Sabtu, 27 April 2024
Perguruan Tinggi

Pendidikan Politik Bagi Disabilitas

Pendidikan Politik Bagi Disabilitas

Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) bersama dengan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) dan Foudations Election System (IFES) menyelenggarakan program “Engage Training” bertema “Engaging a New Generation for Accessible Governance and Elections”. Engage Training dilaksanakan sejak bulan November 2021 sampai dengan Agustus 2022. Peserta Engage Training sebanyak 22 mahasiswa yang tergabung dari berbagai universitas di Jabodetabek.

Program ini dilaksanakan dengan harapan dapat menjawab beberapa permasalahan pemuda disabilitas yang pada umumnya memiliki keterbatasan pengetahuan, akses, dan seringkali mengalami berbagai praktik diskriminasi dalam menjalankan dan memperoleh hak politiknya. “Semoga program Engage Training bisa dilaksanakan di seluruh Indonesia untuk memberikan pendidikan politik bagi pemuda disabilitas,” ucap Project Manager Program Engage Training, Fajri Hidayatullah.

Program didasari oleh kurangnya partisipasi penyandang disabilitas sebagai warga negara pada pemilu yang dikhawatirkan dapat menimbulkan resiko pemuda disabilitas apatis dalam pembangunan negara yang demokratis. Oleh karena itu, program Engage Training menyasar pemuda disabilitas sebagai calon pemimpin dan pemilih di Indonesia.

Rangkaian kegiatan pada program ini berupa pembukaan program, pembekalan fasilitator, pelatihan peserta, projek komunitas yang bekerja sama dengan KPU DKI Jakarta dan BAWASLU RI, dilanjutkan magang peserta di KPU DKI Jakarta dan BAWASLU RI, dan terakhir penutupan program.

Alfrida Hermawati sebagai peseta Engage Training dari UMJ mengatakan program ini memberikan dampak positif bagi dirinya. “Saya mendapatkan pengetahuan baru terutama dalam politik dan kepemimpinan,” kata Alfrida. Ia menambahkan selama berjalannya program ini dibutuhkan tim untuk bekerja sama demi tercapaianya sebuah tujuan.

Hambatan yang terjadi dalam program ini, menurut Alfrida, yaitu terbenturnya jadwal pelaksanaan program dengan kegiatan peserta di kampus, seperti ujian. Hal ini menjadi perhatian dari pihak penyelenggara agar mengatur waktu yang disesuaikan sehingga peserta dapat mengikuti program tanpa mengorbankan kegiatan yang ada dikampus. (JD/KSU)