Sabtu, 27 April 2024
Sekolah Menengah Kejuruan

Latih Kecakapan Berkomunikasi, SMKN 2 Depok Gelar Workshop Public Speaking

Latih Kecakapan Berkomunikasi, SMKN 2 Depok Gelar Workshop Public Speaking

SMKN 2 Depok menyelenggarakan pelatihan public speaking bagi guru pada tanggal 09-11 November 2021 di ruang Nakula Sadewa. Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kecakapan berkomunikasi ini dihadiri oleh Drs. Priyo Santosa, M.M. (Kepala Balai Dikmen Sleman), yang menyampaikan tentang 4 pilar pembangunan pendidikan, antara lain: perluasan akses pendidikan bagi putra-putri bangsa; peningkatan mutu SDM guru dan siswa; penyesuaian pembelajaran SMK dengan DUDIKA (Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja); serta penguatan tata kelola sekolah.

Pelatihan yang diikuti oleh 50 orang peserta ini dipandu oleh Sakti Al-Fattaah (public speaking trainer) selama 3 hari berurutan. Menyadari bahwa untuk membentuk siswa-siswi berkarakter dibutuhkan keterampilan berkomunikasi yang baik, maka sangat penting bagi guru untuk mengembangkan public speaking skill agar komunikasi terarah dan pesan dapat tersampaikan. Mengutip Cleverism, public speaking adalah soft skill yang digunakan untuk membangun keterlibatan atau relasi dengan audiens saat berkomunikasi di depan umum. Dengan menguasai konsep public speaking dan mempraktikkan keterampilan berbicara yang baik di muka umum, guru dapat menjadi motivator dan inspirator bagi siswa. Pelatihan ini memberikan insight baru bagi para guru untuk mengevaluasi proses pembelajaran yang selama ini dilakukan, seperti yang disampaikan oleh Rumini, M.Pd., “Workshop public speaking asyik dan menarik, memberikan inovasi pada pembelajaran”.

Closing yang menarik dari Sakti Al-Fattaah, “Ketika seseorang berhenti belajar, maka sesungguhnya dia berhenti bertumbuh”. Guru belajar public speaking bukanlah untuk menjadi seorang yang terkenal, melainkan untuk lebih mengenal dirinya agar dekat dengan siswanya. Bagaimana bisa seorang guru dapat membuat muridnya bahagia dan senang belajar, sementara dirinya sendiri tidak bahagia. Bagaimana bisa seorang guru mendidik muridnya, tanpa mengetahui apa yang terjadi saat ini di kehidupan mereka. Di era teknologi ini, dunia berubah begitu cepatnya. Kita yang tidak mengambil peran, akan ketinggalan. Mau tidak mau, setiap hari guru harus belajar hal baru untuk diajarkan kepada siswanya, sebab tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya. Orang hebat bisa melahirkan banyak karya bermutu, tetapi guru yang bermutu dapat melahirkan ribuan orang-orang hebat.