Selasa, 07 Mei 2024
Sekolah Menengah Kejuruan

Best Practise

Best Practise

BEST PRACTISE

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN RASA PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK PADA
PEMBELAJARAN KIMIA IPAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN METODE
PEMBELAJARAN PRAKTIKUM SEDERHANA DI SMK MUHAMMADIYAH 2
JATINOM KABUPATEN KLATEN

A. PENDAHULUAN
Minat peserta didik untuk masuk sekolah berbasis kejuruan (SMK) cukup tinggi, namun pada
kenyataannya masih terdengar keluhan sebagian besar peserta didik bahwa “Kimia itu sulit”.
Meski dalam Kurikulum Merdeka ini, mata pelajaran (mapel) Kimia dilebur menjadi mapel
IPAS. Dalam pembelajaran kimia, peserta didik kurang semangat dan kurang terlibat aktif
dalam pembelajaran, lebih senang mengobrol dengan temannya atau asyik dengan kegiatannya
sendiri daripada memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Dengan kondisi seperti ini
perlu upaya untuk meningkatkan keaktifan dan motivasi peserta didik. Artinya perlu ada
pembenahan kelas yang tidak kondusif, salah satu caranya dengan menerapkan beberapa
metode yang ditawarkan melalui pendekatan saintifik.
Sejalan dengan tuntutan pemerintah melalui pemberlakuan Kurikulum Merdeka, di mana guru
diminta untuk mengelola kelas dengan pendekatan yang merdeka pula, maka penelitian ini
memfokuskan pada penemuan praktik-praktik terbaik berdasarkan pengalaman merdeka
mengajar dan merdeka belajar sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar kimia dalam
bingkai IPAS peserta didik SMK Muhammadiyah 2 Jatinom.
Praktik Baik Pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik
Sekolah Menengah Kejuruan akan materi Zat dan Perubahannya khususnya mengenai
pemisahan campuran ( Penjernihan Air ) dalam mata pelajaran kimia yang terintegrasi dalam
mata pelajaran IPAS dalam Kurikulum Merdeka.
Model pembelajaran yang digunakan adalah PBL dengan metode yang dipakai adalah metode
Praktikum Sederhana, Dimana metode praktikum sederhana merupakan suatu kegiatan belajar
mengajar, dengan peserta didik melaksanakan eksperimen dengan menghadapi sendiri apa
yang dipelajarinya. Mempertinggi kesertaan peserta didik dalam proses, serta berlatih berfikir
melewati prinsip prinsip scara obyektif,

