KEBISUAN INI MEMEKAKKAN TELINGA
Vinsensius Nurdin Dalam diammnya, ia mengatakan sesuatu atau suara dari kaum tak bersuara. Voice of the voiceless. Penggalan kalimat semacam ini mudah ditemukan dalam bagian-bagian tertentu dalam salah satu sesi gaya bahasa. Gaya bahasa diciptakan demi mengatakan sesuatu secara lain dari apa yang tampaknya disampaikan. Dalam gaya bahasa, kita menemukan usaha pernyataan suatu kenyataan dalam cara yang agak lain demi makdud yang terselubung di balik kenyataan yang ada. Orang yang terbiasa dengan ungkapan gaya bahasa, akan langsung menyadari arti yang mau dikatakan dari suatu gaya bahasa tertentu. Demikian pun pengandaian yang mau disampaikan dari misalnya kebisuan ini memekakkan telinga. Perjumpaan dengan berbagai kemelut hidup dengan berbagai konsekuensinya telah melilit membentuk fragmen baru dari peradaban kemanusiaan. Dalam setap lini kehidupan ditemukan berbagai geliat yang akan merambah kepada tercuatnya berbagai ketersembunyian hingga menjadi konsumsi publik dan menjadi layak untuk diperbincangkan. Tidak hanya berhenti pada garis yang dianggap tabu, tetapi juga ruang publik dengan kemudahan aksesnya oleh setiap orang akan merunut membentuk bahkan tatanan baru. Kebisuan mengandaikan dua kondisi. Kondisi inipun dihubungkan dengan berbagai situasi yang diperhadapkan kepada subjek yang mengalami. Kondisi pertama boleh disebut pilihan. Saya berhadapan dengan beberapa kenyataan yang membuat saya harus memilih di antara beberapa pengandaian. Saya harus memutuskan […]