius Budi Purnomo Pr.

Kehidupan antar-umat beragama yang terkenal penuh toleransi di Kampus Unika dan di Kota Semarang, menarik minat FKUB DKI untuk melakukan pembelajaran terkait toleransi.

Pengurus FKUB DKI diterima Romo Budi di kompleks Pastoran Johanes Maria Unika, Senin (8/11/2021) malam.

Apa yang dilakukan Romo Budi selama ini, kata dia, menarik untuk diimplementasikan di ibukota.

Dengan begitu, diharapkan rasa toleransi yang baik di masyarakat muncul sehingga bisa bersama-sama membangun daerah, bangsa, dan negara.

Pihaknya mendapatkan ilmu terkait bagaimana Romo Budi yang juga tergabung dalam FKUB Provinsi Jateng berkomunikasi dengan masyarakat sekitar, mahasiswa-mahasiswi berbeda agama, dengan para pemuda lintas agama.

“Bagi kami, apa yang disampaikan Romo Budi sangat menarik. Benar-benar menghilangkan sekat-sekat di antara mereka hanya karena problem agama. Mereka tetap memeluk agamanya masing-masing, namun bisa menghormati pemeluk agama yang lain,” ucap mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Pada kunjungan kali ini juga bertujuan untuk memperkuat program milik FKUB DKI Jakarta yang bernama Sekolah Agama dan Bina Damai (Sabda).

Nantinya, tim yang tergabung pada Sabda bisa menyebarkan nilai-nilai toleransi kepada masyarakat di DKI. Ia juga menyoroti polarisasi masyarakat yang terjadi baru-baru ini di DKI karena perihal agama saat pesta demokrasi.

Menurutnya, apa yang terjadi bukanlah watak masyarakat ibukota sebenarnya. Ada oknum-oknum yang bermain pada politik praktis dengan memanfaatkan agama.

“Sehingga ketika aspirasi mereka sudah terpenuhi, ya sudah selesai. Ada elit-elit atau oknum yang membuat polarisasi ini,” jelasnya.

Acara berlangsung dengan penuh canda namun tetap fokus. Sekali tempo Romo Budi mengeluarkan guyonan dan mengajak peserta bernyanyi, sehingga suasana menjadi cair.

Romo menuturkan, tugas FKUB DKI sangat berat, karena ruang lingkupnya cukup luas di ibukota. Proses untuk membangun kerukunan menjadi perjuangan.

“Saya hanya meneguhkan bahwa realitas itu jangan sampai mengganggu kita. Membuat kita lupa bahwa kita itu seperti samudera yang sangat luas dan kaya, jangan hanya karena bagian kecil, acara lima tahunan (pemilu), konflik-konflik terjadi,” ucap Romo Budi.

Ia juga memberikan pengalaman-pengalaman yang dijumpai terutama di kalangan akar rumput. Kesimpulannya, warga di akar rumput sangat toleran dan mampu bersama-sama membangun daerah.

Romo menekankan FKUB sebaiknya membangun komunikasi dan mediasi untuk menjaga kerukunan beragama, bukan ‘petugas pemadam kebakaran’, dimana konflik sudah terjadi FKUB baru bertindak. Menurutnya, FKUB bisa menjadi teladan bagi lapisan masyarakat lain sehingga bisa meraih nilai positif.

Kota Semarang bisa menjadi contoh kerukunan dan toleransi antar-umat beragama, kata dia, lantaran para pemimpin dan pemuka lintas agama selalu menunjukan kerukunan dan kebersamaan.

Sementara, Wakil Rektor III (bidang inovasi, riset dan publikasi) Unika, Robertus Setiawan Aji Nugroho membeberkan toleransi dalam kehidupan di kampus Unika.

“Meskipun perguruan tinggi Katolik, mahasiswa Unika sangat beragam, berbagai agama ada. Begitu juga dengan dosennya. Yang paling utama di kampus kami yakni cintah kasih,” tegasnya. Suasana indah toleransi di kampus ungu, julukan Unika, disebut juga karena didukung dengan situasi kota yang kondusif.

https://jateng.tribunnews.com/2021/11/09/fkub-dki-jakarta-belajar-toleransi-semarang-ke-romo-budi-dipastoran-unika?page=all.

berita serupa

https://jateng.tribunnews.com/2021/11/09/video-fkub-dki-jakarta-belajar-toleransi-semarang-ke-romo-budi-di-pastoran-unika?page=all