Sabtu, 27 April 2024
Perguruan Tinggi

Webinar APPJJI Seri Perdana

Webinar APPJJI Seri Perdana

Universitas Terbuka (UT) sebagai institusi pelopor penyelenggara pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh (PTTJJ) aktif berkiprah menggaungkan sistem PTTJJ kepada khalayak umum. Hadirnya sistem pendidikan jarak jauh menjadi salah satu solusi yang semakin relevan untuk menjadi model pendidikan masa depan. Saat ini mulai muncul berbagai perguruan tinggi dan lembaga pendidikan tinggi yang juga melakukan pembelajaran dengan pendekatan jarak jauh maupun campuran (blended learning). Dalam perkembangannya, terdapat Asosiasi Profesi Pendidikan Jarak Jauh Indonesia (APPJJI), sebuah wadah profesional bagi para institusi penyelenggara PJJ d Indonesia. APPJJI hadir berkontribusi setelah vakum beberapa tahun setelah didirikan pada 30 Maret 2004.

APPJJI itu sendiri memiliki misi salah satunya yaitu mengadakan riset, pengembangan, dan difusi tentang pembelajaran jarak jauh yang hasilnya bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu tujuan APJJI adalah sebagai wadah untuk pelatihan dan komunikasi terkait metode pembelajaran jarak jauh sebagai upaya untuk memenuhi tuntutan pengembangan pendidikan. Dengan adanya APPJJI, ke depan diharapkan terdapat suatu panduan yang memadukan antara teknologi komunikasi dengan pembelajaran dalam aplikasi multi-disiplin yang luas. Selain itu ke depan diharapkan muncul aliansi-aliansi yang kuat sebagai wadah komunitas-komunitas belajar jarak jauh yang menerapkan konsep-konsep baru PJJ.

Untuk diketahui, UT mendapat kehormatan dan kepercayaan sebagai Ketua APPJJI 2023, yaitu Muhammad Husni Arifin, S.Ag., M.Si., Ph.D. yang sekaligus sebagai Dekan Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FHISIP) UT. Kali ini, diadakan webinar APPJJI yaitu tanggal 19 Desember 2023 secara daring untuk memberikan insight tentang program kerja APPJJI 2023 – 2026, dan juga sebagai bentuk mensosialisasikan untuk memperkenalkan keberadaan Asosiasi Profesi Pendidikan Jarak Jauh Indonesia kepada masyarakat. Webinar seri perdana ini digelar dengan tema “Pendidikan Jarak Jauh Dalam Kerangka Regulasi Pendidikan di Indonesia”. Webinar tersebut pun menjadi sangat menarik karena menghadirkan dua narasumber tokoh pendidikan yaitu Dr. Lukman, S.T., M.Hum. Direktur Kelembagaan Kemendikbudristek dan Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D. pakar pendidikan jarak jauh.

Saat membuka webinar, Ketua APPJJI Muhammad Husni Arifin, S.Ag., M.Si., Ph.D. menyapa dua pembicara utama dengan menyampaikan rasa bersyukurnya dan ucapan terima kasih dapat menghadirkan dua narasumber yang tidak diragukan lagi di dunia pendidikan. Pak Husni mengungkapkan harapannya agar webinar ini dapat bermanfaat bagi seluruh peserta dan kemajuan pendidikan jarak jauh di Indonesia. Dengan digelarnya webinar ini ke depan diharapkan APPJJI dapat memberikan pemahaman pentingnya pemerintah memberikan legitimasi maupun ruang yang cukup luas bagi institusi yang akan mengimplementasikan PTJJ dalam dunia pendidikan di Indonesia, baik dengan skema dual mode maupun single mode.

Sesuai tema “Pendidikan Jarak Jauh dalam Kerangka Regulasi Pendidikan Tinggi Indonesia”, Dr. Lukman, S.T., M. Hum. dalam paparannya menyampaikan gambaran umum perguruan tinggi di Indonesia. Beliau menyampaikan per 1 Desember 2023 Indonesia memiliki 4.368 perguruan tinggi yang terdiri dari 349 PTN dan 4.054 PTS dengan jumlah total mahasiswa ± 10 juta dan 10 % di antaranya mahasiswa PTJJ. Dari data tersebut menunjukkan bahwa animo masyarakat terhadap pembelajaran jarak jauh sangatlah tinggi. Namun jika dikaitkan dengan kualitas, hampir 40 % belum terakreditasi dan tingkat APK (Angka Partisipasi Kasar) pendidikan tinggi di Indonesia yang masih rendah. “Target utama yang harus dicarikan solusinya, salah satunya dengan menggaungkan Program Kampus Merdeka”. Untuk penyelenggaraan pendidikan tinggi jarak jauh yang memenuhi standar pembelajaran online pedagogy, Dr. Lukman mengungkap Universitas Terbuka yang merupakan pelopor PTJJ, kini masih yang terbaik. “Universitas Terbuka yang paling sesuai standar dalam penyelenggaraan PTJJ di Indonesia”.

