Minggu, 16 Juni 2024
Sekolah Menengah Pertama

Gadis di Depan Rumahku

Gadis di Depan Rumahku

Karya : Fitroh Nur Aini *)

Malam itu sunyi. Hening bagai rumah tak berpenghuni. Hanya ada suara jangkrik yang terdengar nyaring di telinga, membuat kacau suasana. Malam itu aku di rumah seorang diri. Ku coba membuka tirai Jendela kamarku. Terlihat suasana luar rumah yang sepi tanpa ada satu orang pun di sana. Malam gelap gulita tanpa penerang. Jarum jam menunjukkan pukul 00:00 WIB. Aku gemetar, takut dengan kesendirian. Bulu kudukku berdiri tak beraturan. Aku tutup kembali tirai jendela kamarku. “krueeeet..” tiba-tiba suara terdengar telinga. Aku mulai gelisah Karena perutku ikut berbunyi. Aku kelaparan. Perlahan-lahan aku melangkahkan kaki menuju dapur untuk mencari makan, membuka lemari makanan yang hanya menyisakan telur rebus di sana. Tanpa menutupnya kembali, aku membuka kulkas dan alhamdulillah berhasil menemukan dua buah sosis daging siap santap. Aku ambil sosis itu dan aku kembali ke ruang tamu kemudian duduk menikmati dua buah sosis seorang diri.


“Tak.. tak.. tak…” bunyi patukan palu terdengar dari gudang rumahku. Aku berdiri memberanikan diri berjalan menuju gudang.

“Kreek” aku membuka pintu secara perlahan. Tidak ada siapa-siapa di sana. Namun suara ketukan palu semakin mengeras terdengar telinga. ‘tak.. tak.. tak..” suara itu semakin keras. Lalu terdengar dari dapur suara “ ting… ting… klotak”. Bunyi terus terdengar seperti ada orang yang mencuci piring. Padahal di sini aku hanya sendirian. Aku pun memberanikan diri menghampiri suara di dapur. Aku periksa tiap inci dapur, tidak ada tanda kehadiran orang sebelumnya. Aku pun kembali ke kamar dan langsung memasang earphone. Dalam keasyikan mendengarkan musik, tepat pukul 00;55 WIB. temanku menghubungiku via Whatsapp.
“Assalamualaikum, Ell.. Barusan aku bangun untuk mengambil minum. Aku lihat dari jendela rumah ada seorang gadis berambut lurus duduk di sofa depan rumahmu. Dia siapa, El?”. Tanya seorang temanku yang juga masih tetangga itu dari melalui panggilan suara Whatsapp.
“Yang bener Syah….?” Tanyaku kaget.

Tanpa banyak bicara akun lanmgsung menutup telepon dan mengakhiri percakapan tanpa salam. Aku mulai gelisah ketakutan. Ku taruh ponselku dan ku letakkan earphome. Aku bergegas menuju teras rumah untuk memastikan apakah benar ada gadis di deoan rumahku. Melalui jendela seraya banyak menyebut nama Allah aku mengintip apakah ada orang di luar sana. Perlahan kubuka tirai jendela dan tak dapat ku lihat seorang pun disana. Ku tutup kembali tirai jendela.

Aku pun berbalik badan untuk kembali ke kamar. Mataku mengerjap gemetaran. Melihat sosok gadis putih dengan rambut berurai serta wajah seram tepat di depan mataku. Aku ketakutan, bingung dan gelisah kakiku pun kaku tak bias bergerak, alih alih lari. Aku mematung tak bias berbuat apa-apa. Hingga aku pun terjatuh. Jarum jam tepat menunjukkan pukul 03:30. Aku mencoba berdiri. Ku buka mataku. Ternyata disana ada temanku yang sedari tadi berusaha membangunkanku yang tak kunjung bangun untuk shalat tahajud. Alhamdulillah pun spontan terucap dari mulutku. Bersyukur ternyata kejadian horror itu hanyalah sebuah mimpi, bunga tidur yang mengisi malamku yang kebetulan lupa membaca doa sebelum tidur.

*) Siswi kelas IX MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid