Kamis, 02 Mei 2024
Perguruan Tinggi

Manajemen Pendidikan UNJ dan Ditjen GTK Kemendikbudristek Selenggarakan Seminar Nasional Pendidikan

Manajemen Pendidikan UNJ dan Ditjen GTK Kemendikbudristek Selenggarakan Seminar Nasional Pendidikan

Humas UNJ, Jakarta-Mahasiswa Program Studi S3 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang diketuai oleh Erlinda (Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden) bekerja sama dengan Pascasarjana UNJ dan Ditjen GTK Kemendikbud ristek RI, menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Kepemimpinan dan Kebijakan Pendidikan Indonesia: Catatan Akhir Tahun 2022”.

Seminar yang diselenggarakan pada Kamis, 15 Desember 2022 bertempat di Aula Latief Lantai 2 Kampus A UNJ. Disiarkan juga melalui Zoom Live Streaming dan Kanal YouTube Ditjen GTK Kemendikbudristek dan Edura TV UNJ.

Seminar kali ini mengundang Keynote Speaker Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. selaku Menko PMK RI, yang diwakilkan oleh Prof. Dr. Warsito, S.Si., DeA., Ph.D selaku Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Modernisasi Beragama. Narasumber yang hadir yaitu Pakar Kebijakan Publik dan Ilmu Politik UGM, Ketua PGRI & Guru Besar UNJ, Plt. Ditjen GTK Kemendikbud ristek RI, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah.

Hadir juga dalam acara ini Rektor UNJ, Prof. Komarudin, Direktur Pascasarjana UNJ Prof. Dedi Purwana, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan alumni, Koorprodi S3 Manajemen Pendidikan serta para dosen dan sivitas akademika UNJ.

foto Prof. Dedi ketika welcoming speech

Pada kesempatan yang sama M. Arjul selaku mahasiswa pascasarjana prodi manajemen Pendidikan menyimpulkan Semua Gagasan di atas menjawab pesan substantif yang melandasi Seminar Nasional Kali ini, jika kau membuat rencana untuk setahun, tanamlah PADI, jika kau membuat Rencana untuk sepuluh tahun tanamlah pohon, jika kau membuat rencana untuk seumur hidup Didiklah Manusia. Pesan substantif ini sekaligus merupakan esensi Dari Mata Kuliah Kebijakan & Perencanaan Pendidikan.

“Kolaborasi Dirjen GTK dengan UNJ dan sivitas akademika dalam kegiatan ini diharapkan dapat mengawal transformasi pendidikan dalam meningkatkan mutu guru dan tenaga kependidikan serta menghadapi tantangan & peluang pada era 5.0,” ungkap M. Arjul

foto suasana di dalam seminar

Pada Welcoming Speech, Prof. Dedi Purwana menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa S3 Prodi Manajemen Pendidikan UNJ, dalam menyelenggarakan Event akademik seperti ini. Karena di Pascasarjana sendiri ada kebijakan bahwa setiap mata kuliah wajib memberlakukan metode pembelajaran dalam bentuk Project Based Learning, luaran nya yaitu dalam bentuk menyelenggarakan Event atau pilihannya lainnya seperti menulis buku dan lainnya.

“Tema yang diusung cukup menarik tentang kepemimpinan dan kebijakan di Indonesia, kalau di luar negeri bicara kepemimpinan pendidikan yaitu khusus satu program studi sendiri, karena tidak bisa dibahas di satu mata kuliah saja. Dari hal tersebut yang menjadikan pascasarjana dan dengan seizin Pak Rektor, membuka program studi baru S2 Manajemen Pendidikan Tinggi. Dan tercatat menjadi perguruan tinggi ke-4 yang membuat Prodi Magister Pendidikan Tinggi,” Ucap Prof. Dedi Purwana.

foto ketika diskusi

Selanjutnya, dalam Opening Speech Prof. Komarudin mengatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan ini bersifat nasional dan mempunyai ambisi untuk menghadirkan 10 ribu peserta. UNJ menyambut baik tentang tema dan kegiatan ini, karena kita saat ini dihantui oleh kekhawatiran akan ketertinggalan SDM bangsa kita dengan bangsa lain. Di era teknologi informasi yang berkembang pesat, kunci untuk yang mengadaptasi perubahan yang cepat yaitu dengan pendidikan.

“Ketika mengambilkan tema Kepemimpinan dan Kebijakan Pendidikan Indonesia, ini satu usulan pikiran yang bagus, hanya saja memang perlu kecermatan, perlu gagasan besar, dan gagasan kritis untuk bagaimana ke depan kebijakan-kebijakan pendidikan ini bisa menjembatani perubahan yang cepat tersebut. Oleh karena itu, kebijakan Mas Menteri yang mendorong kita, mentrigger kita melalui Kurikulum Merdeka dan kebijakan lainnya harus disambut secara positif, karena semua itu adalah untuk mempercepat berbagai hal yang terkait pendidikan.” Tutup Prof. Komarudin dalam sambutannya. (SN)