Rabu, 01 Mei 2024
Perguruan Tinggi

Ibadah Puasa Tanpa Pola Makan Sehat Berisiko Tingkatkan Berat Badan

Ibadah Puasa Tanpa Pola Makan Sehat Berisiko Tingkatkan Berat Badan

Sebuah penelitian terbaru menyoroti bahwa ibadah puasa yang dilakukan tanpa diimbangi dengan pola makan yang sehat dapat meningkatkan berat badan seseorang. Selama 30 hari ibadah puasa, pola makan terjadwal ketika berbuka dan sahur telah mengubah ritme sirkadian tubuh, menyebabkan adaptasi yang berdampak pada kesehatan.

Nor Eka Noviani, S.Gz., M.PH dosen prodi Gizi UNISA Yogyakarta, menjelaskan bahwa sistem tubuh beradaptasi dengan pola makan terjadwal selama bulan Ramadan. “Aktivitas yang banyak dilakukan di malam hari mengubah jam tidur dan ritme biologis tubuh,” ujarnya. Hal ini dapat mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan perubahan dalam metabolisme tubuh.

Namun, bukan hanya faktor fisik yang berperan. Psikologi dan emosi manusia juga memainkan peran penting selama bulan suci ini. “Perasaan ingin makan semua sajian lezat menjadi faktor yang mempengaruhi pola makan selama bulan puasa,” kata Novi. “Berkunjung ke sanak saudara juga membuka peluang untuk makan berlebihan.”

Makan berlebihan selama bulan puasa dan perayaan Idul Fitri tidak hanya meningkatkan risiko kesehatan, tetapi juga dapat mengganggu fungsi tubuh secara keseluruhan.

Setelah lebaran, berbagai penyakit berisiko muncul akibat perubahan pola makan dan gaya hidup. Novi mengingatkan tentang peningkatan risiko infeksi dan penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes.

Untuk menghindari dampak negatif ini, penting untuk menjaga pola yang seimbang dan sehat. Novi merekomendasikan prinsip “4J”: jam, jenis, jumlah, dan jurus mengolah. “Makan terjadwal, memilih jenis makanan yang tepat, mengontrol jumlah konsumsi, dan cara pengolahan yang sehat sangat penting,” katanya.

Dengan kesadaran akan pola yang sehat dan pengendalian emosi yang baik, diharapkan masyarakat dapat menghadapi bulan puasa dan perayaan Idul Fitri dengan lebih baik, menjaga kesehatan tubuh dan menghindari risiko penyakit.