Minggu, 19 Mei 2024
Perguruan Tinggi

Serentak bersama 172 PTMA se-Indonesia, UNIMMA Serukan Bela Palestina dan Kutuk Israel

Serentak bersama 172 PTMA se-Indonesia, UNIMMA Serukan Bela Palestina dan Kutuk Israel

Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) menggelar Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel yang dilakukan secara serentak bersama 172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia. Kegiatan yang diinisiasi oleh Forum Rektor PTMA tersebut dilaksanakan di Halaman Masjid Manaarul ‘Ilmi Kampus 2 UNIMMA pada Selasa (7/5). Ratusan peserta, gabungan dosen, tenaga kependidikan (tendik) dan mahasiswa berbondong-bondong menyerukan kebebasan Palestina.

Dalam aksi tersebut, perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) UNIMMA memberikan orasinya. Dilanjutkan dengan M. Zuhron Arofi, Kepala Divisi Kaderisasi Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Studi Islam (LP2SI) yang menceritakan sejarah konflik Palestina dan Israel. Adapun, Andi Triyanto, MSI, Ketua LP2SI menjelaskan peran Muhammadiyah untuk membela Palestina. “Kyai Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah mengajarkan kepada kita, Al-Qur’an jangan hanya berhenti di lisan saja, Al-Qu’an harus maujud dalam perilaku kita. Kita harus kemudian merealisasikan Al-Qur’an dalam perilaku kita, mengajarkan Al-Maun sampai 3 bulan sampai para murid-muridnya bertanya kenapa terus diulang. Hari ini, hadirnya kita itu adalah menjadi bagian kecil. Ketika disebutkan membela harus dengan darah, harus dengan jiwa, kalau sekarang kita hadir, minimal doa kita lantunkan kepada Allah SWT,” ujarnya.

Sementara itu, Dr. M. Tohirin, M.Ag selaku Wakil Rektor 3 bidang Al Islam Kemuhammadiyahan dan Kerjasama UNIMMA mengatakan, saat ini sebagian besar jalur Gaza telah menjadi puing-puing dan pasokan makanan serta bantuan kemanusiaan ke Palestina diawasi dan dibatasi secara ketat oleh tentara Israel, sehingga kelaparan menjadi pemandangan yang sangat memilukan. “Ironisnya, tindakan yang dilakukan Israel terhadap Palestina justru mendapat pembiaran dan dukungan dari negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Tohirin juga membacakan pernyataan sikap yang berisi sepuluh dasasila, yaitu:

  1. Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia, yang tergabung dalam Forum Rektor PTMA mengutuk keras Israel atas agresi dan serangan militer yang sangat tidak proporsional, penangkapan massal terhadap warga sipil Palestina, perusakan berbagai fasilitas umum, utamanya fasilitas kesehatan, serta blokade bantuan kemanusiaan.
  2. Mengapresiasi sebesar-besarnya dukungan mahasiswa, dosen, dan guru besar di seluruh dunia yang sudah berani menyuarakan hati nurani dan akal sehatnya menolak kejahatan genocide Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina.
  3. Mengecam keras sikap Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, dan negaranegara serta pihak-pihak lainnya yang terus memberikan dukungan dan bantuan terhadap Israel dalam agresi dan penyerangan terhadap Palestina.
  4. Meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memaksa dan memfasilitasi perundingan dan gencatan senjata Israel dan Palestina.
  5. Mendukung Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) mengadili Benjamin Netanyahu dan tokoh-tokoh Israel lainnya yang terlibat dalam genocide warga Palestina.
  6. Mengecam Organisasi Kerja Sama Islam, Rabithah Alam Islami, dan negaranegara Arab yang bersikap lemah dan cenderung membiarkan Israel secara Sekretariat: Jl. Brawijaya, Geblagan, Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55183 leluasa melakukan penyerangan dan pembunuhan hanya untuk kepentingan dalam negeri mereka sendiri.
  7. Mengapresiasi atas konsistensi dan keberanian Menteri Luar Negeri RI dalam berbagai forum dunia untuk terus membela dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina, menolak kejahatan Israel, serta mengkritik keras kemunafikan Barat dalam kasus konflik Israel-Palestina.
  8. Meminta kepada Pemerintah Indonesia, untuk tidak berpikir sedikit pun dan apalagi melakukan langkah-langkah politik untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara agresor dan pelaku genocide, Israel.
  9. Atas nama hak asasi manusia dan amanat Konstitusi Republik Indonesia yang menegaskan bahwa segala bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, serta aspek historis relasi Palestina dan Indonesia melalui Prof. Kahar Muzakir (Muhammadiyah), kami meminta agar Pemerintah Indonesia memperkuat jalinan diplomasi dengan negara-negara lain untuk mewujudkan lahirnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
  10. Mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk terus memberikan perhatian serius terhadap perkembangan konflik Israel dan Palestina, dengan terus memberikan bantuan moral, material, dan spiritual terhadap perjuangan rakyat Palestina.

Di akhir acara, secara simbolis diserahkan buah semangka yang menjadi icon bendera Palestina dari WR 3 kepada perwakilan mahasiswa. Estafet pemberian semangka ini dimaksudkan agar mahasiswa dengan jiwa mudanya yang membara, bersemangat turut membela Palestina.