Jumat, 17 Mei 2024
Perguruan Tinggi

Meminimalisasi Kesalahan Menulis Esai

Meminimalisasi Kesalahan Menulis Esai
Sudaryanto M.Pd., pemateri pada pelatihan penulisan esai dalam pembekalan PLP I FKIP UAD

“Banyak kesalahan yang sering dijumpai pada penulis esai pemula. Ditemukan kesalahan tata tulis, misal salah ketik. Pada kata, ditemukan bentuk tidak baku. Pada kalimat, terdapat kesalahan tanda baca. Tidak sesuai dengan tata tulis atau template yang dijadikan pedoman penulisan esai, juga cara penulisan yang sifatnya teknis seperti spasi lebih dari sekali dan layout lupa diatur,” kata Sudaryanto, M.Pd., saat mengisi Pelatihan Penulisan Esai.

Agar kesalahan dapat diminimalisasi, bisa diatasi dengan menulis secara alami dan dikerjakan secara berkelanjutan. Saat mengerjakan harus senang dan nyaman dahulu. Ketika menulis, menulis saja dahulu. Ambil jarak antara menulis dengan mengedit. Kalau kondisi penulis sudah fresh baru diedit.

Novelis dan jurnalis bernama Ernest Hemingway mengungkapkan write drunk, edit sober dalam salah satu novelnya yang berjudul The Old Mand and the Sea. Menulis itu seperti halnya orang dalam kondisi mabuk, tapi ketika mengedit orang dalam kondisi sadar. Kalau menulis sebaiknya jangan langsung diedit, tetapi diselesaikan dahulu. Setelah selesai menulis, tinggalkan dan ambil jarak waktu.

Perkaya bahan bacaan juga sangat penting, karena bisa memengaruhi hasil tulisan. Apalagi menulis termasuk keterampilan berbahasa yang paling sulit dari keempat keterampilan berbahasa. Menulis mencakup semua aspek di dalamnya. Bahkan cara mengukur seseorang memiliki pengetahuan atau tidak, bisa dengan melihat cara mereka menulis.

Dosen kelahiran Jakarta, 16 November 1982, itu menyampaikan, “Kalau dalam istilah metaforis, penulis itu merasakan hujan dan kemarau. Hujan saat penulis sedang produktif dan kemarau saat penulis kadang sulit menemukan ide atau suasana hati tidak mendukung. Oleh karena itu, ada pembiasaan dalam proses menulis esai.”

“Menulis juga merupakan keterampilan, maka semakin sering menulis akan semakin terampil. Saya menulis setelah salat Subuh, satu jam saya ketik dahulu. Lalu melanjutkan aktivitas di rumah. Selanjutnya aktivitas perkuliahan dan mengajar. Malam kalau waktu senggang, saya buka lagi tulisan itu dan saya edit,” ujar Sudaryanto pada pembekalan PLP I melalui kanal YouTube FKIP UAD Official. (Dew)