Minggu, 19 Mei 2024
Perguruan Tinggi

The 26th CEF: “Standardization in Digital Teaching and Learning”

The 26th CEF: “Standardization in Digital Teaching and Learning”

Indonesian Cyber Education Institute (ICE-I) berkomitmen penuh dalam menyelenggarakan forum-forum dengan tema-tema menarik seputar pembelajaran online. Salah satunya adalah melalui Cyber Education Forum (CEF) yang selalu konsisten diselenggarakan. Pada Kamis, 19 Oktober 2023, ICE-I sukses menggelar CEF seri ke-26 dengan tema “Standardization in Digital Teaching and Learning”. Forum ini dihadiri oleh peserta melalui Zoom Meeting sekaligus disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube UT TV yang disaksikan oleh lebih dari 674 viewers.

Forum ini dimoderatori oleh Ami Hibatul Jameel, S.Pd., M.A. dari ICE-I, serta dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Bisnis UT Rahmat Budiman, M.Hum., Ph.D. dan Manajer Bidang Pengembangan Kemitraan dan Sertifikasi pada ICE-I Drs. Hasanuddin, M.Si. Selain itu, CEF kali ini pun kembali menghadirkan narasumber-narasumber berkualitas yang ahli pada bidangnya, Ambassador/Deputy Permanent Delegation of the Republic of Indonesia UNESCO Prof. Ismunandar; Assistant to the President for Educational Development Dr. Klangjai Sithitavorn; dan Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Dr. Andi Kristanto, M.Pd., MCE.

Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Bisnis UT Rahmat Budiman, M.Hum., Ph.D. menyampaikan bahwa tema seminar ini sangat relevan dan penting pada perkembangan pendidikan di masa depan. Menurutnya, di dunia yang dinamis ini, standarisasi merupakan kunci dalam memastikan bahwa setiap orang dapat memiliki akses pada pendidikan berkualitas.

“Webinar ini menyediakan kesempatan untuk sharing dengan para pakar dan mendiskusikan ide inovatif bagaimana kita dapat mencapai standarisasi yang optimal di bidang pembelajaran digital”, tutur Beliau. Rahmat Budiman pun mengucapkan terima kasihnya kepada seluruh narasumber yang telah menyempatkan waktu membagikan pengetahuan dan pengalamannya.

Selanjutnya Drs. Hasanuddin, M.Si. pun menyampaikan bahwa webinar ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dalam memahami pentingnya standarisasi dalam pendidikan digital. Selain itu, Beliau menyampaikan bahwa webinar ini dapat membantu peserta untuk mengeksplorasi bagaimana standarisasi tersebut menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif dan inklusif. Beliau menghimbau agar seluruh peserta dapat mempelajari secara komprehensif segala materi yang disampaikan narasumber.

Selanjutnya, narasumber pertama yaitu Ambassador/Deputy Permanent Delegation of the Republic of Indonesia UNESCO Prof. Ismunandar menyampaikan materinya. Menurutnya, terdapat empat area untuk meningkatkan kualitas pembelajaran digital sehingga patut untuk diatur standarisasinya. Pertama, pedagogi digital, yaitu keharusan sebuah institusi untuk menerapkan pedoman untuk mengontrol kualitas serta menilai seberapa efektifnya pembelajaran digital. Kedua, pentingnya staf profesional yang berkompeten untuk meningkatkan pedagogi digital. Ketiga, pentingnya memberikan panduan dan mempersiapkan dan membekali pelajar untuk terbiasa dengan pembelajaran digital. Keempat, pentingnya fungsi monitor dan evaluasi untuk terus menjaga kualitas.

Narasumber kedua yaitu Assistant to the President for Educational Development Dr. Klangjai Sithitavorn. Beliau membahas bagaimana Oandemi COVID-19 telah memaksa dunia pendidikan terdigitalisasi dengan sendirinya. Namun, seringkali perubahan ini tidak dibarengi dengan proses adaptasi yang sesuai. Banyak yang hanya memindahkan pembelajaran luring menjadi daring tanpa memperhatikan pedagogi pembelajaran digital. Beliau  mengungkap secara detail bagaimana dunia online memiliki banyak aspek yang perlu diperhatikan standarnya. Dr. Klangjai menyatakan bahwa ketika kita berfokus pada standar, kualitas yang kita terapkan akan dengan sendirinya meningkat.

Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Dr. Andi Kristanto, M.Pd., MCE. sebagai narasumber terakhir selanjutnya memberikan pandangannya terkait standarisasi pembelajaran digital. Menurutnya, Revolusi Industri 4.0 telah membawa dunia menjadi lebih mengandalkan digital daripada konvensional. Fenomena ini menunjukkan bahwa pembelajaran digital telah dikembangkan menjadi pembelajaran yang optimal. Namun, permasalahan utama adalah belum adanya standar yang ditetapkan untuk menciptakan pembelajaran digital yang efektif.

Beliau menyampaikan bahwa metode pengembangan 4D (Define, Design, Development, dan Dissemination) dapat menjadi langkah yang baik dalam menetapkan standar tersebut. Keempat langkah ini dapat dijabarkan dengan: identifikasi faktor krusial dalam pembelajaran digital yang didapat melalui proses pembelajaran; fokus pada aspek menetapkan standar yang ditetapkan sebagai panduan bagi pengajar, pelajar, dan institusi; pengembangan standar yang disesuaikan dengan lingkungan pembelajaran Indonesia yang beragam; dan penyebaran kepada seluruh lapisan masyarakat ketika desain pembelajaran digital sudah terbentuk dan berjalan dengan efektif.

Setelah ketiga narasumber memberikan pandangan dan materinya terkait topik, acara CEF seri ke-26 tersebut diakhiri dengan sesi tanya jawab dan penyerahan sertifikat digital kepada para narasumber. Secara garis besar, UT dan ICE-I selalu turut andil dalam standarisasi pembelajaran digital sebagai pionir PTTJJ di Indonesia. Penetapan standar yang baik telah dijalankan UT selama 39 tahun berdirinya. UT selalu berkomitmen penuh dalam menjaga standar dan kualitas akademiknya.