Sabtu, 27 April 2024
Perguruan Tinggi

Dukung Program Kemah Budaya Kaum Muda, Rektor ULM Targetkan Kirim 110 Mahasiswa

Dukung Program Kemah Budaya Kaum Muda, Rektor ULM Targetkan Kirim 110 Mahasiswa

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu mengembangkan dan memelihara budaya kebangsaannya”.

Ungkapan tersebut dituturkan Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri, S.E., M.Si., dalam acara Kemah Budaya Kaum Muda – Merdeka Belajar, Merdeka Berbudaya pada Selasa (21/3/2023) di Lecture Theater General Building ULM Banjarmasin.

Sebagai salah satu program dari Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Indonesia, kegiatan ini mengusung tema “Kontribusi Kaum Tech Savvy dalam Kemajuan Kebudayaan”. Dihadiri secara langsung oleh Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Dr. Restu Gunawan, M.Hum., kegiatan ini disebut sebagai upaya memajukan budaya lewat kolaborasi antara kebudayaan dengan berbagai ragam keilmuan lainnya.

Pemajuan kebudayaan yang dimaksud tersebut tertuang dalam Undang-Undang (UU) Pemajuan Kebudayaan di mana terdapat 10 objek pemajuan kebudayaan di antaranya tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, dan ritus.

Dr. Restu menyampaikan, pada program ini mahasiswa diajak untuk turut serta belajar kebudayaan dan mengkolaborasikannya dengan bidang ilmu masing-masing. Untuk menghargai keterlibatan mahasiswa nantinya juga akan diberikan konversi SKS seperti program MBKM lainnya.

“Mahasiswa nanti akan bisa membuat purwarupa. Ada juga nanti membuat aplikasi. Tapi basisnya kebudayaan,” ucap beliau.

Rektor ULM menyambut baik program Kemah Budaya ini. Dalam sambutannya beliau menyampaikan target untuk mengirimkan 10 mahasiswa dari tiap-tiap fakultas di ULM untuk mengikuti program ini. Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya akan keberagaman budayanya perlu program-program yang strategis untuk mempertahankan dan memelihara budaya yang dimiliki.

“Budaya yang dikembangkan dan terpelihara adalah juga bentuk pertahanan bangsa yang sesungguhnya,” tutur beliau.