Jumat, 17 Mei 2024
Perguruan Tinggi

Mahasiswa Unimed Teliti Tradisi Manurduk Demban Sebagai Penguat Kinship Etnis Simalungun di Pematang Raya

Mahasiswa Unimed Teliti Tradisi Manurduk Demban Sebagai Penguat Kinship Etnis Simalungun di Pematang Raya

Sebagai generasi muda yang hidup di zaman milenial harus selalu melestarikan dan jangan melupakan budaya leluhur yang sudah ada, karena itu merupakan kekayaan budaya yang wajib untuk dipertahankan. Mahasiswa Unimed mengungkap Tradisi Manurduk Demban Sebagai Penguat Kinship di Simalungun. Tradisi Manurduk Demban (pemberian sirih) merupakan hal yang wajib dilakukan pada pelaksanaan perkawinan adat etnis Simalungun yang bukan hanya sekedar tradisi namun memiliki makna sebagai penguat kekerabatan pada etnis Simalungun. Manurduk demban sebagai simbol yang mengandung nilai filosofis tersendiri yaitu sebagai penguat kinship pada etnis Simalungun. Nilai filosofis tersebut tergambar dalam partuturan etnis Simalungun yang terlihat dari lembaga kekerabatan Tolu Sahundulan Lima Saodoran. Bersama dengan informan penelitian yaitu raja parhata dan masyarakat yang memahami tradisi manurduk demban di Pematang Raya, Kabupaten Simalungun.

Adapun tim yang meneliti mengenai tradisi Manurduk Demban sebagai penguat kinship etnis Simalungun di Pematang Raya merupakan mahasiswa Universitas Negeri Medan program studi Pendidikan Antropologi dan Pendidikan Sejarah yang lolos pendanaan pada PKM Riset Sosial Humaniora 2022, diantaranya Kartika Saragih Garingging (Pendidikan Antropologi stambuk 2020), Susanto Purba (Pendidikan Antropologi stambuk 2019), Intan Yessi Natalia Bakara (Pendidikan Antropologi stambuk 2020), Berliana Natalia Manullang (Pendidikan Antropologi stambuk 2020) dan Friska Bunga Aulina Sitorus (Sejarah stambuk 2019), dengan dosen pendamping Dr. Rosramadhana, M.Si.

Penelitian terhadap tradisi manurduk demban dilakukan di Pematang Raya ialah untuk membongkar budaya membangun identitas, yang mana tradisi tersebut menjadi hal yang penting untuk dilakukan pada etnis Simalungun merujuk pada ungkapan etnis Simalungun yang mengatakan bahwa“Demban do Mulani Adat” yang artinya sebelum memulai segala pembicaraan adat harus diawali dengan manurduk demban. Penelitian tersebut dilaksanakan pada 19 Juli 2022 untuk melihat secara langsung tradisi manurduk demban pada pesta adat perkawinan etnis Simalungun. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a) Untuk menggali filosofi tradisi manurduk demban (pemberian daun sirih) pada perkawinan adat dalam kebudayaan Simalungun di Pematang Raya, b) Untuk mendeskripsikan tradisi manurduk demban yang masih eksis pada etnis Simalungun, dan c) Untuk menganalisis tradisi manurduk demban dapat menjadi penguat kinship (kekerabatan) pada etnis Simalungun. (Humas Unimed/eo)