Terkait peningkatan angka partisipasi, Dr. Lukman juga menyampaikan, “Bagaimana kita mengatasi berbagaipermasalahan pendidikan tinggi di Indonesia ini dengan menggunakan arah kebijakan dan strategi Ditjen Pendidikan Tinggi. Yaitu dengan upaya peningkatan angka partisipasi, penguatan mutu dan relevansi pendidikan tinggi, penguatan mutu dosen dan tenaga kependidikan (tendik), penguatan tata kelola dan penguatan riset inovasi dan pengabdian masyarakat”.

Dr. Lukman selanjutnya mengungkapkan, “Dari semua tahapan yang dilakukan yang paling penting adalah hasil akhirnya berupa transformasi bagaimana mahasiswa lulus dan mendapat pekerjaan yang layak, tidak terkecuali apakah dari hasil pembelajaran jarak jauh ataukah dari hasil pembelajaran konvensional”. Pada akhir paparannya, Dr. Lukman menyampaikan dalam penyelenggaraan PJJ persyaratan yang wajib diterapkan yaitu infrastruktur yang berbasis TIK.

Selanjutnya Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D. Dosen FKIP Universitas Terbuka dengan Bidang Minat Pembelajaran Terbuka dan Jarak Jauh mempresentasikan materinya terkait dengan “Peluang dan Tantangan Membuka Prodi PJJ”. Dalam kesempatan ini Prof. Tian memaparkan peluang untuk membuka studi jarak jauh sejalan dengan pemaparan Dr. Lukman terkait  tingkat APK yang belum optimal dan perkembangan infrastruktur di Indonesia. Prof. Tian menyinggung tentang SN Dikti yang sudah mengakomodir standar untuk penyelenggaraan mata kuliah atau Prodi melalui PJJ.

Terkait peluang, Prof. Tian menyampaikan bahwa kini usia produktif di Indonesia mencapai 70% dari 280 juta atau sekitar 224 juta penduduk usia muda Indonesia merupakan pangsa pasar bagi pendidikan tinggi, baik untuk pendidikan formal maupun pendidikan non formal yang sifatnya pendidikan sepanjang hayat. “Yang penting adalah untuk meningkatkan kapabilitas profesionalitas para pekerja yang masih dalam usia produktif’.  

Prof. Tian kemudian mengungkap terkait fenomena dan tantangan dalam membuka pendidikan tinggi jarak jauh.  “Data memperlihatkan dampak dari Revolusi Industri 4.0 yaitu sekitar 85 juta pekerjaan sekarang akan menurun dan menghilang dan 97 juta pekerjaan baru akan muncul dan berkembang’’. Prof. Tian mengungkapkan artinya 40% para pekerja akan memerlukan recycling dengan pembelajaran jarak jauh. Prof. Tian pun menambahkan, dalam pengembangan PJJ terdapat tantangan yang signifikan untuk diakomodasi, yaitu terkait denga persiapan institusional, kesiapan dosen, kesiapan infrastruktur nasional dan kesiapan masyarakat untuk belajar mandiri. “Musti diingat pentingnya literasi digital seperti tingkat kepemilikan koneksi internet di rumah dengan speed yang cukup baik sehingga mampu melakukan pembelajaran secara online dengan optimal’. Tambah Prof. Tian, “Kita bisa memberikan layanan kepada para tenaga kerja baik secara up-scaling ataupun recycling”.

Di penghujung acara moderator sekaligus Dosen PJJ Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan Azalia Gerungan, S.M., M.Sc. menutup webinar seri perdana  APPJJI dengan mengucap rasa syukur acara berjalan lancar. Melalui webinar ini diharapkan membawa ins ight bagi pengembangan kualitas pendidikan tinggi jarak jauh di tanah air menjadi lebih optimal. PJJ akan menjadi solusi pendidikan masa depan yang paling tepat meghadapi perkembangan zaman dan perubahan perilaku masyarakat yang makin digital.