Sabtu, 27 April 2024
Pondok Pesantren

Pendidikan di Indonesia?

Pendidikan di Indonesia?

Pendidikan di Indonesia?

Apa yang salah dengan sistem pendidikan Indonesia? Mengapa bisa sedemikian parah wajah pendidikan di Indonesia?

Dunia pendidikan di Indonesia sudah kehilangan arah; lihat saja berderet kasus asusila, kriminal, foto dan video porno karya anak pelajar. Hal inilah pertanda gagalnya sistem pendidikan karakter bangsa Indonesia. Menjadikan sebuah tanda Tanya yang sangat besar. Apa yang salah dengan sistem pendidikan Indonesia? Mengapa bisa sedemikian parah wajah pendidikan di Indonesia? Mungkin banyak lembaga pendidikan yang bisa dikatakan berhasil mendidik anak bangsa menjadi orang yang cerdas secara intelektualitas, banyak melahirkan para sarjana hukum, insiyur, dan seterusnya. Akan tetapi gagal mendidik anak bangsa menjadi orang yang bermoral dan berkarakter. Sebagian orang sering menganggap bahwa kemajuan pendidikan diukur dari segi kecerdasan otak saja. Sedangkan pendidikan moral dan akhlak yang menyangkut kepada pendidikan agama sangat kurang dan bahkan mungkin tidak terpikirkan sama sekali. Inilah yang membuat karakter, akhlak dan moral anak bangsa hancur.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam pertama di Indonesia. Suatu lembaga yang sangat baik untuk mendalami pendidikan yang Islami yang berusaha memelihara dan mengambangkan fitrah dan sumber daya insani menuju terbentuknya insan kamil sesuai dengan norma Islam. Pesantren sebagai komunitas dan lembaga pendidikan yang telah banyak memberikan saham dan pembentukan manusia Indonesia yang religius. Pesantren telah melahirkan banyak pemimpin bangsa di masa lalu hingga saat ini.

Di akui atau tidak, kemerdekaan bangsa Indonesia ini tentu tidak lepas dari peran aktif para Kiai zaman dahulu, atau tepatnya dunia pesantren. Lebih dari itu, pesantren juga merupakan sebuah lembaga pendidikan keagamaan yang selalu setia mengawal perkembangan bangsa ini dari waktu ke waktu. Mulai dari zaman kemerdekaan, orde baru sampai pada zaman reformasi. Walaupun sebenarnya pesantren sering di-anak-tirikan oleh pihak penguasa. Terbukti ketika era orde baru berkuasa, kaum pesantren sebagai representasi dari umat Islam selalu mengalami pencekalan dengan membatasi hak-hak politik mereka.

Tidak hanya itu, di era reformasi yang penuh kebebasan ini, masih banyak pihak yang memandang sebelah mata terhadap pesantren. Bahkan banyak isu-isu yang sengaja dibangun untuk memarjinalkan pesantren, bahwa pesantren itu sebagai sarang teroris. Kebijakan pemerintah pun tidak sedikit yang memarginalkan pesantren dengan mengutamakan sekolah negeri sebagai anak emas bangsa.

Walau demikian, pesantren memiliki sifat yang mungkin tidak dimiliki oleh lembaga-lembaga non pesantren, yaitu sifat kemandirian. Dengan sifat inilah pesantren, termasuk Pesantren Modern Syahida, selalu berusaha dan berjuang untuk mencetak santri-santri yang memiliki intelektualitas tinggi sekaligus moralitas yang mapan (akhlakul karimah).

Santri Pesantren Syahida