Sabtu, 27 April 2024
Bimbingan Belajar

Hujan dan Tanah Becek Tak Menyurutkan Festival Bumi Cendekia Innovation Week

Hujan dan Tanah Becek Tak Menyurutkan Festival Bumi Cendekia Innovation Week
Foto tim hadroh putra SMP Bumi Cendekia di tengah hujan gerimis pada pembukaan BCIW 2024 (dokumentasi BC)

 

Yogyakarta, Sekolah dan Pesantren Bumi Cendekia – kembali menyelenggarakan Festival Bumi Cendekia Innovation Week (BCIW) sebagai kegiatan tahunan pesantren yang bertujuan untuk meningkatkan inovasi dan kreativitas santri.

Festival BCIW ini diselenggarakan di kampus II Bumi Cendekia, Gombang, Tirtoadi, Mlati, Sleman Yogyakarta. Festival ini meliputi berbagai macam kegiatan termasuk Market-Day, cek kesehatan-donor darah, art exhibition-lelang karya, berbagai perlombaan, hingga pertunjukan hadroh-tari. 

Festival yang digelar pada Sabtu 9 Maret 2024 ini berhasil membawa semangat baru untuk menampilkan kebolehan santri SMP dan SMA Bumi Cendekia. Acara yang telah menjadi sorotan setiap tahun ini kembali menghadirkan panggung bagi para siswa untuk menunjukkan bakat dan karya inovatif mereka di berbagai bidang.

Dalam suasana yang ceria dan ramai, para siswa telah menyiapkan beragam proyek inovatif dan karya seni yang menginspirasi untuk dipamerkan dalam BCIW. Dari miniatur kereta hingga lukisan-lukisan yang memukau. Setiap karya mencerminkan dedikasi, kerja keras, dan kreativitas siswa.

Tidak hanya sekadar memamerkan karya mereka, BCIW juga menjadi ajang untuk belajar, berkolaborasi, dan bertukar ide di antara peserta. Para siswa dipersilakan untuk menjelajahi minat mereka dan mengeksplorasi potensi kreatif mereka tanpa batasan.

Masruhan, selaku ketua panitia menyatakan bahwa BCIW adalah salah satu bentuk acara tahunan yg ada di Bumi Cendekia, yang mana tujuan dari acara ini adalah untuk mengenalkan Bumi Cendekia kepada khalayak umum, ajang menampilkan keunggulan yg dimiliki lembaga, dan kreativitas yg dimiliki oleh santri-santri. Selain itu, juga sebagai ajang silaturahmi dengan beberapa sekolah yg ada di wilayah Sleman dan sekitar dengan mengundang mereka untuk ikut berpartisipasi dalam lomba-lomba atau event yg dilaksanakan dalam BCIW. 

“Dengan adanya BCIW sebagai bentuk dorongan untuk para santri dan guru untuk bisa menampilkan kreativitas dan inovasi yg lebih baik lagi,” ungkapnya dengan senyum khasnya.

Namun, dibalik kesuksesan sebuah acara, tentu tidak lepas dari adanya kendala Masruhan menyatakan bahwa hujan menjadi kendala utama dalam mempersiapkan event tahunan ini. Meski demikian, berkat doa dan dukungan dari semua pihak terkait acara dapat berjalan dengan baik.

Meski dihadapkan dengan kendala tempat yang becek akibat hujan deras di hari sebelumnya. BCIW mendapat komentar positif dari beberapa peserta. Salah satunya adalah Maureen, peserta dari GKI (Gereja Kristen Indonesia). Ia berkomentar “Menurutku keren banget ya, soalnya di sini lengkap gitu, ada yang jualan, ada penampilan panggungnya, terus ada pemerannya, yang justru tema pamerannya aja aku expect banget gitu. Over all seru.” 

Pandangan positif juga datang dari Dr. M. Iqbal Ahnaf Ph.D. Ia mengungkapkan bahwa BCIW berperan sebagai ruang ekspresi dan inovasi bagi para santri. Menurutnya, Pesantren  bukan hanya tempat untuk belajar agama, tetapi juga untuk menemukan jati diri dan mengembangkan potensi yang salah satunya diwujudkan dengan adanya BCIW. Diharapkan bahwa BCIW akan terus dilanjutkan, dijaga, dan dikembangkan untuk memberikan manfaat lebih besar bagi para santri dan masyarakat luas. (Emir, Salsabila, Khansa Gitta)