Sabtu, 29 Juni 2024
Perguruan Tinggi

Mahasiswa Global Architecture IUP SCU Perdalam Warisan Arsitektur Kolonial

Mahasiswa Global Architecture IUP SCU Perdalam Warisan Arsitektur Kolonial

Program Global Architecture, International Undergraduate Program (IUP) Soegijapranata Catholic University (SCU) mengajak mahasiswanya mendalami warisan arsitektur kolonial. Mereka diajak berpartisipasi dalam WorkshopDissecting the Colonial House” yang diselenggarakan di Kawasan Candi Baru, Arsitektur Undip, dan Grobak Art Kos Hysteria pada 3-8 Juni 2024.

Mengangkat tema “Architectural Heritage as a Spatial Archive,” workshop ini menghadirkan Paoletta Holst, seniman dan sejarawan arsitektur asal Brussels, Uni Eropa. Workshop ini merupakan bagian penyelesaian studi doktoralnya di Ghent University Belgium.

Ruang dan Budaya Domestik Kolonial: Perfektif Dekolonialisasi

Para peserta diajak untuk mengembangkan pengetahuan terkait ruang dan budaya domestik kolonial. “Mulai dari warisan arsitektur kolonial yang masih terlihat di Semarang, kami mencoba membedah ruangan demi ruangan dan menggali narasi mikro dari detail bangunan, ruang, bagian, dan materialnya,” ujar Nita Dwi Estika, MArs, dosen Program Global Architecture IUP SCU.

Holst memberikan pandangan bagaimana struktur ruangan dalam suatu bangunan berikut interiornya memberikan asumsi cara penggunaan, perilaku, bentuk kontrol, sampai interaksi penghuninya.

“Relevan dengan mahasiswa untuk mengetahui isu-isu terkait sejarah arsitektur dari level dan perspektif global. Ini membuka wawasan tentang sejarah arsitektur yang selama ini hanya eksklusif berdasarkan dokumen sejarah atau buku yang tersimpan dalam arsip atau perpustakaan,” jelas Nita.

Lebih lanjut, mahasiswa juga diajak untuk melihat melalui perspektif lain yang selama ini dimarjinalkan dalam narasi global, yaitu dekolonialisasi. “Beliau (Holst) butuh perfektifnya kita sebagai orang lokal, sehingga menyebutkanya dekolonialisasi,” jelas Nita.

Ia pun berharap mahasiswanya dapat mendalami kaitannya dengan anatomi bangunan serta relasi sosial antara penghuni, bangunan, dan lingkungan. Workshop ini juga relevan dengan perancangan bangunan berkaitan dengan desain dan konteks sosial yang menjadi fokus Program Global Architecture IUP SCU.

Nantinya, mahasiswa Program Global Architecture IUP SCU akan berpartisipasi dalam sebuah pameran yang diselenggarakan di Grobak Art Kos Hysteria, Semarang. Selain sebagai tindak lanjut, pameran sekaligus menjadi kesempatan mahasiswa mempresentasikan hasil pembelajaran dan proyeknya yang terkait dengan tema workshop.

“Bukan hanya memperkaya pengetahuan mereka tentang arsitektur kolonial, tetapi juga membuka ruang diskusi dan eksplorasi lebih lanjut tentang dekolonialisasi dalam arsitektur,” ungkap Nita.