Jumat, 26 April 2024
Sekolah Menengah Pertama

Kepala Madrasah Menjadi Narasumber Orientasi Santri Baru (OSBA) PP. Miftahul Ulum Bakid Tahun 2022

Kepala Madrasah Menjadi Narasumber Orientasi Santri Baru (OSBA) PP. Miftahul Ulum  Bakid Tahun 2022

Ahad (26/06/22) Kepala MTs. Miftahul Ulum 2 Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang, Sahroni, S.Pd.I., M.Pd kembali menjadi Narasumber Kegiatan Orientasi Santri Baru (OSBA) Pondok Pesantren Miftahul Ulum Tahun : 2022/2023. Bertempat di Aula Pondok Pesantren, kegiatan OSBA diikuti oleh 800 santri santri baru dari berbagai wilayah provinsi bahkan ada santri baru yang berasal dari negeri jiran Malaysia.

Baca juga :

KEPALA MADRASAH JADI TIM SELEKSI CALON PESERTA MTQ NASIONAL XXIX PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2022

Dalam kesempatan tersebut, sebagaimana dalam undangan dari panitia, kepala madrasah memberikan materi tentang Kepesantrenan. Mengawali materinya, anggota pengurus LBM NU Lumajang ini memberikan game-game ringan agar para santri tidak jenuh. Tidak hanya itu pria asal Uranggantung Sukodono ini memberikan hadiah – berupa buku kecil yang berisi Doa-doa keseharian Rasulullah yang ditulisnya sendiri – bagi santri yang bisa menjawab kuis dan pertanyaan yang diberikan. Para santri tampak antusias untuk maju dan menjawab pertanyaan dan kuis. Salah satu santri yang berhasil menjawab adalah santri asal Malaysia.

Setelah memberikan stimulus pertanyaan dan kuis, pria tiga anka ini menjelaskan asal-usul sejarah munculnya pesantren di Indonesia. Menurutnya pesantren sebetulnya sudah diawali oleh Rasulullah saw sebagaimana terkenal dengan Ashabus Shuffah yaitu kaum muhajirin yang hijrah bersama Nabi Saw namun tidak memiliki sanak famili di kota Madinah. Sehingga Nabi Saw membangunkan tempat di samping Masjid Rasulullah. Ashabus Shuffah adalah santri-santri Rasulullah yang menginap di emperan masjid Madinah. Para Ashabus shuffah ini serba kekurangan namun mereka nanti minta-minta kepada siapapun.

” Kalian adalah ashabus shuffah di era modern. Oleh karena itu, kalian harus siap dengan segala keterbatasan sarana seperti kita berada di rumah. Kita harus bersyukur karena kita ditaqdirkan oleh Allah untuk menuntut ilmu di Pesantren. Karena tidak semuanya mendapatkan kesempatan belajar di pesantren jauh dari orang tua”. Terang anggota Pengurus LPTQ Kabupaten Lumajang.

Mengakhiri pemaparannya, Alumni Pascasarjana IAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo ini menjelas sejarah berdirinya dan perkembangan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul hingga sekarang. Di samping itu, Alumni Ma’had Aly Al-Hikam Malang ini juga menjelas para tokoh dan para masyayikh PPMU BAKID yang telah berjasa dalam merintis dan mengembangan pesantren mulai dari KH. Sirojuddin bin Nasruddin, KH. Zainal Abidin (Kyai Harral), KH. Ahmad Sufyan Miftah (Situbondo), KH. Shonhaji Syam, KH. Thoyyib Rofi’i, dan KH. Ba’its Su’aidi (Manggisan Tanggul) dan para masyayikh yang lain.

“Jangan lupa setiap waktu setelah shalat, kita tawassul fatihah dengan beliau-beliau, agar ilmu kita bersambung dengan para masyayikh dan kita mendapatkan aliran barokahnya. Tak lupa tentu kita wajib mendoakan kedua orang tua kita di rumah mudah-mudahan mereka senantiasa diberikan kesehatan, rizki yang lapang dan dipanjang umur nan barokah.” Pesannya kepada para santri baru yang memenuhi ruang aula.

“Dengan begitu, insya Allah ilmu kita manfaat dan barokah. Dan semoga kalian semua menjadi orang-orang sukses di masa depan.” pungkasnya