Jumat, 03 Mei 2024
Perguruan Tinggi

Usung Konsep “Semakin Apik”, Agus Setiawan Terpilih Menjadi Dekan FIK UI 2022-2026

Usung Konsep “Semakin Apik”, Agus Setiawan Terpilih Menjadi Dekan FIK UI 2022-2026

Agus Setiawan terpilih sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) periode 2022 – 2026, setelah melalui proses asesmen pemilihan dekan pada Selasa (16/11). Agus unggul dari empat kandidat lainnya, yakni Sri Yona Ph.D., Dr. Sigit Mulyono, Agung Waluyo Ph.D., dan Dr. Mira.

Dengan tagline “FIK UI Semakin Apik, Menjadi Pusat Pendidikan Keperawatan Unggul di Asia Tenggara”, Agus mengatakan bahwa tagline tersebut bertujuan merespon transformasi UI menjadi universitas yang modern, menuju Entrepreneurial University.

Ia menjelaskan bahwa kata Semakin merupakan kepanjangan dari Semangat Berkelanjutan, melanjutkan capaian-capaian yang sudah baik. Kemudian, kata apik secara harfiah adalah semakin bagus/baik. “Namun ’Apik’ merupakan singkatan dari adaptif, progresif, inklusif, terbuka, dan kewirausahaan (entrepreneur),” ujarnya.

Menurutnya, sebagai bagian dari UI, tentunya FIK harus mengikuti arah perkembangan UI dimana yang menjadi fokus perkembangannya menurut Rencana Strategis tahun 2020-2024 adalah menjadi unggul di Asia Tenggara, setidaknya masuk peringkat lima besar.

Agus memaparkan capaian FIK UI di berbagai bidang selama empat tahun terakhir. Di bidang pendidikan, FIK UI bisa mempertahankan akreditasi terbaik di tingkat nasional untuk seluruh (ada sembilan) program studi FIK dari jenjang sarjana hingga program doktoral; di tahun 2018 terakreditasi AUN; tersertifikasi ISO; dan sampai saat ini ada 10 mata ajar dalam bentuk Massive Open Online Course (MOOC); mengembangkan program studi spesialis onkologi & gerontik; dan inbound & outbond student yang terus berjalan.

Di bidang riset dan publikasi, jurnal FIK UI telah terindeks Scopus; dalam tiga tahun terakhir SDM FIK UI menambah tiga Guru Besar dengan rincian delapan Guru Besar tetap dimana ada peningkatan selama ia menjabat menjadi Dekan FIK UI yaitu rasio dosen bergelar doktor adalah 51%.

 

Pada bidang non-akademik ini, FIK UI terus mengejar kinerja fakultas dengan target rata-rata 100%; kepuasan stakeholders mencapai 85%; dan lainnya. Menurut Agus, FIK UI perlu mawas diri karena kompetitornya bergerak begitu cepat, sehingga ia mengusulkan visi menjadikan FIK UI sebagai pusat pengembangan IPTEK keperawatan yang unggul dan berdaya saing di Asia Tenggara.

Indikator unggul diantaranya adalah akreditasi internasional AHPGS, ranking by subject bisa masuk 300 besar dunia, WHO collaborating centre yang pertama di Indonesia, mengembangakan MOOCs dan mahasiswa internasional, peningkatan SDM S3 dan Guru Besar, mengembangkan kerja sama internasional sigma theta tau international: Indonesian Chapter, dan mengembangkan Nursing Training Center sebagai Nursing Enterprise. Dari tujuh indikator unggul FIK UI yang diajukan Agus, ia mencoba mengedepankan quick win programs dengan lima pilar, yaitu mengembangkan excellent teaching and learning; impactful research and enhanced international engagement; effective, harmonious and accountable faculty governance; qualified faculty and staffs; dan mengembangkan nursing enterprise melalui promosi Unit Kerja Khusus Nursing Training Center.

 

Agus Setiawan adalah Dekan FIK UI periode 2018-2021. Ia menyelesaikan studi sarjananya di FIK UI pada tahun 1999, kemudian tahun 2006 ia meraih gelar master dari University of Technology Sydney, Australia. Dari universitas yang sama, ia meraih gelar doktor pada tahun 2014.

Dia adalah perawat kesehatan komunitas dengan spesialisasi intervensi berbasis komunitas, kesehatan anak, akses ke perawatan kesehatan, sumber daya manusia untuk kesehatan, dan kesenjangan kesehatan.

Keahliannya meliputi pendampingan modul dan tenaga kesehatan, pengembangan kurikulum, pengembangan proposal penelitian, penelitian operasional, dan penelitian kualitatif.

Selama ini, Agus telah menerbitkan sejumlah makalah baik di jurnal nasional maupun internasional. Salah satu publikasi terbarunya berjudul “Anxiety and Suicidal Thoughts During the COVID-19 Pandemic: Cross-Country Comparative Study Among Indonesian, Taiwanese, and Thai University Students” terbit pada tahun 2020.