Minggu, 28 April 2024
Sekolah Menengah Pertama

Lebih Memahami Koordinat Kartesius Melalui Interaksi Lingkungan

Lebih Memahami Koordinat Kartesius Melalui Interaksi Lingkungan

Oleh Toni, S,Pd. – Guru Matematika SMP Negeri 2 Pemalang

Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran matematika, hal ini terjadi  karena matematika merupakan pelajaran abstrak dan karena pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan belum diterima dengan baik. Oleh karena itu pentingnya strategi yang dilakukan guru sebagai fasilitator agar pembelajaran yang dilakukan dapat diterima dengan baik oleh siswa melalui proses belajar. Proses belajar merupakan suatu aktifitas psikis/mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan yang relatif konstan dan berbekas. Perubahan-perubahan perilaku ini merupakan hasil belajar yang mencakup ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik ( Suprayekti: 2004 ).

Pembelajaran yang dilakukan antara guru dengan siswa dapat dilakukan di dalam kelas ( in door) dan di luar kelas ( out door ). Dalam mempelajari materi koordinat kartesius pada jenjang SMP kelas VIII semester 1 KD 3.2 dan 4.2 di SMP Negeri 2 Pemalang dilakukan di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekolah yang ada yaitu pembuatan denah sekolah dengan menunjuk tempat sebagai pusat koordinatnya dengan tujuan agar hasil belajar siswa lebih berbekas di ingatan untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan kedudukan titik dalam bidang koordinat yang dihubungkan dengan masalah kontekstual.

Pembelajaran yang dilakukan untuk membahas materi koordinat kartesius adalah siswa di bentuk menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang atau 6 orang tiap kelompok, kemudian masing-masing kelompok membuat denah 8 tempat yang ada di lingkungan SMP Negeri 2 pemalang selain objek titik asal, dengan menentukan objek titik asal (0,0) yaitu  tiang bendera yang ada di lapangan upacara.

Setelah siswa menggambar denah tempat-tempat yang ada di lingkungan sekolah, langkah selanjutnya adalah menggambar denah tersebut dalam  koordinat kartesius dengan pusat sumbu koordinat atau titik asal (0,0) adalah tiang bendera yang ada di lapangan upacara. Masing-masing kelompok menentukan koordinat titik-titik yang menunjukan tempat-tempat yang ada di lingkungan sekolah, siswa terlihat antusias dalam proses menggambar denah.

Langkah berikutnya setelah masing-masing kelompok telah menyelesaikan menggambar tempat-tempat yang ada di lingkungan sekolah dalam bidang kartesius adalah membuat laporan posisi masing-masing tempat tersebut. Pertama laporan  posisi masing-masing tempat tersebut pada bidang koordinat terhadap sumbu X dan terhadap sumbu Y, kedua posisi masing-masing tempat tesebut terhadap titik asal (0,0), dan yang ketiga posisi masing-masing tempat tesebut terhadap titik yang lain. Kemudian masing-masing kelompok memaparkan hasil kerja kelompoknya dan siswa dari kelompok yang lain untuk menanggapinya dan guru sebagai fasilitator dalam berjalannya diskusi.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru sebagai fasilatator dan siswa sangat senang serta antusias dalam mengikuti pembelajaran dan berinteraksi dengan temannya satu kelompok karena pembelajaran yang dilaksanakan di luar kelas, hal ini terlihat dari hasil diskusi mereka dalam kelompok dan hasil kerja kelompok mereka.

Dengan pembelajaran koordinat kartesius melalui interaksi lingkungan sekolah siswa SMP Negeri 2 Pemalang lebih mudah untuk memahaminya, karena lebih menyenangkan, lebih aktif dan semangat dalam mengikuti pembelajaran matematika sehingga hasil belajar yang diraihpun meningkat karena ingatan mereka lebih membekas setelah mempraktekan sendiri yang terdapat di lingkungan sekolah ( kontekstual).