Selasa, 30 April 2024
Perguruan Tinggi

Perlu Etika Dasar dalam Penyajian Sebuah Data

Perlu Etika Dasar dalam Penyajian Sebuah Data

Di era digital saat ini, data merupakan salah satu komponen yang penting dan krusial bagi
setiap perusahaan. Pasalnya, data dinilai memiliki peran penting untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam sebuah pekerjaan. Tak terkecuali di industri kreatif yang banyak mengadaptasi teknologi digital untuk kebutuhan produksi film, musik, hingga gim. Data yang jumlahnya sangat besar dan kompleks serta terlalu banyak untuk dianalisis tersebut, terkumpul yang kemudian menghasilkan big data.
Big data dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti analisis pelanggan, compliance analytics, analisis penipuan, analisis operasional, hingga kebutuhan dalam komunikasi, misalnya menambah pelanggan baru, mempertahankan pelanggan, serta memperluas basis pelanggan saat ini. Bahkan, di dunia akademik, big data dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan registrasi perkuliahan, pembayaran, partisipasi di kelas, belajar online, hingga penilaian.
Berbagai data tersebut dibersihkan, disiapkan, dan dianalisis menggunakan ilmu data sains, serta berkolaborasi dengan teknologi digital, seperti kecerdasan buatan. Peran penting big data dalam beragam kebutuhan tersebut disampaikan oleh Prof. Juliana Sutanto, Ph.D, yang merupakan Professor in Information Systems, Monash University, dalam inbound lecture program studi Produksi Media, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) bertajuk “Exploring Big Data, Visualization, Ethics” pada Rabu (27/03) secara daring. Inbound lecture tersebut dikemas dalam bentuk Master Class dan dipandu salah satu dosen Produksi Media, Dr. Rahmi Setiawati, S.Sos., M.Si.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Juliana menjelaskan bahwa big data datang dari sensor, gawai, video/audio, jaringan, berkas log, aplikasi transaksional, web, hingga media sosial yang dihasilkan secara real-time dan memiliki skala yang sangat besar. “Analisis data merupakan langkah yang rumit dan memakan waktu yang banyak. Dengan kecerdasan buatan, data yang terkumpul dapat disederhanakan dan disaring sesuai kebutuhan agar lebih efektif.”
Lebih lanjut, Prof. Juliana juga menjelaskan cara memvisualisasikan data agar mudah dipahami. Informasi kontekstual atau metadata perlu disajikan secara lengkap dan komprehensif. Prof. Juliana juga menyampaikan pentingnya konsep etika dasar dalam penyajian sebuah data. “Setiap data yang dikumpulkan dan diolah perlu dicek terlebih dahulu apakah datanya dapat dipertanggungjawabkan, akuntabilitas, serta memiliki kekuatan hukum,” ujar Prof. Juliana.
Sementara itu, Prof. Juliana juga mengajak mahasiswa untuk menjaga privasi data mereka. Menurutnya, berbagai informasi pribadi sebaiknya tidak dipublikasikan. Hal tersebut disebabkan karena saat ini marak terjadi kasus penggunaan data pribadi orang lain secara ilegal.