Selasa, 25 Juni 2024
Perguruan Tinggi

Kupas Tuntas Masalah Blockchain hingga Industri Media Fesyen di Ajang Promed’s IP Week Universitas Indonesia

Kupas Tuntas Masalah Blockchain hingga Industri Media Fesyen di  Ajang Promed’s IP Week Universitas Indonesia

Depok, 13 Juni 2024. “Media fesyen maupun penggunaan kripto, blockchain, dan Non Fungible Token (NFT) menjadi sorotan utama saat ini, sehingga kami ingin lulusan Vokasi UI selangkah lebih maju menjadi agen perubahan yang inovatif, khususnya di industri kreatif,” ujar Padang Wicaksono, S.E., Ph.D., Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, pada kegiatan Promed’s IP WEEK yang diselenggarakan oleh Program studi (Prodi) Produksi Media, Vokasi UI, pada pengujung akhir Mei lalu di Auditorium Vokasi, Kampus UI Depok.

Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) menitikberatkan pada applied science (ilmu terapan) yakni yang berfokus pada praktik, terus berupaya untuk menjawab kebutuhan di dunia industri. Link and match antara Vokasi UI dengan mitra industri menjadi kunci utama dalam kesesuaian lulusan dengan dinamika yang terjadi di bidang industri.

Salah satu agenda untuk lebih mendekatkan diri dengan fenomena yang terjadi dalam dunia industri, maka diselenggarakan ajang IP Week ini. Narasumber yang merupakan CEO INDODAX Oscar Darmawan, BITS, S.H., M.Sc., mengatakan, industri 4.0 berfokus pada blockchain, big data, IoT, robotic, dan artificial intelligence. Blockchain merupakan basis data yang didistribusikan di beberapa node dalam jaringan peer-to-peer, di mana setiap node mereplikasi dan menyimpan salinan yang identik, serta memperbarui basis data secara mandiri. “Blockchain memiliki karakteristik dan kelebihan, yaitu tidak dapat diubah, hanya bisa ditambahkan, lebih aman dan efisien, lebih transparan, hemat biaya, dan improved traceability,” kata Oscar.

Ia juga menjelaskan bahwa teknologi blockchain dapat digunakan sebagai perlindungan hak kekayaan intelektual atau intellectual property (IP). Cara kerja blockchain adalah menggabungkan teknologi tersebut dengan pendaftaran dan perlindungan IP, sehingga IP tersebut terkandung ke dalam blok. Setiap blok akan berkait dengan rantai blok dalam bentuk stempel waktu dengan hash pointer ke hash value dari blok sebelumnya. Sehingga, informasi IP tidak dapat dimanipulasi atau diubah.

Pada kesempatan yang sama, Chief Office USS Networks Cita Prestisia membahas mengenai IP di industri media fesyen oleh USS Networks, salah satu perusahaan konten multimedia yang berfokus di bidang fesyen, budaya, dan gaya hidup. Sampai saat ini, USS Networks memiliki banyak IP, mulai dari USS Feed, Menjadi Manusia, Cretivox, Markat, Outbrake, EZPZ, CONDFé, hingga IP Character seperti Karafuru, dan lainnya.

Tak ketinggalan, USS Networks juga mengenalkan SONDERLAB, sebuah platform e-commerce yang diluncurkan USS Networks sejak 2020 dan berfokus pada industri fesyen, baik brand lokal maupun internasional. Cita mengungkapkan bahwa SONDERLAB merupakan salah satu produk USS Networks yang sudah didaftarkan menjadi IP milik perusahaan tersebut.

“Pentingnya mendaftarkan sebuah produk yang diluncurkan harus dilakukan perusahaan. Di industri kreatif, khususnya fesyen, berbagai ide yang bermunculan dan menjadi sebuah karya yang menarik perlu diperhatikan pendaftaran IP-nya. Hal tersebut agar ide atau karya yang dimiliki tidak akan dicuri oleh orang lain,” kata Cita dalam kegiatan tersebut.

Sebagai penjaga kekreatifan dan pendorong inovasi, IP memberikan perlindungan bagi para pekerjanya. Selain itu, IP dapat memberikan pengaruh besar bagi industri fesyen di panggung global, sehingga USS Networks mengajak seluruh peserta agar memanfaatkan IP sebaik mungkin agar karya yang dimilikinya memiliki perlindungan hukum.

Selain Oscar dan Cita, praktisi lain yang turut menjadi pembicara dalam acara Promed’s IP WEEK, di antaranya Kepala Biro Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Tirta Karma Senjaya, S.Si., MSE.; Retail Director USS Networks Monica Ester; dan Content Director USS Networks Bernadus Hendi.