B. PEMBAHASAN
1. Situasi
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah : Peserta didik menganggap pelajaran
kimia dalam IPAS merupakan pelajaran yang sulit, rendahnya motivasi belajar peserta
didik, peserta didik kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dikelas,
peserta didik tidak konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran dikelas, peserta didik
masih menganggap materi kimia jauh dari kehidupan sehari-hari, peserta didik kurang
aktif dalam kegiatan pembelajaran, serta peserta didik kurang percaya diri dalam
mempresentasikan hasil.Dari permasalahan latar belakang tersebut perlu adanya suatu
perbaikan dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan motivasi dan rasa percaya
diri peserta didik dalam proses pembelajaran secara maximal.
Praktik pembelajaran ini menurut saya penting untuk dibagikan karena mungkin ada
beberapa guru yang mengalami permasalahan yang sama dengan yang saya alami,
sehingga praktik ini diharapkan bisa menjadi referensi/ inspirasi bagi guru yang lain.
Adapun peran saya dalam praktik baik ini adalah sebagai guru yang akan berperan
aktif dan mempunyai tanggung untuk menyelesaikan permasalahan yang di hadapkan
dengan melakukan perbaikan perbaikan terkait dengan proses pembelajaran yang
dilakukan untuk dapat berjalan secara efektif dengan cara mendesain pembelajaran
yang kreatif, inovatif dan menyenangkan, menggunakan model, metode dan media
pembelajaran yang tepat, sebagai fasilitator yang mendorong pola pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik (student center oriented) dan juga pendorong kreatifitas
peserta didik dalam memahami materi ajar melalui praktikum sederhana sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai serta dapat meningkatkan minat peserta didik
dalam belajar mata pelajaran Kimia (IPAS)
2. Tantangan
Setelah melakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara guru, dan
kepala sekolah, maka penyebab dari tujuan yang ingin dicapai yaitu :Pembelajaran
kadangkala masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang berpartisipasi dalam
pembelajaran, rendahnya motivasi peserta didik untuk mengulang materi yang telah
disampaikan, stigma peserta didik SMK bahwa mata pelajaran non kejuruan seperti
Kimia (IPAS) ini tidak penting dalam keseharian, persepsi peserta didik SMK bahwa
mata pelajaran Kimia dalam IPAS itu kaku dan membosankan,
kurangnya kemandirian belajar peserta didik dalam menyelesaikan masalah Kimia
dalam IPAS.
Terkait pihak yang terlibat dalam pelaksanaan praktik baik ini antara lain dapat dilihat
dari tantangan yang dihadapi : melibatkan guru dari segi kompetensi pedagogic dan
professional, melibatkan teman sejawat untuk mencari Solusi dan alternatif,
melibatkan peserta didik itu sendiri terkait dengan keberhasilan dalam proses belajar
3. Aksi
Langkah Langkah yang dilakukan :
a. Pemilihan model pembelajaran yang inovatif yaitu problem based learning (PBL)
b. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan menarik bagi siswa yaitu dengan
menggunakan metode pembelajaran praktikum sederhana,diskusi, presentasi,
media pembelajaran PPT, LKPD, assesmen baik pre test atau post test lewat
googgle form
c. Guru harus mampu memotivasi keaktifan peserta didik dan membimbing siswa
dalam proses praktikum, diskusi untuk menyelesaikan permasalahan dan
presentasi, Strategi yang dilakukan yaitu dengan merancang pembelajaran inovatif
yang berpusat pada peserta didik melalui pengembangan Modul Ajar dan LKPD
terkait dengan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai

 

4. Refleksi Hasil dan Dampak
Dampak dari aksi dan Langkah Langkah yang di lakukan :
Dampak dari penerapan model problem based learning yang dipadukan dengan media
Praktikum sederhana, diskusi dan presentasi dalam kegiatan pembelajaran Kimia
(IPAS), efektif karena dapat membuat peserta didik aktif dan antusias dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, dan pada akhir pembelajaran sebagian besar siswa
dapat menjawab post test dengan baik tekait dengan materi Pemisahan campuran

 

C. KESIMPULAN
Berdasarkan tantangan tersebut diatas bisa disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi
adalah:
Melibatkan peran guru dalam hal kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional.
Sementara dari sisi peserta didik yaitu kemampuan peserta didik dalam memecahkan
masalah terutama masalah kontekstual.
Pembelajaran yang dapat diambil yaitu sebagai seorang guru harus lebih kreatif dan
inovatif dalam memilih model, metode dam media pembelajaran sehingga proses belajar
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan
Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan, karena sebagian guru mengalami
permasalahan yang sama dengan permasalahan yang saya hadapi saat ini yaitu tentang
kurangnya bersemangatnya peserta didik SMK di kelas untuk pembelajaran non kejuruan
semacam Kimia (IPAS)
Praktik pembelajaran ini dapat memotivasi saya sendiri untuk mendesain pembelajaran
yang inovatif, bagaimana cara mengatasi permasalahan pembelajaran.

D. DAFTAR PUSTAKA
Goodman, B & Stivers, J. (2010). Project Based Learning. New York: Prentice Hall
Hung, W., Jonassen, D. H., & Liu, R. (2008). Problem-Based Learning. Handbook Of
Research on Educational Communications and Technology, 3, 485-506.
Sagendra, Berti dkk. (2021) Proyek IPAS: Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial Rumpun
Teknologi untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga