Rabu, 03 Juli 2024
Perguruan Tinggi

Plt Dirjen Dikti : Program MBKM Ibarat Perkawinan Kampus Dengan Kampus Kehidupan

Plt Dirjen Dikti : Program MBKM Ibarat Perkawinan Kampus Dengan Kampus Kehidupan

Jember, 1 November 2021
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Dikti Kemendikbudristek, Prof. Nizam berkunjung ke kampus Tegalboto Universitas Jember (1/11). Kunjungan ke Universitas Jember kali ini dalam rangka menyaksikan penyerahan fasilitas di Universitas Jember yang dibangun oleh PT. Hutama Karya-Nindya Karya (PT. HK-NK) kepada Universitas Jember, dan memberikan kuliah umum mengenai Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) kepada segenap dosen Universitas Jember. Menariknya, kala memberikan kuliah umum, Prof. Nizam mengibaratkan pelaksanaan program MBKM ibarat perkawinan antara kampus dengan kampus kehidupan.

“Program MBKM ibarat perkawinan antara kampus sebagai institusi pendidikan yang melahirkan intelektual dengan kampus kehidupan yang bisa bernama industri, program sosial kemanusiaan, riset bersama atau berwirausaha. Dan namanya sebuah perkawinan maka dua pasangan tersebut harus berjalan seiring setujuan,” ungkap Prof. Nizam saat memberikan kuliah umum secara luring terbatas dan daring dari aula lantai 3 gedung rektorat dr. R. Achmad. Kuliah umum dihadiri oleh Rektor Universitas Jember bersama para wakil rektor, dan dimoderatori Wakil Rektor I, Prof. Slamin. Sementara para dekan, kepala program studi dan dosen mengikuti secara daring.

Prof. Nizam lantas menambahkan penjelasannya, menurutnya program MBKM didesain untuk memerdekakan mahasiswa dan dosen. Bagi mahasiswa, memiliki kesempatan melaksanakan riset, berwirausaha, magang, mengajar hingga melakukan aksi sosial selama tiga semester. Harapannya, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman di kampus kehidupan sambil mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah. Mahasiswa pun diberi kebebasan belajar ilmu pengetahuan diluar disiplin ilmu yang ditekuninya. Pihak kampus pun mengundang para profesional untuk mengajar di kampus sehingga perguruan tinggi bisa mendapatkan masukan sehingga mampu mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

“Sebagai contoh, kita butuh pengolah data, analis data hingga pembuat program. Jika kebutuhan ini diupayakan pemenuhannya memakai cara lama dengan membuka program studi tertentu maka paling dalam waktu empat tahun paling hanya menghasilkan lima puluh hingga seratus lulusan. Namun dengan program MBKM, dalam satu semester saja kita sudah menghasilkan ribuan pengolah data, analis data dan pembuat program melalui kerjasama pelatihan bersertifikat bagi mahasiswa dari beragam latar belakang pendidikan yang tertarik dengan dunia TIK bersama lembaga TIK ternama seperti Cisco, Google dan Huawei,” tutur Prof. Nizam.

Sementara bagi dosen, program MBKM membuka banyak peluang, contohnya bekerjasama dengan mahasiswa yang melakukan penelitian atau pengabdian kepada masyarakat. Dengan masa penelitian atau pengabdian masyarakat yang bisa dilakukan hingga tiga semester tentunya akan menambah bobot penelitian atau pengabdian kepada masyarakat. “Seorang dosen tentu tidak mungkin melakukan banyak hal dalam jangka waktu yang bersamaan, maka mahasiswa yang melakukan penelitian atau pengabdian kepada masyarakat bisa menjadi kepanjangan tangan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sang dosen,” imbuh guru besar ilmu teknik sipil ini.

Oleh karena itu, Plt Dirjen Dikti menganjurkan agar perguruan tinggi mulai merancang menambah ragam mata kuliah pilihan agar mahasiswa memiliki opsi dalam memilih program MBKM yang akan diikutinya. “Misalnya saja mahasiswa Fakultas Kedokteran bisa mengambil mata kuliah di Fakultas Ilmu Komputer sebab diperkirakan di masa depan telemedicine dan penggunaan big data dalam mengobservasi berbagai masalah kesehatan akan berkembang dengan pesat, namun tentu saja pondasi keilmuan kedokterannya sebagai dasar harus diperkuat terlebih dahulu,” kata Prof. Nizam.

Saksikan Final Hand Over (FHO)
Pada kesempatan sebelumnya, Plt. Dirjen Dikti turut menyaksikan kegiatan penyerahan atau Final Hand Over (FHO) berupa 14 fasilitas dari pihak kontraktor PT. Hutama Karya-Nindya Karya (PT. HK-NK) kepada Universitas Jember. Keempat belas fasilitas tersebut berupa laboratorium, auditorium dan kompleks Agrotechnopark di daerah Jubung yang dibangun atas bantuan Islamic Development Bank (IsDB) dalam program 4 in 1. Turut menyaksikan kegiatan yang digelar di auditorium ini adalah Wakil Komisaris Utama PT. HK-NK, M. Lukman Edy dan Direktur Sarana Ditjen Dikti, M. Shofwan.

Dalam pidatonya, Plt. Dirjen Dikti memuji kinerja PT. HK-NK yang mampu menyelesaikan pengerjaan seluruh fasilitas sesuai target, bahkan sebelum tenggat waktu yang ditetapkan. Bagi Universitas Jember, Prof. Nizam berpesan agar mampu menjaga, merawat dan memanfaatkan fasilitas yang ada demi peningkatan mutu pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sementara itu Rektor Universitas Jember menyampaikan jika keberadaan fasilitas baru yang dimulai pengerjaannya semenjak tahun 2018 ini akan menjadi modal mewujudkan Universitas Jember sebagai pusat keunggulan bioteknologi pertanian-perkebunan dan kesehatan. “Salah satunya dengan telah berdirinya Pusat Unggulan Institusi Bioteknologi Tanaman Industri yang fokus pada pengembangan tanaman industri seperti padi, tebu dan singkong,” imbuh Iwan Taruna. (iim)