Senin, 20 Mei 2024
Bimbingan Belajar

Faktor Alam dan Faktor Manusia dalam Bencana Banjir di Kalimantan Selatan

Faktor Alam dan Faktor Manusia dalam Bencana Banjir di Kalimantan Selatan

Sebagai pulau yang terletak di antara Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi, Kalimantan memiliki kekayaan akan flora dan fauna yang sangat beragam. Selain itu, Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar ketiga di dunia, yang di dalamnya terdapat banyak destinasi wisata yang dapak kita kunjungi untuk berlibur. Sayangnya, di awal tahun 2021 Indonesia seakan terguncang dengan berita bahwa hutan kebanggaan mereka tertelan oleh banjir.

Banjir itu terjadi di Kalimantan, tepatnya di Kalimantan Selatan. Banjir salah satunya dapat disebabkan karena kurangnya daerah resapan air, sedangkan kalimantan merupakan pulau yang memiliki berhektar-hektar lahan hutan. Namun kenapa banjir bisa terjadi di Kalimantan?

Dugaan awal, banjir di Kalimantan disebabkan karena penebangan hutan yang terjadi terus – menerus  dan juga terjadi karena curah hujan yang terbilang cukup tinggi. Setelah dianalisis ternyata cukup banyak penyebab banjir di Kalimantan. Berikut adalah beberapa penyebab banjir di Kalimantan Selatan menurut analisis kami.

Faktor Alam dan Faktor Manusia

  • PENEBANGAN HUTAN LIAR

Penebangan hutan liar kerap terjadi karena kebutuhan kayu di pasar lokal maupun internasional meningkat. Hal ini diperparah dengan kurangnya penegakan hukum yang ada di Indonesia sehingga penambangan liar masih sering terjadi.

  • CURAH HUJAN YANG TINGGI

Curah hujan yang tinggi juga menjadi salah satu penyebab banjir di Kalimantan selatan.

  • SAMPAH YANG TAK TEROLAH

Sampah di Kalimantan mencapai 766 ton per tahun, penyumbang sampah terbesar adalah sampah rumah tangga berkisaran 65,3%. Dan 30% sampah tersebut tidak terolah, menyebabkan menurunnya kualitas baik tanah, air, dan udara.

  • PERTAMBANGAN ILEGAL

Pertambangan liar juga telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang menyisakan lubang besar, sehingga saat musim hujan akan menjadi tempat genangan air. Menurut BAPEDALDA banyak bekas pertambangan di Kalimantan Selatan yang belum dideklamasi sehingga berpotensi menyababkan masalah di masa mendatang.

  • GELOMBANG LAUT

Gelombang laut yang tinggi berpengaruh terhadap arus balik ke daratan.

  • KEPADATAN JUMLAH PENDUDUK

Pada tahun 2020 jumlah penduduk di kalimantan selatan berjumlah 4.304.000 sedangkan di tahun 2019 berjumlah 244.096. Artinya adanya penambahan sekitar 100 ribu jiwa dalam satu tahun, yang berarti kepadatan penduduk semakin meningkat.

  • RUMAH LIAR DI PINGGIR SUNGAI

Rumah dipinggir sungai menyebabkan lebar sungai berkurang, sehingga aliran sungai meluap ke daratan

  • BERKURANGNYA LAHAN HUTAN

Berkurangnya lahan hutan primer mencapai 13.000 hektar , lahan hutan sekunder mencapai 116.00 hektar

Kesimpulannya adalah penyebab banjir di kalimantan Selatan tidak hanya disebabkan oleh faktor alam , tetapi juga faktor manusia. Mengapa bisa faktor alam dan manusia?

Faktor alam adalah faktor yang terjadi secara alami oleh alam. Contoh faktor alam adalah curah hujan. Sedangkan faktor manusia bisa menyebabkan banjir karena ulah manusia, yaitu membuang sampah sembarangan, penebangan liar, pertambangan, dan lain-lain.

Beberapa Solusi

Sekarang mari kita membahas  tentang solusi banjir di Kalimantan Selatan. Banyak cara agar mencegah banjir di Kalimantan Selatan, hanya tinggal ingin melakukanya atau tidak.

Cara yang pertama untuk mencegah banjir di Kalimantran Selatan adalah menanam tanaman kembali atau reboisasi. Reboisasi dapat dilakukan dengan menanam tanaman sebagai tempat menyimpan air sehinggga air tidak menggenang di daratan tetapi menyerap kedalam akar tanaman. Untuk melakukan reboisasi diperlukan teknik – teknik tertentu, dan juga jangan menggunakan tanman yang sembarangan.

Cara yang kedua adalah mengurangi pembuangan sampah, terutama sampah plastic. Banyak orang seringkali meremehkan nilai guna plastik. Padahal limbah sampah plastik dapat didaur ulang menjadi kerajinan tangan yang bermanfaat dan dapat dijual dengan harga standar hingga harga tinggi.

 

Cara yang ketiga  adalah mengaruangi atau tidak melakukan penebangan hutan secara ilegal. Jika penebangan hutan dilakukan secara terus menerus maka peresapan di dalam tanah akan berkurang.

Cara keempat menggalakan program transmigrasi. Transmigrasi adalah program pemerintah untuk pemindahan penduduk.

 

Menurut kami cara-cara di atas dapat dilakukan oleh masyarakat Indonesia secara umum untuk mencegah banjir. Pemerintah dapat membuat program mencegah banjir seperti solusi di atas.

Ditulis oleh: Shareefah Wardah Az-Zahwah, Kaori Khabib, Naila Syadda Lubaba, Batsyeba Banyu Bening

Disunting oleh: Hilman Firdaus

Gambar fitur oleh: Lakhaula Sahrotul Aulia