Rabu, 08 Mei 2024
Perguruan Tinggi

Prodi PBSI UNJA Gelar Workshop Kurikulum MBKM Jurnalistik Bersama AJI Indonesia

Prodi PBSI UNJA Gelar Workshop Kurikulum MBKM Jurnalistik Bersama AJI Indonesia

MENDALO,- Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi (UNJA) mengadakan Workshop Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka FKIP UNJA bersama Aliansi Jurnalis Independent (AJI) Indonesia dan AJI Jambi di ruang Aula Labor FKIP lantai 3 UNJA Mendalo, Rabu (15/3/23).

Kegiatan dihadiri Wakil Dekan bidang Akademik FKIP UNJA, Delita Sartika, S.S.,MA., Ph.D., Ketua Program Studi PBSI, Drs. Imam Suwardi, M.Pd., Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independent (AJI) Indonesia, Ika Ningtyas, Ketua AJI Jambi Ahmad Riki, serta mahasiswa peserta workshop.

Wakil Dekan I FKIP Universitas Jambi Delita Sartika mengatakan bahwa workshop kurikulum MBKM Keterampilan Jurnalistik ini sangat diperlukan di dunia kampus, ia juga merasakan saat ini model media sudah beralih, jika dulu media massa didominasi cetak, kini sudah beralih ke era digital dan multi-platform sehingga, keterampilan atau kurikulum jurnalistik di dunia kampus harus mampu mengikutinya.

“Jurnalistik ini sangat dekat dengan keseharian kita, apalagi saat ini akses informasi semakin tinggi, saya yakin media masih mempunyai kekuatan, selain itu kehidupan kampus sangat dekat sekali dengan jurnalistik, tidak hanya Prodi Bahasa Indonesia saja, platform kampus merdeka di seluruh bidang punya kebutuhan untuk bahasa populer dan menarasikan bahasa, jadi beruntung ini mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia bisa ikut program MBKM yang bekerjasama dengan AJI,” ujar Delita Sartika.

Ketua Prodi PBSI UNJA, Drs. Imam Suwardi, W. M.Pd., mengungkapkan selain mengadakan workshop, djuga dilaksanakan penandatangnan kerjasama mengembangkan kurikulum MBKM di bidang jurnalisme era digital.

“Kami sangat senang bisa bekerjasama dengan AJI, jadi nanti mahasiswa akan belajar sebanyak 20 SKS dengan AJI, dan sekarang ini jurnalisme eranya sudah berbeda yang sudah banyak tahapannya, jadi kami berharap melalui kerjasama dengan AJI ini bisa memberikan input dan output tentang tren jurnalisme sekarang ini yang sudah masuk ke era digital,” ungkap Imam Suwardi.

Sekretaris Jenderal AJI Indonesia, Ika Ningtyas menyebutkan saat ini perkembangan jurnalisme sudah semakin cepat di era digital yang banyak butuh spesialisasi, mulai dari teknologi, bisnis, cara kerja media dan audiens, meski jurnalisme sekarang telah berubah namun jurnalisme tidak boleh meninggalkan etika.

Kampus yang memiliki program studi jurnalistik belum mengikuti tren perkembangan jurnalisme era digital tersebut, sehinngga jika kamis mengupgrade tren dan tidak berinovasi akan ditingalkan mahasiswa dan lulusan akan sulit bersaing.

“AJI yang selama ini bekerja dengan isu-isu pengembangan jurnalisme terbaru fokusnya seperti jurnalisme data dan pengembangan literasi digital, dual hal ini sudah ada modulnya, dan ini bisa digunakan oleh kawan-kawan akademisi,” tutupnya.

Silvia Yuliansari Asril/HUMAS