Sabtu, 27 April 2024
Perguruan Tinggi

Pengalaman Adaptasi Da’i di UB

Pengalaman Adaptasi Da’i di UB

“Bagi saya, UB itu bagai kampus idaman. Akademiknya oke, mahasiswanya terkenal juara di berbagai lomba, lingkungannya nyaman, dan memiliki pesona tersendiri dibanding kampus lainnya. Begitu program PMM dibuka, saya tanpa pikir panjang langsung ambil di UB”, ujar Muhammad Da’i Kuncoro.

Muhammmad Da'i Kuncoro

Da’i merupakan salah satu peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka, kelompok inbound di Universitas Brawijaya. Ia berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Selama satu semester, Da’i mengikuti perkuliahan di Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Ilmu Budaya. “Di FILKOM saya memilih mata kuliah sistem informasi, karena tuntutan zaman mengharuskan semua orang harus paham teknologi”, jelasnya.

Sedangkan di FIB, Da’I memilih mata kuliah pendidikan Bahasa Indonesia, Kewirausahaan dan Seni Rupa. “Saat ini saya sedang menyusun tugas akhir, dan ada mata kuliah yang bisa bersamaan bimbingan”, imbuhnya.

Menurut Da’i, sistematika pembelajaran di setiap kampus tidak ada perbedaan, namun ada yang beberapa poin membuat UB tampak menarik baginya. “Poin plusnya, para dosen di UB selalu tampak bersemangat, enerjik, bersemangat terhadap bidang yang di ajarkan, bukan hanya menyerahkan materi lalu menuntut mahasiswa belajar dengan sendirinya”, jelasnya.

Da’i merasa perlu cukup waktu untuk dapat beradaptaai di Kota Malang ini. “Jujur saya kedinginan. Medan adalah kota panas, dekat pantai, dan kepadatan penduduknya lumayan meresahkan. Tiga hari pertama saya merasa tidak fit, dan hanya bisa istirahat di kamar. Hanya sambal di Malang tidak sepedas yang biasa saya nikmati, tapi kulinernya enak”, ujar mahasiswa keturunan Jawa ini.

Selayaknya peserta PMM, yang dinanti adalah Modul Nusantara setiap akhir pekan. Materi yang diberikan berisi refleksi, kebhinnekaan, inspirasi, dan kegiatan sosial. “Sejauh ini Modnul Nusantara  menjadi ajang jalan-jalan dan pendekatan terbaik ke UB, Kota Malang, dan sekitarnya. Kita diajak ke Candi Songgoriti, Museum Ganesha, Kafe Sawah, dan tempat ikonik lain yang tentunya penuh dengan inspirasi di samping materi akademik perkuliahan seperti biasa”, ujarnya.

Penyambutan mahasiswa PMM inbound di Gedung Widyaloka, merupakan pengalaman paling berkesan bagi Da’i. “Suasananya benar-benar luar biasa karena kami dari Sabang sampai Merauke berkumpul di satu tempat, diajak beramah tamah bersama Rektor, diberi pengarahan, nasehat, wejangan, hal-hal baik yang bisa kita jadikan pegangan selama mengikuti program ini”, pungkasnya. (Nisa/VQ)