Minggu, 05 Mei 2024
Perguruan Tinggi

Peringati Hari Kartini: DWP UM Ajak Kaum Wanita untuk Selalu Kembangkan Potensi Diri

Peringati Hari Kartini: DWP UM Ajak Kaum Wanita untuk Selalu Kembangkan Potensi Diri
image_pdf

Selasa, 23 April 2024, Dharma Wanita Persatuan Universitas Negeri Malang (DWP UM) menggelar acara Halal Bihalal Idul Fitri 1445 Hijriah sekaligus memperingati Hari Kartini. Acara berlangsung di GKB A19 lt 9 dengan tema “Memperkuat Persaudaraan & Kesetaraan: Berpadu dalam Keberkahan Idul Fitri dan Semangat Kartini” yang dihadiri oleh anggota dan pengurus DWP UM. Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, menyanyikan mars DWP dan pembacaan sari tilawah oleh mahasiswa UM.

Dalam sambutannya, Ibu Arida Atmawati Hariyono selaku Kepala DWP UM menyampaikan rasa terimakasih kepada pengurus acara dan tamu undangan yang berkenan hadir. Beliau menyampaikan bahwa Hari Kartini ini adalah sebuah momentum yang baik bagi wanita Indonesia. “Hikmah Hari Kartini ini yaitu merupakan momentum bagi wanita Indonesia untuk bisa menjadi pribadi yg lebih baik lagi”, ucap Arida.

“Dalam lingkup kehidupan keluarga, wanita yang bertindak sebagai istri merupakan benteng ketahanan didalam keluarga sehingga harus selalu produktif dan bersemangat dalam mengembangkan potensi diri menjadi lebih baik. Maka di acara peringatan Hari Kartini ini kami sertakan dengan Halal Bihalal agar dalam momentum ini menjadi langkah bagi kita untuk saling peduli dan saling memaafkan serta mampu untuk melepaskan segala keangkuhan dan kesombongan”, tambahnya.

Tak luput pula Prof. Dr. Puji Handayati, S.E.Ak, M.M., CA, CMA selaku Wakil Rektor II UM sekaligus pengurus DWP UM juga memberikan sambutan mewakili Rektor UM yang berhalangan hadir. Beliau menyampaikan bahwa Hari Kartini ini merupakan titik refleksi. “Hari Kartini tidak hanya dapat diperingati dengan kemeriahan saja, tetapi Hari Kartini adalah momen refleksi kita, yaitu bagaimana kegigihan RA Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita pada zamannya”, ucap Prof. Puji.

Bagi Prof. Puji menjadi wanita merupakan sebuah keistimewaan sebab wanita memiliki peran penting dalam kehidupan keluarga tanpa meninggalkan kodratnya. “Kita sebagai wanita jg dapat memberikan pengetahuan dan wawasan secara lebih luas khususnya didalam keluarga, banyak kok wanita-wanita hebat diluar sana yang berkembang tanpa meninggalkan kodratnya”, tegas Guru Besar Ilmu Manajemen tersebut.

“Suami dirumah tidak akan bisa tenang apabila tidak ada seorang istri yang mampu memberikan keteduhan kepada suami. Inilah yg menjadikan kita untuk berperan dalam mengoptimalkan diri, jangan dianggap kalau dirumah kita berarti tidak sedang berkarir, malah menjadi ibu rumah tangga merupakan karir yang luar biasa, yakni untuk bisa menjaga ketenangan dan keharmonisan terhadap keluarga dan suami”, tambahnya.

Acara pun dilanjutkan dengan tausiyah oleh Prof. Dr. Hj. Tutik Hamidah, M. Ag beliau merupakan dosen dari UIN Malang. Beliau menjelaskan terkait dengan makna kata Halal Bihalal yaitu saling menghalalkan atau saling memaafkan segala perbuatan dosa yang diharamkan atau yang menyakiti hati. Disamping itu Halal Bihalal merupakan acara yang sangat penting sebagai ajang mempererat tali silaturahmi diantara sesama umat manusia.

“Mengapa perlu Halal Bihalal, sebab kita sangat perlu untuk saling memaafkan kesalahan-kesalahan terhadap manusia. Kalau kita berbuat dosa kepada Allah, maka InsyaAllah Rahmat Allah sangatlah luas untuk memaafkan dosa-dosa kita. Akan tetapi kalau dosa terhadap sesama belum tentu dapat langsung termaafkan, jika yg bersangkutan belum memaafkan. Oleh karena itu disini mari kita maaf kan semua dosa-dosa atau kesalahan saudara-saudara maupun teman-teman kita dengan tidak perlu menunggu dimintai maaf terlebih dahulu sebab kita harus selalu yakin dan bermunajat kepada Allah untuk senantiasa ikhlas memaafkan”, ujar Prof. Tutik

“Dalam hidup didunia kita harus memperhatikan Hablumminallah dan Hablumminannas, sebab itu merupakan kunci keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat. Jangan sampai kita membanggakan salat, puasa, zakatnya, sebab itu semua bisa hangus tanpa akhlak terhadap sesama manusia”, tegas Mediator & Konsultan Perkawinan di Pengadilan Agama Kota Malang tersebut.

Tausiyah semakin hidup dengan adanya peserta yang aktif bertanya pada sesi diskusi dan ditutup dengan pemberian cinderamata oleh Ketua DWP UM kepada pemateri serta foto bersama.

Pewarta: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – Humas UM