Sabtu, 11 Mei 2024
Sekolah Menengah Atas

Penerapan P5 SMAN 3 Borong Dapat Apresiasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT

Dalam kurikulum merdeka, terdapat beberapa istilah yang akan dijumpai. Satu diantaranya adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang disingkat P5.

Karena merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum merdeka, P5 yang dalam praktiknya berorientasi pada pembentukan karakter pelajar yang pancasilais itu haruslah berpegang teguh pada 4 prinsip dasar P5 itu sendiri (Holistik, Kontekstual, Berpusat pada Peserta Didik, dan Eksploratif).

Berbicara tentang penerapan P5 di sekolah, SMAN 3 Borong telah lama mendesain sebuah kegiatan pembelajaran kontekstual yang berbasis lingkungan dan realitas kehidupan sebagai bahan utama pembelajarannya.

Dalam menjalankan rancangan kegiatan pembelajaran kontekstual tersebut, SMAN 3 Borong memanfaatkan lahan tandus di sekolah dan berhasil mengolahnya menjadi lahan pertanian yang berdaya guna.

Lahan tandus yang telah diolah itu pun telah lama ditanami berbagai macam tanaman holtikultura dan jagung.

Adapun pengolahan lahan tandus tersebut merupakan bagian dari merealisasikan tema “Rekayasa dan Teknologi” yang merupakan salah satu tema utama yang dipilih dalam menerapkan P5 di SMAN 3 Borong.

Selain memilih rekayasa dan teknologi sebagai salah satu dari 3 tema utama sebagai bagian dari penerapan kurikulum merdeka, adapun 2 tema lainnya yang juga dipilih dan diterapkan adalah kearifan lokal dan bangun jiwa dan raga.

Perihal 3 tema utama yang dipilih dalam menunjang penerapan P5 dalam kurikulum merdeka tersebut, kepala sekolah SMAN 3 Borong dalam keterangannya mengatakan bahwa ketiga tema yang dipilih tersebut berjalan sangat efektif. Adapun target yang tidak kalah penting dalam menunjang keberlangsungan penerapan kurikulum merdeka adalah pembuatan modul belajar yang sedang dalam proses dan diperkirakan rampung akhir semester ini.

“Sejauh ini penerapan 3 tema utama tersebut berjalan efektif. Dari giat horti hingga sekarang tanaman jagung sudah dipanen hari ini. Sementara yang sedang dalam proses adalah pembuatan modul belajar. Targetnya semester ini selesai”, pungkas Soni, melansir Lintasflores.com, Kamis, (12/01/2023).

Sementara itu, Hans bengu, ST, M.Pd, selaku bidang Pengembangan Kurikulum Ahli Muda dinas PPO Provinsi NTT, memberikan apresiasi atas capaian SMAN 3 Borong.

“SMAN 3 Borong sangat luar biasa. Penerapan kurikulum merdeka belajar sudah berjalan efektif. Aktivitas pembelajaran dan aktivitas siswa di kegiatan esktrakurikuler juga luar biasa. Hal ini tentunya akan membangkitkan semangat lulusan SMAN 3 Borong yang betul-betul pelajar Pancasila”, ungkap Hans.

Lanjut Hans, selain kegiatan akademis, hal menarik lainnya di SMAN 3 Borong adalah kegiatan yang serupa dengan sekolah kejuruan. Semisal di bidang pertanian. Menurutnya, hal tersebut sangat baik untuk dilakukan karena bisa menjadi literasi yang berdaya guna bagi kehidupan mereka (peserta didik) di kemudian hari.

“Kegiatan pengolahan lahan untuk bidang pertanian ini menjadi bekal untuk siswa-siswi nantinya. Kegiatan-kegiatan seperti ini sebetulnya memacu siswa bahwa setelah lulus sekolah tak harus kuliah. Akan tetapi dengan keterampilan yang dimiliki mereka bisa menjadi petani yang hebat dan modern” tukas Hans.

Selain mengapresiasi sejumlah capaian yang telah diraih oleh lembaga SMAN 3 Borong, Bidang Pengembangan Kurikulum Ahli Muda dinas PPO Provinsi NTT juga mengapresiasi kinerja para guru karena telah melakukan terobosan yang luar biasa.

“Para guru sudah mampu mendiagnosis bakat dan minat anak-anak sesuai dengan talentanya masing-masing. Sebab itulah hal yang utama dilakukan dalam pemberlakuan kurikulum merdeka belajar. Kemudian dalam hal pendampingan juga tentunya para guru bekerja ekstra dan mereka berhasil”, Lanjut Hans.

Menutup pembicaraannya, Hans berharap sekiranya SMAN 3 Borong sebagai salah satu sekolah penggerak mampu menjadi panutan bagi sekolah penggerak maupun non penggerak lainnya dalam melakukan perubahan menuju mutu pendidikan yang lebih baik sesuai profil pelajar Pancasila. Perihal mendapatkan dukungan dari Pemprov NTT, Hans mengaku akan siap mendukung sepanjang pihak sekolah terus melakukan inovasi-inovasi baru.