Melepas dengan Pelukan
Oleh: Moa’t Yohan Hajatan kemarin memang penuh dengan dramatis,serentak di penghujung waktu bermunculan raut wajah dengan mata berkaca-kaca, sesaat setelah master of ceremoy memindahkan mic ke tangan beberapa rekan guru sambil dibaluti lagu “kemesraan ini”. Saya sendiri yang pada saat ini berupaya menyembunyikan rasa kehilangan,namun perasaan selalu memaksa bahwa kejujuran harus diletakkan di posisi terdepan.Makanya saya membuktikn rasa kehilangan itu dengan air mata.Tentu, itu semua adalah cara saya menyampaikan rasa itu. Enem tahun lamanya hidup di teras akademik SMA Negeri 3 Borong bersama Beliau.Tentu, segudang episode telah kami lewati bersama,dari yang pahit,manis,panas dan dingin kami telan bersama. Hampir seluruh memori batin jatuh di pangkuan sosok yang amat militansi itu. Bohong jika seseorang dalam rentang waktu yang cukup lama itu tidak diekspresikan lewat air mata, apalagi kerinduan,ada kemungkinan kerinduan itu sedang dalam perjalanan manakala ada aktivitas-aktivitas serupa muncul dihadapan kita nantinya. Berani mengenal lebih dalam,berani januh cinta lebih dalam,adalah ciri khas manusia. Untuk itu, rindu adalah sebuah hal yang wajib untuk orang-orang baik dan air mata adalah bukti kualitas persahabatan sejati, bahkan sampai denyut nadi pun bisa saling mendengarkan. Ditengah meriahnya hajatan kemarin, saya terpaksa memanggil salah seorang teman guru, Ibu Maya, untuk menyampaikan pesan kepada pa Vinsen selaku pengendali acara […]